Assalamu'alaikum, Selamat Datang di Blog Resmi DPC PKS Beringin Deli Serdang - Provinsi Sumatera Utara. www.pks-beringin.blogspot.com. Jika ada pertanyaan dan saran harap di kirimkan ke Email DPC PKS Beringin di.. pks.beringin.deliserdang@gmail.com

Sabtu, 31 Desember 2011

Sabtu, 31 Desember 2011

Habib Rizieq: Laporan Wahid Institute itu Riset Sampah


JAKARTA (voa-islam.com) - The Wahid Institute (WI) kembali mengeluarkan report yang menohok gerakan Islam. Bukan hal yang aneh memang melihat The Wahid Institute adalah organisasi yang didirikan mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang kerap berkomentar nyeleneh. Tengok saja saat mendiang Gus Dur mengatakan bahwa Al Qur’an yang menjadi kitab suci agamanya sendiri dibilang kitab paling porno.
Masih banyak kontroversi sikap Gus Dur yang selalu bersebrangan dengan ormas-ormas Islam yang tegas terhadap kemunkaran dan berjuang menegakkan Syari’at Islam. Kita masih ingat saat ormas-ormas Islam di bawah payung FUI ramai meminta Ahmadiyah dibubarkan justru sebaliknya Gus Dur meminta FPI yang dibubarkan.
Dengan didirikannya The Wahid Institute (WI) yang memiliki visi untuk melanjutkan cita-cita intelektual Gus Dur maka tak heran jika kader-kader Gus Dur di Wahid Institute menuru sikap pendahulunya yang kerap bersebrangan dengan ormas Islam yang istiqomah memberantas aliran sesat dan kemunkaran.
Hal ini terlihat dengan dikeluarkannya “Laporan Kebebasan Beragama Tahun 2011” bertajuk “Indonesia Lampu Merah Pelanggaran Kebebasan Beragama” yang bisa kita lihat dalam situs resmi The Wahid Institute tersebut.
Dalam laporan tersebut Direktur The Wahid Institute (WI) Yenny Zannuba Wahid pada hari Kamis (29/11) memaparkan sejumlah data yang menurutnya merupakan pelanggaran kebebasan beragama.
Ia menguraikan bahwa tindakan intoleransi telah meningkat 16 persen. Jumlahnya 184 kasus atau 15 per bulan. laporan tersebut menyebutkan pelaku intoleransi tak hanya datang dari Negara tapi juga dari warga negara.  Lebih lanjut laporan WI, organisasi di mana Nasr Hamid Abu Zaid –tokoh liberal Mesir yang difatwa murtad- menuding Front Pembela Islam (FPI) menjadi pelaku intoleransi terbanyak di tahun 2011 dengan 38 kasus.
Itu riset sampah, karena sampah maka tidak perlu ditanggapi, tapi buang saja ke tong sampah
Mendengar organisasinya difitnah menjadi pelaku intoleransi terbanyak Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab saat dihubungi Jum’at (30/12) hanya berkomentar singkat namun tegas.
“Itu riset sampah, karena sampah maka tidak perlu ditanggapi, tapi buang saja ke tong sampah,” tegas Habib.
Senada dengan Habid Rizieq Syihab Ketua DPP FPI Munarman menggambarkan The Wahid Institute seperti TV rusak.
“The Wahid Institute sama dengan TV rusak, suaranya kencang tapi gambarnya tidak ada. Mereka suaranya kencang tapi kerjanya tidak ada selain menyuarakan kepentingan kaum kafir,” jelas Munarman saat dihubungi voa-islam.com Jum’at (30/12).
Menurut Munarman berbeda dengan The Wahid Institute yang cuma banyak bicara namun tak punya peran, FPI justru telah bekerja tanpa berkoar-koar membantu warga Mesuji yang terzhalimi di mana mereka berasal dari agama Kristen, Hindu dan Islam.
“di Mesuji FPI membantu rakyat yang terzhalimi terdiri dari umat Islam, Hindu dan Kristen. Bahkan yang dilindungi di markas FPI Petamburan pada saat warga Mesuji di Jakarta juga terdapat umat Hindu. Jadi FPI tak perlu koar-koar soal toleransi,” ungkap Munarman.
mereka hanya menjalankan program Zionis Internasional melalui berbagai Funding Agency, Wahid Institute tak lebih dari orang-orang bayaran
Selain mempertanyakan kiprah The Wahid Institute dalam membela rakyat tertindas, direktur An Nasr Institute ini juga menyatakan bahwa The Wahid Institute orang-orang bayaran yang menjalankan program Zionis Internasional.
“Wahid Institute mana perannya dalam membela rakyat tertindas? Yang dia bisa cuma koar-koar soal supaya duit ngalir dari Funding Agency. Jadi mereka hanya menjalankan program Zionis Internasional melalui berbagai Funding Agency, Wahid Institute tak lebih dari orang-orang bayaran,” tandasnya.
Ketua Tim Advokasi Forum Umat Islam (FUI) ini mengaku dirinya tak terlalu serius menanggapi laporan The Wahid Institute, sebab menurutnya ocehan tersebut nanti juga akan berhenti jika dana dari Funding Agency itu habis. 
(Ahmed Widad).

Posted By : PKS BERINGIN DS

Kehendak Umat… Membangun Peradaban


Risalah dari Muhammad Badi’, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 15-12-2011
Penerjemah:
Abu ANaS MA
__________
         Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw dan orang-orang yang loyal kepadanya.. selanjutnya
Dalam risalah sebelumnya telah kita bicarakan tentang manusia sebagai pilar utama sebuah kebangkitan, karena itu, ada satu perkara yang tidak bisa dipisahkan darinya; pentingnya menghargai dan menghormati kehendak rakyat (umat) yang merupakan cerminan kehendak setiap individu yang menyatu; ia merupakan batu utama dan yang hakiki bagi setiap kebangkitan; karena tanpa adanya penghormatan dan penghargaan tersebut maka tidak akan ada kebangkitan dan kemajuan.
Revolusi musim semi Arab telah berakhir yang diiringi dengan berakhirnya rezim diktator yang selalu melakukan penindasan dan perbudakan bagi suatu negeri dan bangsa, rezim yang telah merampas kekayaan negara dan merekayasa kehendak bangsanya
مَا أُرِيكُمْ إِلا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلا سَبِيلَ الرَّشَادِ
“Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar”. (Ghafir:29)
Dan menjadikan keinginan bangsa yang tertinggi dan wanita penentunya, dan orang yang memegang jabatan hendaknya tidak lupa bahwa dirinya “sangat lemah” disisi umat, sehingga harus berusaha merealisasikan tuntutan-tuntutannya dan mengerahkan seluruh tenaga dan potensinya untuk memberikan kebahagiaan kepada anak bangsanya; untuk melemparkan jauh-jauh slogan pemaksaan: “Negeri ini adalah negeri mereka”
        Setiap umat pasti memiliki kekayaan berharga dan penghasilan yang banyak serta perhiasan yang mahal baik dari sisi nilai-nilainya, pemudanya, pemerintahnya, cendekiawan dan ilmuwannya, sumber daya alamnya dan persatuannya… sungguh itu semua merupakan kekayaan yang sekiranya dipahami nilai-nilainya oleh para pejabatnya dan profesional dalam pemeliharaannya -sebagaimana yang telah Allah anugerahkan melalui kekuasaanNya- niscaya akan menjadi pemimpin besar di dunia, dan akan mengalami kemajuan dan kesejahteraan di negerinya dan bahkan akan tercatat dalam sejarah yang mulia, mengangkat derajat dan posisinya bersamanya.
Bangsa yang telah berhasil merebut kembali kemerdekaan dan kehormatannya dengan mengorbankan darah anak-anak bangsa, tidak akan rela setelah ini memalsukan kehendaknya atau menoleh atasnya, dan barangsiapa yang melakukan kezhaliman niscaya akan merasakan balasan dan kehancurannya
وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ
“Dan rencana jahat mereka akan hancur”. (Fathir:10)
وَلا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلا بِأَهْلِهِ
“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri”. (Fathir:43)
Ketika umat menyadari sebagai pemilik keputusan, niscaya kebangkitan akan bergerak meliputi jiwa dan melesatkan potensi menuju pembangunan masa depan dan setiap individu akan melakukan persiapan secara penuh sehingga dapat dikerahkan dan memiliki kesigapan untuk melakukan kemajuan dan peningkatan terhadap negerinya, sebagaimana yang telah kita lihat di berbagai peristiwa dan kejadian pada beberapa bulan ini.
Pada saat Abu Al-Qasim Asy-Sya’bi membuat puisi yang terkenal dengan tema “Keinginan untuk hidup”, yang pada mukaddimahnya beliau berkata:
إذا الشعب يومًا أراد الحياة فلا بد أن يستجيب القدر
ولا بد لليل أن ينجلي ولا بد للقيد أن ينكسر
Jika pada suatu hari, satu bangsa menginginkan kehidupannya #
Maka harus segera disambut semampunya
Karena malam pasti berlalu #
Sebagaimana belenggu pasti akan hancur
Beliau menyadari bahwa keinginan bangsa untuk hidup dan menikmati kehidupan dengan penuh kebebasan, kemuliaan dan kemerdekaan yang akhirnya akan unggul dan tampil dihadapan, bahwa umat tidak mungkin bisa dipaksakan sekalipun pemerintah thagut sedang berada di puncak kekuatannya dan para diktator melakukan dengan kekuatan, kezhaliman, kekerasan dan kebengisannya. Mereka harus menyadari bahwa penindasan, pemaksaan dan kediktatoran akan hancur , cepat atau lambat, dan sesungguhnya masa kemerdekaan, demokrasi, keadilan dan kesetaraan pasti akan datang, karena itu negara yang penuh kezhaliman hanyalah sebentar , adapun al-haq dan keadilan akan tetap lestari hingga hari kiamat.
Kasus penuh obstruktif dan kebuntuan telah tengah terjadi pada masyarakat Arab, oleh karena rezim sebelumnya yang melakukan pemborosan dan pengekangan kehendak rakyat serta meremehkan nilai-nilai kemanusiaan, berkurangnya kebebasan publik, maraknya pelanggaran hak, hancurnya loyalitas dan komitmen bangsa, dan terpasungnya kebebasan berekspresi dan berpartisipasi dalam pemerintahan dalam negeri, serta secara terus menerus membuat aturan yang hanya sesuai dengan undang-undang darurat dan hukum militer selama puluhan tahun lamanya, dan terus melakukan penangkapan secara sewenang-wenang terhadap orang-orang jujur yang kontra dengannya, dan menetapkan hukum secara zhalim dan merampas hak-hak mereka dihadapan pengadilan luar biasa.
Kondisi ini diiringi dengan dengan terjadinya kemerosotan secara terus menerus, sehingga kondisi ekonomi dan kehidupan rakyat menurun, dan menjadikan sebagian besar kehidupan mereka berada di bawah garis kemiskinan, atau jika boleh dikatakan sebagai pemiskinan yang disengaja, dan penglaparan yang disengaja, sementara itu kondisi yang lebih ironi juga terjadi yaitu maraknya pengangguran di seantero negari, dan menyebarnya yang mengkhawatirkan pelanggaran hukum, korupsi merajalela penyuapan dan menghabiskan uang publik; memang secara disengaja dilakukan untuk membuat orang-orang sibuk dari melakukan tugasnya yang sebenernya dan membuat kemuliaan tertinggi.
Meskipun dalam kondisi demikian namun kehendak bangsa berhasil menggulingkan tahta terkuat dari orang-orang angkuh di zaman modern oleh karena karunia Allah, dan berkat persatuan dan kekuatan barisannya .. yang demikian merupakan akhir yang tak terelakkan akan konflik yang sengit antara kehendak rakyat yang terampas dan kehendak rezim yang menindas hak rakyat dan kebatilan yang hampa
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ
Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)”. (Al-Anbiya:18)
Rakyat telah mengungkapkan kehendak kemerdekaannya dalam membangun negara demokrasi modern berdasarkan pondasi dan prinsip-prinsip kewarganegaraan dan aturan hukum, kebebasan, kesetaraan dan keragaman dalam segala bentuk dan jenisnya, dan transfer kekuasaan secara damai melalui kotak suara, dan menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar, dan menyebarnya secara umum akan nilai-nilai dari kebebasan, keadilan dan kesetaraan di antara semua anak bangsa, tanpa pembedaan atas dasar ras, warna kulit, agama, dan penyusunan konstitusi baru bagi negara yang memenuhi kebutuhan masyarakat menuju kebangkitan yang sesungguhnya untuk puluhan bahkan ratusan tahun, dengan cara konsensual di antara semua anak bangsa, Karena itu konstitusi ditempatkan karena konsensi bukan mayoritas, bersamaan dengan pentingnya memerangi berbagai tindak kerusakan dan kejahatan di berbagai departemen pemerintah dan lembaga-lembaganya dan melakukan akuntabilitas berbagai kerusakan dan pelaku kerusakan, Apapun posisi dan atribut mereka, dan segera melakukan pengadilan terhadap para penjahat secara adil dan singkat, memperbaiki kondisi kehidupan yang memburuk untuk warga negara dan meningkatkan penghapusan kemiskinan dan pengangguran, dan kebutuhan untuk memulihkan keamanan dan keselamatan bagi warga di seluruh negara, dan melakukan rehabilitasi dari layanan keamanan dan mengubah konsepnya yang salah, seperti perangkat penindasan dan tirani, dan mengakhiri hegemoninya terhadap kendali negara, dan membatasi perannya untuk melindungi tanah air dan memenuhi berbagai faktor keamanan dan stabilitas bagi seluruh warga, dan membuat ruang untuk semua orientasi dan arus politik, intelektual, organisasi masyarakat hukum, sosial, budaya, ekonomi, dan masyarakat sipil di negara; karena meningkatkan pelaksanaan kegiatan dan acara, dan mengekspresikan pandangan dan keyakinannya dan memungkinkan untuk menggunakan kebebasan nasional untuk berkontribusi dalam membangun rumah mereka sendiri dan meningkatkan statusnya, diiringi dengan kebutuhan untuk mempromosikan budaya cinta, toleransi dan saling menghormati dan co-eksistensi antara semua anak bangsa .. Ini adalah tuntutan masyarakat dan kewajiban pemerintah, siapa pun dia, inilah jalan satu-satunya untuk keluar dari krisis dan mewujudkan kebangkitannya.
Inilah beberapa tugas dan tanggungjawab yang Allah telah berikan perlindungan kepada umat-Nya; merupakan tanggungjawab yang akan dimintakan pertanggungjawabannya dihadapan Allah, dan kemudian dihadapan manusia dallam menjalankan tugas-tugasnya secara memuaskan. karena itu para pengemban amanah ini hendaknya melakukan upaya maksimal untuk mencapai hal ini, dengan penuh amanah dan ketulusan jika tidak maka hendaknya tugas tersebut secara baik-baik.
Umat yang kami banggakan saat ini sedang mencari orang yang mampu mempertahankan agamanya, menjaga dan membela negerinya, mempertahankan keamanan dalam negerinya dan menghormati putusan pengadilan, tidak angkuh atau mengabaikannya, dan bagisiapa yang mampu membangun keadilan pada semua urusan negara, menyebarkan kebajikan dan akhlak, dan memfasilitasi cara hidup yang praktis, menyebarkan kemakmuran di seluruh pelosok negeri dan memberikan pekerjaan dan tugas kepada seluruh petugas dari orang-orang yang berpengalaman.

وهو ما خطَّه إمامنا الشهيد حسن البنا ورسم حدوده لمكونات النهضة ورفعة الشعوب؛ حيث يقول: “إن تكوين الأمم، وتربية الشعوب، وتحقيق الآمال، ومناصرة المبادئ.. تحتاج من الأمة التي تحاول هذا أو من الفئة التي تدعو إليه على الأقل إلى قوة نفسية عظيمة تتمثل في عدة أمور: إرادة قوية لا يتطرق إليها ضعف، ووفاء ثابت لا يعدو عليه تلون ولا غدر، وتضحية عزيزة لا يحول دونها طمع ولا بخل، ومعرفة بالمبدأ وإيمان به وتقدير له يعصم من الخطأ فيه والانحراف عنه والم. ساومة عليه والخديعة بغيره، وقد يقول قائل: ما لهؤلاء الجماعة يكتبون في هذه المعاني التي لا يمكن أن تتحقق؟ وما بالهم يسبحون في جوِّ الخيال والأحلام.. على رسلكم أيها الإخوان في الإسلام والملة؛ فإن ما ترونه اليوم غامضًا بعيدًا كان عند أسلافكم بديهيًّا قريبًا، ولن يثمر جهادكم حتى يكون كذلك عندكم، وصدقوني إن المسلمين الأولين فهموا من القرآن الكريم لأول ما قرءوه ونزل فيهم ما ندلي به اليوم إليكم ونقصه عليكم
Inilah yang pernah direncanakan oleh imam Syahid Hasan Al-Banna dan ditetapkan batasan-batasannya sebagai komponen kebangkitan dan peningkatan kepabilitas umat, beliau berkata: “Bahwa pembentukan bangsa-bangsa, pembinaan umat, perwujudan harapan, dan pembelaan prinsip-prinsip .. sangat membutuhkan dari bangsa yang berusaha menerapkan ini atau kalompok yang menyeru kepadanya minimal kekuatan psikologis yang besar yang terdapat pada beberapa hal: kekuatan yang tidak terbetik sedikitpun kelemahan, pemenuhan janji yang tetap yang tidak dicemari oleh kamuflese dan pengkhianatan, pengorbanan yang mulia yang tidak berubah oleh keserakahan dan kekikiran, pemahaman kepada prinsip dan beriman kepadanya dan penghargaan untuknya yang terlindungi dari kesalahan, penyimpangan dan tawar-menawar dan penipuan, mungkin ada yang berpendapat Bagaimana ada satu kelompok yang telah mewajibkan atas dirinya nilai-nilai yang tidak dapat dicapai? bagaimana mungkin mereka bertasbih dalam suasana berkhayal dan impian .. Hendaknya kalian wahai Ikhwan senantiasa berada dalam Islam dan keyakinan. Bahwa yang kalian saksikan hari ini adalah samar pada masa lalu dan jauh namun menurut ulama salaf sangat jelas dan dekat, dan usaha kalian tidak akan menghasilkan Jihad sampai seperti mereka dalam diri kalian, percayalah kepada saya bahwa umat Islam masa dahulu sangat memahami Al-Quran dari pertama yang mereka baca dan turun seperti yang diperintahkan pada hari ini dan kami ceritakan kepada kalian”.
Telah diceritakan darah para syuhada sebagai akar bagi kehendak rakyat, sehingga tumbuh pohon kebebasan, dan menjadi resisten akan tercerabut atau menghindar atasnya atau usaha penipuan untuk lainnya, karena itu kita harus untuk tidak meremehkan kehendak rakyat kita, berjuang untuk mereka, dan bergerak dalam kerangka kerjanya, dan jangan sampai ada satu faksipun tidak berusaha – sekalipun dirinya yakin kemampuan melakukan konfrontasi dihadapan umat – untuk berenang melawan arus, jadilah bahan pelajaran untuk orang setelahnya, dan tidak akan sia-sia hak dibelakangnya berbagai tuntutan yang diambilnya dan dilindungi setelah hal itu terjadi.
Marilah semua kita bersaing dalam rangka bagaimana bangkit di negara kita dan memberikan program yang bermanfaat, dan marilah kita semua bekerja sama dalam memajukan dan meningkatkan negeri secara fair dan mulia, jauh dari pertempuran tercela yang melukai dada dan menghambat kemajuan, dan merilah kita perlihatkan kepada Allah dan kepada bangsa kita yang terbaik dari diri kita sebagai ungkapan rasa cinta secara nyata kepadanya melalui langkah-langkah praktis menuju kemajuan yang real yang mengembalikan posisi kita yang menjadi kita di tengah umat.
Bahwa kehendak umat sangatlah berharga, kekal dan yang terkuat, Insya Allah, bahkan di atas semua kekuatan atau kekuasaan, karena itu semua orang hendaknya menghormati dan tidak menganggap enteng untuk bergerak maju di negara kita dan untuk turun kepadanya sehingga menjadi beban puluhan tahun dengan berbagai penindasan, penghinaan dan kekurangan

إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Salawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga dan para sahabat
Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.
Wallahu a'lam bissawab...

Posted By : PKS BERINGIN DS 


Soal Kasus Sampang, HNW: Pembakaran Bukan Prinsip Islam


Kasus pembakaran pesantren syiah di Dusun Nangkrenang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Karang Penang, Sampang, Madura harus ditelusuri dengan jelas, apakah itu konflik agama atau konflik antar-warga. Apalagi pembakaran bukan prinsip yang diajarkan dalam Islam.
“Perlu diteliti sejauh apa masalahnya. Apa memang karena Sunni-Syiah atau memang karena karakter masyarakat Madura yang cukup temperamental? Apalagi terkait dengan masalah carok yang banyak terjadi di sana. Tapi apa pun, Islam mendapatkan ujian lagi, karena pada hakikatnya, Islam tidak mengajarkan prinsip sampai pembakaran orang lain, membakar sekolah. Itu bukan prinsip yang diajarkan Islam,” jelas mantan Ketua MPR, Hidayat Nurwahid.
Hal itu disampaikan Hidayat di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (30/12/2011). Hidayat menambahkan Islam juga tidak mengajarkan membuat masyarakat marah dengan mencaci-maki tokoh yang dihormati orang lain.
“Sebaiknya kedua belah pihak introspeksi,” jelas dia.
Hidayat menambahkan penyerangan musala dan rumah kelompok Syiah di Madura ini baru terjadi pertama kalinya, di mana masyarakatnya demikian kuat dalam agama. Masyarakat Madura, imbuhnya, rata-rata adalah pengagum Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini juga merupakan pekerjaan rumah NU untuk mengajarkan pada pengikutnya mengenai perbedaan pendapat.
“Ini juga jadi PR bagi Said Aqil (Ketua PBNU Said Aqil Siradj) untuk bagaimana meyakinkan warganya ketika terjadi perbedaan pendapat. Al sunnah wal jamaah sendiri merupakan pihak yang menghormati prinsip kesunahan, hak yang baik, komunitas yang kuat dan besar. Ternyata sampai seperti itu, penting juga untuk diteliti apa masalahnya. Apakah memang masalah Sunni-Syiah atau konflik antar warga. Itu yang perlu diteliti dengan maksimal,” tambahnya.
Yang pasti, konflik ini bukan hanya domain agama. Bila menyangkut masalah kekerasan, apalagi dengan bakar membakar, maka domainnya adalah domain keamanan, dan pendidikan.
“Tugas pemerintah dan para ulama untuk membimbing warganya untuk menjelaskan dengan baik apa makna sunnah apa makna berjamaah apa makna berislam dengan baik dan menghadirkan masyarkat yang baik. Masalah ini dimensinya luas dan saya harapkan bisa diselesaikan agar kita dapat meninggalkan 2011 dengan aman dan tenteram,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan pada Kamis (29/12) kemarin amuk massa dulakukan warga Dusun Nangkrenang Desa Karang Gayam Kecamatan Karang Penang, Sampang, Madura, dipicu penganut faham syiah melanggar perjanjian dan kesepakatan.
Pondok yang sudah berdiri sejak tahun 2006 itu tetap menyebarkan aliran agama yang sudah diyakini warga. Padahal menurut perjanjian sebelum puasa ramadan 2011 lalu, pihak pondok Syiah berjanji tidak akan menyebarkan agama yang dianggap fahamnya terlalu jauh dengan umat Islam.
Mabes Polri berpendapat pembakaran di Sampang, Madura, dipicu masalah keluarga. Hal ini dikarenakan kakak beradik, Rois dan Rojul, berbeda aliran agama.
“Dari hasil keterangan sementara bahwa terjadinya karena ada permasalahan di masalah keluarga,” kata Kepala Divisi Humas (Kadiv) Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (29/12/2011).
Saud meluruskan yang dibakar massa bukan sebuah pasantren melainkan tiga rumah dan satu mushalla.

Posted By : DPC BERINGIN DS

 

"Terima Kasih Atas Kunjungannya dan Sebelumnya Meminta Maaf, Apabila ada Kesalahan dan Kekhilafan dalam Menyajikan Informasi Serta terdapat Link-Link yang belum Aktif". Jazzaakallah Khairan Katsiran, Assalamu'alaikum Wr, Wb. ^_^

Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates