Assalamu'alaikum, Selamat Datang di Blog Resmi DPC PKS Beringin Deli Serdang - Provinsi Sumatera Utara. www.pks-beringin.blogspot.com. Jika ada pertanyaan dan saran harap di kirimkan ke Email DPC PKS Beringin di.. pks.beringin.deliserdang@gmail.com

Kamis, 21 Juli 2011

Kamis, 21 Juli 2011

Antara Nazar, Osama dan Gayus

Antara Nazar, Osama dan Gayus
Prayitno Ramelan Jakarta
- Nyanyian Nazaruddin di dua media elektronik kini menjadi perbincangan hangat, semakin menyesakkan nafas. Semua merasa benar, mengeluarkan dalil-dalil yang sahih tetapi lucu, yang menjadi pegangan hukum.

Memang negara kita negara hukum, tetapi negara ini tidak cukup dibangun dan dijalankan hanya dengan hukum, banyak komponen lain yang juga ikut berperan. Dalam intelijen dikenal sembilan komponen strategis, selain ipoleksosbudhankam, perlu dihitung juga ada komponen biografi misalnya. Biografi yang dimaksud adalah keberadaan seorang yang terlibat dalam penyelenggaraan negara. Pemimpin atau seorang tokoh haruslah seseorang yang kredibilitasnya tinggi, bisa dipercaya, selain dia juga harus kapabel dan acceptable.
 
Nazar kini walau buron telah mampu memporakporandakan nama Partai Demokrat serta pemimpin partai dan beberapa tokoh di dalamnya. Informasinya di satu sisi banyak dipercaya pemirsa yang terus dicekoki berita, di lain sisi dengan dalilnya, para ahli hukum mengatakan bahwa mereka tidak percaya informasi yang dikatakannya. Memang informasi Nazar adalah bahan keterangan mentah, disampaikan di suatu tempat persembunyian entah di mana. Bukanlah fakta hukum, demikianlah adanya.
 
Dengan pengamanan aturan hukum, pengurus Demokrat hingga kini masih bisa tersenyum, ketawa ketiwi direkam di televisi, main bola dan mulai memainkan jurus perbaikan citra dengan riwayat hidup. Apakah ini menolong? Bagi masyarakat yang sudah menelan informasi yang merusak citranya, justru akan semakin tidak simpati. Rakyat miskin akan tidak suka membayangkan seseorang punya uang haram sampai sekian miliar. Berebut uang sodaqoh dua puluh ribu saja ada yang sampai meninggal. Tidak adanya gerak dan pernyataan aparat hukum dalam kondisi penyerangan isu Nazar, justru akan menambah ketidak percayaan publik baik terhadap parpol pada umumnya, partai Demokrat pada khususnya serta institusi pemerintah secara lebih khusus. Lebih disebut sebagai ketidakberdayaan.
 
Oleh karena itu, kita harus melihat serangan Nazar dari sisi yang lebih luas, yaitu kepercayaan serta pengaruh psikologis di masyarakat. Orang partai itu hanyalah wakil rakyat. Kini dengan era keterbukaan demokrasi, elit parpol serta pemerintah harus jauh lebih hati-hati. Nazaruddin terus berposisi membela diri dan menyampaikan isu keterlibatan Anas dan lain-lainnya dengan konsisten. Ini berita panas, media dan masyarakat banyak yang percaya. Sebagai contoh, Osama bin Laden dari tempat persembunyiannya menyampaikan informasi berbentuk fatwa, yang menyerang AS, mengatakan bahwa faham sekular adalah penyembah berhala dan syariat Islam adalah yang terbaik dan paling benar.

Ideologi Osama kemudian mampu menghidupkan fanatisme muslim di seluruh dunia. Banyak yang kemudian rela mati karena merasa bertangung jawab menjadi agen serta instrumen pelurusan dan pengadilan. Contoh lain, Gayus yang jelas jadi terdakwa dengan entengnya menyampaikan informasi perusahaan yang terlibat, juga keterlibatan CIA, mengatakan bahwa Jeromme yang mengatur kaburnya ke luar negeri adalah agen CIA.
 
Nah, dari ketiga orang tersebut, apa yang sama? Yaitu informasi mentah pun akan menjadi senjata penggebuk yang hebat. Info Osama hanyalah pandangan dari sisi fanatisme dengan cara melekatkannya ke Islam, jelas banyak orang yang pendidikannya rendah percaya dan menjadikannya pahlawan. Gayus, walau dituduh korupsi mengatur 151 pajak perusahaan pengemplang pajak, kini bahkan menjadi narasumber. Jadilah dia nanti pahlawan, karena aparat tidak mampu membongkar lebih jauh korupsi di pajak.

Informasi Gayus sebagai terdakwa ternyata menjadi sangat berharga. Nah, kini Nazar, dengan semangat membela keluarga, jangan dipandang enteng informasinya. Secara hukum memang dia lemah, karena jadi tersangka dan buron. Informasinya lebih bersifat balas dendam, karena sakit hati, habis manis sepah dibuang. Tetapi efek psikologinya sangat membumi, begitu kira-kira.
 
Kini, pria kelahiran lahir di Bandung pada 26 Agustus 1978 dan berusia hampir 33 tahun itu nampaknya akan menghilang, bersembunyi seperti katanya disarankan atasannya, tiga tahun hingga pemerintahan berganti. Kabar bawah tanah di Pakistan? Seperti beberapa tokoh ekstrem yang dulu dikejar Pak Harto, akhirnya kemudian bisa melenggang balik kampung dengan aman setelah ganti presiden.

Itulah fakta di negara kita yang kita cintai. Sudahlah, kata si nenek di sebelah penulis, membuang energi, semuanya ribut mempermasalahkan kasus Nazaruddin. Apakah ini masalah nasional? Walau yang dimainkan memang uang APBN. Kalau pemerintah, elite politik tidak segera menentukan sikap, entah sampai di mana dan mau dibawa ke mana kasus ini. Rakyat akan bosan, makin tidak percaya. Yang parah, mereka tidak percaya pada 2014 nanti, pada tokoh capres yang diajukan parpol, akan lebih percaya calon independen. Arahnya bisa ke situ. Dalam teori terorisme disebutkan "A Terorist in one side, is a patriot on the other." Di Indonesia bisa dipelesetkan, "A coruptor in one side, is a patriot on the other." Apakah begitu?
 

Posted By : PKS Beringin DS

Kisah SBY Murka Diancam Nazaruddin

Kisah SBY Murka Diancam Nazar
Jakarta
- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat berang. Ia menggebrak meja di depannya dan membentak Muhammad Nazaruddin.

Saat itu, 23 Mei 2011 pagi, Nazar dan sejumlah elit partai dipanggil SBY di kediamannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Kala itu Nazar belum jadi tersangka kasus suap Kemenpora terkait proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. Tapi Nazar saat itu sudah menjadi sorotan publik setelah anak buahnya Mindo Rosalina Manulang ditangkap KPK bersama Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam.

Bertemu SBY, Nazar bukannya minta maaf, malah mengancam Ketua Dewan Pembina PD itu. Dengan jumawa, Nazar mengungkap orang penting di PD akan terseret kalau ia sampai diproses hukum. "Jadi Pak kalau nanti saya dijadikan tersangka semua akan kena, Anas kena, Ibas juga kena," kata Nazar kepada SBY seperti diungkap sumber detikcom.

Tidak ayal pernyataan Nazar pun membuat SBY murka. "Silakan buka saja. Kalau anak saya harus diperiksa biar saja. Saya tidak takut," kata sang sumber menirukan pernyataan SBY yang marah besar.

Setelah mendapat kemarahan SBY, sore harinya Nazar pun kabur ke Singapura. Belakangan Nazar mengklaim pergi ke Singapura atas suruhan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum. Sementara usai SBY murka, malam harinya Dewan Kehormatan PD mengumumkan memecat Nazar dari bendahara umum PD.

Hingga kini elit PD belum ada yang bersedia mengkonfirmasi kisah kemurkaan SBY itu. Hampir dua bulan waktu berlalu. Nazar pun sudah dipecat dari PD. SBY sudah memerintahkan Anas agar membereskan kemelut partai dan menindak tegas kader bermasalah. Tapi perkembangan politik semakin tidak terkendali. Nazar yang dipecat melancarkan balas dendam dan tidak bosan menguliti borok elit PD. Dari persembunyiannya, Nazar semakin berani mengobok-obok borok PD. 

Belum lama ini Nazar mempermalukan SBY dan elit PD yang tidak mempercayai pesan BlackBerry yang dikirim ke wartawan. Nazar muncul di TV lewat wawancara via telepon. Pernyataan Nazar hampir mirip dengan BBM yang dikirimnya pada wartawan yang diragukan SBY dan elit PD. Hanya saja Nazar semakin fokus menyerang Anas.

"Anas otak besarnya (suap Wisma Atlet). Memang dia aktornya," ujar Nazaruddin dalam wawancara lewat telepon dengan Metro TV. Nazar mengaku sebagai bawahan hanya melaksanakan perintah Anas. Sementara keputusan ada di tangan Anas.

Tudingan teranyar Nazar dibantah Anas. Mantan anggota KPU ini balik menantang mantan teman dekatnya itu untuk menyerahkan diri ke KPK.Ia pun menyatakan Nazar telah disetir."Saya makin yakin dia digunakan oleh kepentingan politik pihak lain untuk merusak nama saya," kata Anas.

Meski Anas membantah, tapi tidak pelak kemunculan Nazar yang masih menjadi buron interpol di TV itu membuat PD yang akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada 23 Juli 2011 mendatang semakin panas.

Pernyataan-pernyataan Nazar membuat kubu Anas menjadi bulan-bulanan. Seperti diketahui, PD terbagi dalam tiga friksi sejak kongres di Bandung yakni kubu Anas, kubu Marzuki Alie dan kubu Andi Mallarangeng. 

Pendiri PD TB Silalahi mengungkapkan hingga kini friksi di PD belum berhasil disatukan. 
Lemahnya gaya kepemimpinan Anas menjadi salah satu penyebab friksi ini semakin terlihat karena Anas tetap eksklusif. 

Setiap pergi ke mana-mana, Anas selalu mengajak orang-orang yang saat kongres menjadi tim suksesnya. "Kalau kemana-mana orang yang ikut ya itu-itu saja. Jhonny Allen, Sutan Bhatoegana atau Ruhut. Kalau seperti ini bagaimana orang tidak menduga masih ada kubu-kubuan?" sesal Silalahi.

Fungsionaris PD yang kini menjabat sebagai Sekertaris SC Rakornas PD Ferry Juliantono membantah tudingan TB Silalahi. Menurut Ferry, langkah Anas saat terpilih menjadi Ketua Umum justru sangat akomodatif terhadap lawan-lawan politiknya saat di kongres. Sebab orang-orang Marzuki dan Andi Mallarangeng diikutsertakan dalam kepenguruan.

"Kalau di partai lain, kubu yang menang akan menyingkirkan kubu lawan hingga ke akar-akarnya. Tapi Anas justru memasukan orang-orang dari kubu lawan ke dalam kepengurusan," jelas Ferry. 

***

Kasus Nazar tidak bisa dipungkiri membuat friksi di PD semakin mengeras. Suasana di partai berlambang Mercy ini ibarat sedang perang. Masing-masing kubu telah menyiapkan strategi agar tidak tersingkir. Pasalnya wacana bersih-bersih terus digulirkan setelah Nazar dipecat dari DPR dan PD. 

Sumber detikcom menyebutkan, saat ini kubu Anas dalam kondisi tertekan. Dalam setiap pertemuan di PD, kubu Anas menjadi bahan sindiran. Tidak itu saja, mereka pun mulai 'diasingkan'. 

"Saat ini saja dalam setiap rapat di DPP, Ruhut Sitompul dan Benny K Harman selalu jadi ledekan. Soalnya Benny dan Ruhut sebelumnya mendampingi Nazar dalam jumpa pers sebelum Nazar kabur. Teman-teman di DPP bilang wah dapat banyak nih," jelas sumber detikcom, yang merupakan salah satu pengurus di DPP PD.

Bukan hanya jadi bahan ledekan, sejumlah pengurus PD saat ini juga mulai menunjukkan sikap kurang suka terhadap orang-orang dekat Anas. Mereka saat ini mulai kasak-kusuk terhadap perilaku orang-orang Anas yang saat ini menjadi pengurus. 

Salah satu pengurus yang saat ini jadi omongan sejumlah pengurus PD adalah Wakil Ketua Umum PD Jhonny Allen Marbun.

Sumber detikcom itu mengatakan, beberapa pengurus PD yang merupakan purnawirawan TNI menampakkan ketidaksenangannya pada Jhonny yang kini menjabat Ketua Steering Commitee (SC) Rakornas PD. Mereka mengeluhkan sikap Jhonny yang dianggap arogan dalam setiap rapat SC yang dilakukan di kantor DPP PD .

"Bayangkan purnawirawan jenderal bintang 3 saja sudah tidak digubris pendapatnya. Ini bikin kesal sejumlah pengurus yang juga mantan tentara," terang sumber detikcom yang juga menjadi anggota SC Rakornas PD.

Bila kubu Anas dalam kondisi tertekan, kubu SBY justru berada di atas angin. Kubu Andi dan SBY sedang menunggu Anas akhirnya akan lengser sendiri karena kasus yang ditudingkan Nazar diproses hukum. Sementara kubu Marzuki tengah was-was karena juga disebut-sebut juga memiliki hubungan dengan Nazar. 

Pengamat Politik dari Indobarometer Muhammad Qodari melihat sudah terjadi saling injak antar sesama elit PD. Para pengurus partai yang harusnya merapatkan barisan justru melakukan aksi saling serang. Akibatnya kerusakan yang dilakukan oleh Nazar semakin menjadi-jadi lantaran ditambah kisruh elit-elit PD sendiri.

Bagi Qodari, kondisi PD saat ini ibaratnya tengah menuju jurang kehancuran. Saat ini kerusakan bukan hanya pada sisi elektoral melainkan di internal."Dari hulu ke hilir PD sudah mengalami kehancuran,” kata Qodari.

Posted By : PKS Beringin DS

Ghibah: Seni Memakan Bangkai


Ketika semua orang sibuk dengan pekerjaan, perbaikan diri dan hari- hari mereka, ada sekumpulan manusia yang justru menyibukkan diri dengan sebuah kegiatan yang membuang waktu sia- sia. Tak jarang, hal itu justru menjadi gaya hidup yang menunjang kemewahan hari- hari mereka. Kegiatan itu adalah tentang hidup orang lain dengan segala pernak- pernik aibnya yang dengan leluasa dibicarakan dengan sama sekali tanpa rasa bersalah. Hal itu adalah untuk sekedar hiburan.
Ya, hanya sekedar hiburan tanpa hajat yang penting dan untuk membunuh waktu atau untuk melegakan jalan mereka ketika mereka harus masuk dalam suatu komunitas. Bahkan, kegiatan bergaya hidup modern tersebut, terkadang membawa mereka melewati batas norma dan logika kebenaran yang disanjung- sanjungnya sediri. Konsekuensi dosa tidak lagi masalah, dan bahkan sangat remeh walau hanya sekedar mampir dipikirannya.
Mungkin banyak dari mereka yang merasa masalah hidup dan dirinya sudah sangat selesai dan rapi sehingga dia merasa perlu membicarakan aib orang lain dan menjadi hakim atas takdir orang lain, celakanya tindakan itu sangat pula membahagiakannya. Hee.. kasihan sekali. Mereka bahkan tidak sadar bahwa masalah sebenarnya dalam hidupnya sendiri sedang melingkupinya yaitu kesepian dan butuh hiburan. Maka tolonglah para manusia ini. Manusia yang tidak menyadari kerugiannya, bahwa pahala mereka mungkin juga telah berpindah untuk saudaranya yang habis- habisan digunjingnya, dan kepastian dosa telah menjadi hak patennya jika saudara tersebut tidak memaafkan atas pergunjingan  yang telah dilakukan.
Maka tolonglah para manusia ini, mungkin sejenak batin mereka lupa untuk berpikir tentang, siapa yang bisa menjamin, jika orang yang dibicarakan adalah ternyata lebih mulia disisi Allah dibandingkan diri mereka sendiri.
Masya Allah, benar-benar hati yang bebas dari penyakit hanyalah dimiliki oleh orang-orang yang sholeh. Hati dan pikirannya senantiasa tidak membiarkan salah satu anggotanya, yaitu lidah dan mulut untuk justru menjadi sarang dan sumber dari sebuah kerugian fatal atas kepemilikan kemuliaan hidup.
Maka tolonglah para manusia penggunjing itu, katakan kepada mereka jika ada orang lain yang lebih tua dari kita adalah lebih baik mendidik hati dengan menyampaikan bahwa "Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal sholih dari kita, maka dia lebih baik dari kita."  Dan jika ada orang lainnya yang lebih muda dari kita, "Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku."
Maka tolonglah para manusia penggunjing itu, karena merelakan diri mereka untuk mengkonsumsi bangkai yang jelas- jelas menjijikkan bagi manusia normal. Belum lagi konsekwensi kehinaan yang akan disandangnya akibat terus dilakukannya hobi yang sama sekali tidak mendidik itu.
Allah Subhanahu Wata`ala berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 12, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Dan masih... jika sebagian dari mereka tetap berkilah, bahwa mereka tidak membicarakan kesalahan melainkan hanya kebenaran yang pasti nyata telah menjadi aib orang lain.
Sejenak ingatkan kembali, tentang sabda Rasul mulia:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya, "Tahukah kamu, apa itu ghibah?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai." Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti)." ( HR. Muslim)
Ghibah dan menfitnah (menuduh tanpa bukti) sama dua keharaman. Ketika sudah tersampaikan aturan dari sang Maha memiliki kebenaran tersebut, apakah masih pilihan mereka tertuju kepada nafsu untuk sebuah pembelaan dan tetap menganggap diri sebagai benar adanya?
Orang- orang yang menghindarkan diri dari melongok kekurangan orang lain, adalah orang yang insyaAllah mudah betindak tulus atas apapun yang dia lakukan. Betapa tidak, godaan untuk sebuah keasyikan menggunjing adalah sangat berat dan itupun berhasil dilampauinya. Dengan kata lain, dia memperlakukan orang lain seperti dia memperlakukan dirinya sendiri. Dalam hatinya, dia merasa bahwa akan sama keberatan dan sakit hati jika dia sendiri berdiri pada posisi orang yang tersakiti dengan pergunjingan,maka dari itu dia menghindarkan lidahnya dari menyakiti sesamanya. 

Orang- orang bijak berkata bahwa menggunjing adalah ladang orang- orang yang terhina dan berpenyakit hatinya. Tidak ada salahnya jika hal itu berkali- kali kita katakan kepada diri dan saudara kita, mengingat jatah waktu dan kesempatan bernafas pasti akan ada titik akhirnya. Dan kesemuanya itu semoga tidak akan sia- sia, karena hidup tidak ada kesempatan kedua. hanya satu kali, dan sekali saja, maka jangan sampai salah melangkah dan salah menentukan proses penghabisan usia. Sudah cukup payah kita disibukkan dengan kekurangan diri dan aib sendiri, maka tak ada guna menghibur hati dengan sebuah kealpaan orang lain. mungkin ada baiknya jika hal itu dimulai sekarang juga, karena siapa yang bakal tahu akhir hidup itu akan diberlakukan kapan. Pastinya sebagai manusia berakal, kita tidak mau menghadapa sang maha kuasa, Allah azza wa jalla dengan penuh rasa malu karena dosa.
Voa-islam.com
Posted By : PKS Beringin DS

Nasehat Syeikh Jum’ah Amin untuk Kader Dakwah


Nasehat Syeikh Jum’ah Amin untuk kader dakwah:
-Jangan terlalu fokus dengan sebab-sebab materi untuk mencapai kemenangan, tapi kurang fokus pada رَبُّ الْاَسْبَاب “Rabbul asbaab” (Allah yang menjadi Tuhan/Pemilik dari sebab-sebab).
-Jangan terlalu fokus dgn manajemen, idariyah, takhtith (perencanaan), tapi kurang fokus dalam hak-hak Allah. Takhtith dan manajemen baru efektif kalau dilakukan oleh tangan yg berwudhu, kening yg banyak sujud, jiwa yg khusyu’, hati yg tenang dan tunduk pd Allah. Tanpa itu, sehebat-hebatnya manajemen dan takhtith yg dilakukan takkan memberi kemenangan.
-Apa yg dianggap orang adalah nafilah (sunah), bagi antum bernilai faridhah (wajib). Dimana posisi antum dalam tilawah minimal 1 juz sehari? Dimana posisi antum dlm raka’at-raka’at saat malam? Dimana posisi antum dalam infak? Dimana posisi antum dlm raka’at dhuha?
-Lawan politik uang yg biasa dijadikan senjata lawan2 politik antum dengan akhlak, dengan ukhuwwah, dan dengan ubudiyah…. Bukan dengan uang juga.

-Senjata antum hanya dua: hubungan baik dgn Allah dan akhlak dgn manusia. Dengan itu, dua cinta berhimpun, cinta Allah dan cinta manusia. Ustadz al-Banna mengatakan: nahnu nuqaatil an naas bil hubb (Kita menaklukan manusia dengan cinta).



*)Syeikh Jum’ah Amin Abdul Aziz seorang tokoh senior dakwah dan juga penulis buku-buku dakwah dan haroqah diantaranya kitab Fiqih Dakwah yang telah diterjemahkan dan diterbitkan Era Intermedia.

Posted By : PKS Beringin DS

Pak Tif, Politisi Indonesia Paling Populer di Dunia Maya


Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring boleh berbangga diri. Meski seorang menteri, untuk urusan dunia maya, tingkat kepopuleran Tifatul melebihi siapa pun juga yang ada di Indonesia.
Setidaknya ini berdasarkan penilaian dari situs pencatat statistik media sosial, www.famecount.com, Selasa (19/7/2011). Ia adalah satu-satunya politisi asal Indonesia yang masuk di dalam urutan 50 besar politisi ternama seluruh dunia. Tifatul berhasil duduk di urutan 24.
Kepopuleran Tifatul di jagat maya memang masih berada di bawah pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama yang ada di urutan 3, Gubernur California Arnold Schwarzenegger (4), mantan Wapres AS Al Gore (5), politisi AS Sarah Palin (9), PM Thailand Abhisit Vejjajiva (17) atau Presiden AS Barack Obama yang menempati urutan pertama. Namun kepopuleran Tifatul jauh berada di atas politisi asal Malaysia Anwar Ibrahim yang menempati urutan 35 dan Joe Biden (54).
Tifatul selama ini dikenal sebagai menteri yang paling aktif di dunia maya. Politisi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS )  ini seringkali melontarkan berbagai pantun, kalimat penyemangat atau sesekali tweet pantun menyindir seseorang.
Itulah yang membuat fans Tifatul di Facebook atau Twitter bejibun. Dan inilah yang menjadi metode penilaian situs ini.

Tercatat ia memiliki 207.219 penggemar di Facebook dan 237.281 pengikut di Twitter. Setiap hari, ada 286 yang menjadi pengikut Tifatul di Twitter.
Bagaimana dengan anda ?
Silahkan bertualang di dunia maya, seperti pak Tif.

Posted By : PKS Beringin DS 

Download Kumpulan Ceramah Kultum Ramadhan Singkat dan Praktis

Wangi semerbak Ramadhan sudah tercium bersama membuncahnya hati orang-orang beriman, hati yang kondusif untuk menerima bimbingan Ilahi. Untuk itu mari kita persiapkan berbagi ilmu di bulan Suci tuk membimbing masyarakat. Sebagai persiapan bekal ilmu itu, kami hadiahkan untuk antum semua E-book Kumpulan Ceramah dan Kultum Ramadhan yang singkat dan praktis karya ustadz Hatta Syamsuddin Dosen Mahad Abu Bakar UMS Solo.

E-book ini bisa anda download DI SINI. Semoga bermanfaat!


Posted By : PKS Beringin DS

Membangun tanpa Slogan Syariah

Oleh Ahmad Syafi’i Maarif
Mungkin sebagian pembaca sudah paham bahwa saya adalah penganut “filosofi garamnya Bung Hatta” sebagai lawan “filosofi gincu” ketika berbicara tentang Islam dan kekuasaan. Perhatikanlah, perilaku garam yang luluh dalam makanan, terasa tetapi tak tampak. Berbeda dengan gincu di bibir perempuan, sangat kentara tetapi tak terasa. Dengan filosofi inilah saya akan mengurai kemenangan Partai AKP ( Adelat ve Kalkinma Partisi/ Partai Keadilan dan Pembangunan) pimpinan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan (57) untuk ketiga ketiga kalinya dalam pemilu di Turki pada 12 Juni 2011. Dari 550 kursi yang tersedia di parlemen, AKP telah merebut sejumlah 325 (sekitar 49,9 persen). Jumlah kursi ini memang turun dibandingkan dengan perolehan pada pemilu 2002 dan 2007 (sebesar 363 dan 341). Erdogan tentunya telah melakukan introspeksi mendalam tentang tren penurunan jumlah kursi ini, sekalipun masih meraup kemenangan besar.
AKP adalah kelanjutan dari Refah Partisi (Partai Kemakmuran) pimpinan mentor Erdogan Dr Mecmettin Erbakan yang kemudian diterpedo pihak militer, pewaris Kemal Ataturk, pembangun sekularisme yang gagal di Turki. Erbakan hanya setahun menjabat perdana menteri (1996-1997) untuk kemudian diturunkan oleh pihak milter karena orientasi keislamanan nya dipandang berbahaya bagi kelangsungan sekularisme di Turki. Pihak militer yang bersikap kaku ini tidak mau menyadari dan tetap menutup mata bahwa sekularisme yang dibanggakan selama 79 tahun itu tidak menjadikan Turki menjadi negara makmur dan berwibawa.
Upaya sistematis untuk memisahkan publik dari nilai-nilai keislaman di Turki dengan penduduk sekitar 78 juta itu telah berakhir dengan sia-sia, berkat munculnya tokoh semisal Erbakan yang kemudian diteruskan oleh Erdogan dengan kapasitas kepemimpinan yang dahsyat tanpa mengusung slogan syariah. Tampaknya, Erdogan juga penganut filosofi garam kare na tidak mudah baginya menggusur sekularisme yang tercantum dalam konstitusi Turki.
Dalam ungkapan almarhum Mohammad Natsir, Erdogan harus pandai berpirau bersama ombak yang mengitari batu agar terhindar dari benturan kepala dengan karang sekularisme yang konstitusional itu. Sungguh, strategi Erdogan ini patut benar dicermati oleh partai-partai Islam di negeri ini yang sampai hari ini telah gagal melahirkan Erdogan-Erdogan made in Indonesia.
Dalam sebuah kolom pada mingguan Ibu Kota Agustus 2007, saya menulis tentang Erdogan dalam menyambut kemenang an AKP dalam pemilu, “Di tangan Erdogan, Islam menawarkan solusi, bukan slogan formalisme seperti yang diusung oleh berbagai kelompok yang buta realitas. Selamat Erdogan, tidak mudah bagi Anda menghapus citra Islam yang dituduh orang sebagai agama antidemokrasi. You are on the right track, for sure.” AKP memenangkan pemilu melalui sistem dan mekanisme demokrasi, sebuah sistem yang masih saja dipersoalkan oleh sementara umat Islam yang berfikir ahistoris.
Bagi kaum sekuler, kemenangan besar lewat pemilu ini tentu sangat menyulitkan posisi mereka sebab jika ditumbangkan lagi akan berhadapan dengan separo rakyat Turki yang memilih AKP. Bukankah ini sebuah risiko yang tidak kepalang tanggung? Apalah artinya tentara tanpa dukungan rakyat, bukan?
Karena keberhasilan Erdogan membangun Turki, politik dan ekonomi, dunia pada akhirnya harus memberikan penghargaan kepada tokoh ini. Pertumbuhan ekonomi Turki pada 2010 berada pada angka 8,9 persen, hampir mengejar Cina. Popularitasnya kini telah menyamai Kemal Ataturk ketika berhasil mempertahankan kemerdekaan Turki yang terus saja dirongrong oleh imperialisme Eropa sejak abad ke-19, sekalipun Imperium Turki Usmani yang sudah tua renta dan nyinyir itu harus ditumbangkannya. Di atas puing imperium yang berusia selama tujuh abad inilah Ataturk membangun pilar sekularisme yang kemudian ternyata tidak bermanfaat bagi Turki.
Sekalipun semula dicurigai Barat, Erdogan tetap saja melaju meniti karier politiknya yang spektakuler. Sampai detik ini, tidak kurang dari 19 Doktor Kehormatan telah diterimanya dari berbagai negara dan 31 Award (penghargaan) lain sebagai bukti atas keberhasilannya membangun Turki, sesuatu yang gagal diperbuat oleh tokoh-tokoh sekuler yang terbaratkan sekian lama.

Erdogan memang belum berhasil sepenuhnya meratakan keadilan untuk seluruh rakyatnya. Tetapi, kemenangan yang diraih AKP adalah simbol pengakuan bahwa di bawah Erdogan negara Turki sekarang telah berubah secara fundamental ke arah kemajuan yang tak pernah terbayang kan sebelumnya. Membangun dengan slogan syariah, tetapi membuahkan malapetaka, bukanlah cara Turki berurusan dengan dunia modern yang sedang mencari keseimbangan baru.

Posted By : PKS Beringin DS

Gubernur Sumatera Barat Ke AS Bukan “Raun-Raun”


Oleh : ST ZAILI ASRIL
Wartawan Padang Ekspres
Padang Ekspres • Kamis, 07/07/2011 11:05 WIB •
Pada Harian Pagi Padang Ekspres, edisi Selasa (6/7), pada halaman Rakyat Sumbar, ada berita yang mengabarkan Gubernur Sumatera Barat Prof Dr H Irwan Prayitno Dt Rajo Bandaro Psi MSc akan berkunjung ke Amerika Serikat (AS), memenuhi undangan, antara lain, Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedubes RI) di AS. Mungkin tidak semua kita membaca, pada alenia pertama, disebutkan kata ”raun-raun” menganalogikan kunjungan Gubernur ke AS tersebut.
Rupanya, sebagian dari yang membaca berita tersebut, bertanya kepada Gubernur, apakah beliau akan pergi ”raun-raun” ke AS. Tentu saja Gubernur Irwan sangat kaget, karena ia merasa pergi ke AS dalam rangka menjalankan tugas. Saya harus menyadari bahwa rupanya Harian Pagi Padang Ekspres—sebagai surat kabar harian quality paper yang sejak semula diperjuangkan menjadi koran referensi/inspirasi/mendorong perubahan di Sumatera Barat—memang berpengaruh sangat kuat dan berdampak sangat luas!
Membaca berita dimaksud kembali—selain kelemahan teknis jurnalistik, saya merasa ada yang kurang atau ada fungsi yang tidak berperan sebagaimana mestinya: fungsi/peranan pejabat hubungan masyarakat dalam menjelaskan materi informasi (dan memberi latar belakang dan materi informasi pokok). Saya merasa ada kekurangan informasi yang memadai menjadi penyebab keterputusan informasi secara utuh/baik.
Karena itu—terlepas dari ketakberperanan fungsi kepala biro hubungan masyarakat (dan protokol) secara baik (terlebih masa era otonomi daerah), sungguh saya merasa bersalah dan amat menyesal dan menyesalkan berita yang dalam tubuh berita menggambarkan Gubernur Sumatera Barat ”raun-raun” berkaitan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Terlebih kemudian, saya menerima keberatan dari Gubernur Irwan Prayitno sendiri yang secara sangat halus (Jawani) mengritik pemberitaan Harian Pagi Padang Ekspres yang menggambarkan materi yang sama.
Dalam penjelasannya melalui short message system (SMS) kepada saya, Gubernur Irwan Prayitno menjelaskan bahwa rencana kunjungan ke AS—sebagaimana kunjungan sebelumnya ke Jepang dan Jerman—bukanlah tanpa maksud dan tujuan serta latar belakang. Apalagi, seperti kunjungan ke AS, adalah demi memenuhi undangan Kedubes RI di AS. Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk AS, Dino Patti Djalal PhD, adalah seorang Minang.
Sesungguhnya, kunjungan Gubernur Irwan Prayitno ke AS, pertama untuk keperluan investasi di Provinsi Sumatera Barat, memenuhi undangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kedua, keperluan bagi pendidikan di Provinsi Sumatera Barat, memenuhi undangan dan menindaklanjuti kesepakatan Gubernur Sumatera Barat dengan Dubes AS di Jakarta, Scot Marciel. Ketiga, memenuhi harapan masyarakat Sumatera Barat di AS, memenuhi undangan Dubes Dino Pati Djalal PhD.
Secara getir, Gubernur Irwan menyatakan, betapa ia terkejut dan mengucap astaghfirullah ketika ada yang bertanya kepadanya: apakah ia pergi ”raun-raun” ke AS. Ia pun pergi ke AS dengan naik kelas ekonomi—walaupun ia dapat memanfaatkan fasilitas business class (sebagaimana layak jatah sebagai gubernur)—untuk lama penerbangan 20 jam—alangkah penat dan tidak selesa. Istri Prof Irwan pun berangkat mendampingi suaminya dengan menggunakan dana pribadi.
Sebagai seorang wartawan yang sudah memulai karir profesional sejak tahun 1979—tanpa terputus (selama 14 tahun di antaranya di Harian Pagi Kompas Jakarta), dan masih selalu dan terus belajar, berita yang menyebutkan Gubernur Sumatera Barat ”raun-raun” itu memang tidak dapat dibenarkan. Karena itu, saya—sebagai penerbit (Direktur Utama PT Padang Intermedia Pers) sudah meminta Pemimpin Redaksi Harian Pagi Padang Ekspres Montosori untuk menertibkan. Saya menyampaikan hal-hal teknis jurnalistik dan mengulangi kembali visi/misi surat kabar Harian Pagi Padang Ekspres.

Bagi saya—paling tidak sejauh berkaitan dengan berita yang dimasalahkan, memberitakan haruslah objektif—berdasarkan/sesuai fakta dan keterangan yang jelas, tidak bercampur antara fakta dan opini (pendapat dan penilaian wartawan: bila wartawan beropini, maka ia dapat menulis artikel), tidak perlu didramatisir (dramatisir—bukan dramatisasi—menggambarkan ketidakpercayaan wartawan/redaksi yang seakan tanpa dramatisir dianggap masih kurang mendapat perhatian), dan apalagi Padang Ekspres termasuk surat kabar harian kategori quality paper dan berpengaruh kuat di daerah ini.

Posted By : PKS Beringin DS

Sejarah Ringkas

  
SEJARAH

Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama awal Partai Keadilan (disingkat PK) dalam sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.

Pada 20 Oktober 1999 PK menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid, dan menunjuk Nurmahmudi Isma'il (saat itu presiden partai) sebagai calon menteri. Nurmahmudi kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai dan digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei 2000. Pada 3 Agustus 2000 Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di Masjid Al-Azhar dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.

Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikut sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua persen, maka PK harus merubah namanya untuk dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya. Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Sehari kemudian, PK bergabung dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Setelah Pemilu 2004, Hidayat Nur Wahid (Presiden PKS yang sedang menjabat) kemudian terpilih sebagai ketua MPR masa bakti 2004-2009 dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, Tifatul Sembiringterpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2005-2010. Seperti Nurmahmudi Isma'il dan Hidayat Nur Wahid disaat Tifatul Sembiring dipercaya oleh Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Indonesia ke 6 sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Maka estafet kepemimpinan pun berpindah ke Luthfi Hasan Ishaq sebagai pjs Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang Majelis Syuro PKS II pada 16 - 20 Juni 2010 di Jakarta, Luthfi Hasan Ishaq terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2010-2015.

Sumber : pks.or.id 

Jumat, 15 Juli 2011

Jumat, 15 Juli 2011

Khutbah Jum’at: Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba






Khutbah Jum’at: Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba – Sya’ban 1432 H telah membersamai kita hampir setengahnya, artinya kita makin dekat dengan Ramadhan. Karena Sya’ban telah kita bahas pada edisi sebelumnya, demikian pula persiapan menyambut Ramadhan, Khutbah Jum’at edisi 13 Sya’ban 1432 H yang bertepatan dengan 15 Juli 2011 ini, Bersama Dakwah memilih tema “Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba”.
***
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya’ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang besar. Bahwa kita insya Allah akan mendapatkan kesempatan berjumpa dengan tamu istimewa yang penuh keutamaan baik malam maupun siangnya. Mungkin karena itulah, sebagian orang-orang shalih berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan.
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Ya Allah, berkahilan kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
Ya Allah, berkahilan kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami di bulan Ramadhan
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Salah satu hal yang perlu disiapkan seorang mukmin dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan ruhiyah. Agar saat memasuki Ramadhan jiwa kita relatif lebih bersih dan tidak terkotori dengan penyakit ruhani. Tazkiyatun nafs. Penyucian jiwa. Salah satunya adalah dengan jiwa pemaaf.
Di sini perlu ditegaskan bahwa saling memaafkan sebelum Ramadhan secara khusus tidak ada hadits shahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah dan para sahabat membiasakannya. Sebagaimana juga tidak ada hadits shahih yang menjelaskan saling memaafkan di awal syawal. Namun, memaafkan adalah salah satu bentuk tazkiyatun nafs, penyucian jiwa, yang bisa dilakukan kapan saja. Maka, memasuki Ramadhan dengan telah memaafkan orang lain adalah keniscayaan bagi kita, sehingga kita berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan dalam keadaan jiwa yang bersih dan mulia.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Di dalam Al-Qur’an, banyak sekali firman Allah yang memerintahkan kita untuk memaafkan atau menunjukkan keutamaan maaf. Setidaknya pada tujuh surat Allah SWT berfirman mengenai memaafkan itu. Diantaranya adalah pada surat Ali Imran ayat 134 dan surat An-Nisa’ ayat 149.
Kita mulai dari surat An-Nisa’ ayat 149. Allah SWT berfirman:
إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Kuasa. (QS. An-Nisa’ : 149)
Menjelaskan ayat ini, Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan, “Demikianlah manhaj tarbawi mengangkat jiwa yang beriman dari kaum muslimin ke tingkatan yang lain. Pada tingkatan pertama dibicarakan kepada mereka tentang kebencian Allah SWT terhadap tindakan mengucapkan perkataan buruk secara terang-terangan, dan diberinya keringanan bagi orang yang dianiaya untuk menyuarakan perkataan jelek secara terang-terangan itu terhadap orang yang berbuat zalim kepadanyaagar kezaliman yang yang dilakukan terhadap dirinya diketahui orang lan.
Pada tingkatan kedua, diangkatnya mereka seluruhnya untuk melakukan kebaikan dan diangkatnya jiwa orang yang dizalimi –kalau dapat menyadari untuk memaafkandan berlapang dada terhadap yang bersangkutan- sesuai dengan kemampuannya. Ini merupakan tingkatan yang lebih tinggi dan lebih bersih.
Dengan demikian, akan tersebarlah kebaikan di kalangan masyarakat muslim kalau mereka mau mengutamakan hal ini. Sehingga, ia dapat memainkan peranannya di dalam mendidik jiwa dan menyucikannya manakala mereka menyembunyikannya, karena kebaikan itu adalah kebaikan di saat rahasia dan di saat terang-terangan. Pada waktu itu, tersebar pula rasa saling memaafkan diantara sesama manusia, sehingga tidak ada jalan untuk menyuarakan suara buruk. Hanya saja kepemaafan itu hendaknya dari orang yang mampu melakukan pembalasan namun ia memaafkannya, bukan timbul dari ketidakmampuan. Hendaklah yang demikian itu dilakukan karena meniru akhlak Allah, yang berkuasa melakukan pembalasan tetapi Dia memaafkan,
فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
maka sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Kuasa. (QS. An-Nisa’ : 149)
Demikianlah. Memaafkan merupakan tingkatan kedua, tingkatan yang lebih tinggi dan lebih bersih.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Di surat Ali Imran Allah SWT berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran : 133-134)
Salah satu karakter orang bertaqwa yang telah disediakan ampunan dan surga bagi mereka adalah memaafkan sesama.
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat 134 tersebut menjelaskan, “Yaitu selain menahan diri, tidak melampiaskan kemarahannya, mereka juga memaafkan orang yang telah berbuat aniaya terhadap dirinya, sehingga tiada suatu uneg-uneg pun yang ada dalam hati mereka terhadap seseorang. Hal ini merupakan akhlak yang paling sempurna. Karena itulah dalam akhir ayat disebutkan,
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran : 134)”
Dalam tafsir yang sama, Ibnu Katsir mengengahkan tiga hadits keutamaan orang-orang memaafkan.
Pertama, bertambah kemuliannya
Rasulullah SAW bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Tiada harta yang berkurang karena shadaqah, Allah tidak menambah seorang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tiada orang yang tawadhu’ karena Allah melainkan Allah mengangkat (derajat)nya (HR. Muslim)
Kedua, dibangunkan bangunan mulia di surga dan diringgikan derajatnya
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ بنيَانٌ ، وَأَنْ تُرْفَعَ لَهُ دَرَجَاتٌ ، فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ…
Barangsiapa yang menginginkan bangunan untuknya (di surga) dimuliakan, dan derajatnya ditinggikan, hendaklah ia memaafkan orang yang berbuat aniaya kepadanya… (HR. Hakim)
Ketiga, dimudahkan masuk surga
إذا كان يومُ القيامةِ ينادى منادٍ أين العافون عن الناسِ هلموا إلى ربِّكم وخذوا أجورَكم وحقٌّ لكلِّ مُسلمٍ إذا عفا أن يدخلَ الجنةَ
Apabila hari kiamat tiba, ada seruan yang memanggil, “Di manakah orang-orang yang suka memaafkan orang lain? Kemarilah kalian kepada Tuhan kalian dan ambillah pahala kalian! Dan sudah seharusnya bagi setiap orang muslim masuk surga bila ia suka memaafkan.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Rasulullah SAW memberitahu para sahabat bahwa sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni surga. Tak lama kemudian datang seorang laki-laki Anshar, tanpa banyak bicara. Tiga kali kejadian seperti itu berulang, hingga salah seorang sahabat sangat penasaran dan ingin belajar darinya.
Ia pun meminta izin bertamu dan bermalam. Namun setelah tiga malam, tidak ada yang istimewa. Shalat malamnya biasa, amal yaumiyahnya biasa juga. Merasa tidak berhasil menemukan rahasianya ia pun pamit pulang sambil menceritakan niat sebenarnya.
“Tidak ada rahasia pada diri dan amalku,” jawab lelaki itu dengan terus terang, “Aku tidak memiliki keistimewaan apapun, kecuali bahwa aku tidak pernah menyimpan hasrat dalam hati untuk menipu sesama dan menaruh rasa dengki kepada seseorang lantaran kebaikan yang telah diberikan Allah kepadanya, aku maafkan semua orang.”
Mendengar jawaban lelaki itu, sahabat tadi berkata, “Inilah yang telah mengangkat derajat Anda menjadi penghuni surga sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW”.
Semoga Allah memudahkan kita untuk memiliki jiwa pemaaf dan segera memaafkan sesama sebelum Ramadhan tiba.
وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
[Khutbah Jum'at Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba edisi 13 Sya'ban 1432 H bertepatan dengan 15 Juli 2011 M; Bersama Dakwah]

Posted By : PKS Beringin DS

Malam Nishfu Sya’ban Menurut Perspektif Hasan Al Banna


Tulisan ini merupakan salah satu karya Imam Hasan Al Banna yang sampai saat ini masih diabadikan. Dalam tulisan ini beliau mengulas tentang beberapa permasalahan, diantaranya adalah Merayakan malam nishfu Sya’ban, membaca doa dan shalat pada malam tersebut, serta menjelaskan tentang hukum syariat terkait dengan permasalahan yang telah disebut diatas. Beliau menuliskan pandangannya dengan ilmiyah namun sedarhana dan mudah untuk dipahami. Tulisan ini juga memperlihatkan kematangan beliau dalam ilmu tafsir, hadis, fikih, dan ushul fikih.
Setelah itu beliau menjelaskan tentang kondisi riil kaum muslimin; ada diantara mereka yang keliru dan berlebihan dalam menyikapi malam nisfu sya’ban. Melalui tulisan ini beliau ingin mengembalikan mereka agar kembali kepada pemahaman yang benar tentang malam nisfu sya’ban. Bahkan dalam pembahasan fikih yang dalam, Imam Al Banna memberikan trik dan cara dalam menghadapi kemunkaran dan kekeliruan yang sering terjadi dikalangan masyarakat awam pada saat malam nisfu sya’ban. Namun ada satu hal yang menarik dalam tulisan Imam Al Banna ini, beliau tetap menerapkan kaidah “Alla Yuaddi Inkarul Munkar Ilaa Munkari Akbar” (Melarang yang munkar jangan sampai menimbulkan kemunkaran yang lebih besar) dalam merubah pandangan masyarakat awam. Menerapkan amar ma’ruf harus dengan cara yang baik. Kaidah ini sering dilalaikan oleh para dai dalam melakukan dakwah di masyarakat.
Bismillahirrahminirrahim
Makalah ini pertama kali di terbitkan di surat kabar “Ikhwanul Muslimun” edisi 20 tahun I (1352 H). Kemudian diterbitkan kembali pada surat kabar yang sama di bulan sya’ban tahun 1353 H.
Pada saat itu datang seorang ikhwah dari Propinsi Daqahlia untuk menanyakan tentang hadis yang terkait dengan nisfu sya’ban, kebiasaan masyarakat yang melakukan doa dan sejenisnya pada malam itu.
Insya Allah pertanyaan ini akan kami jawab sesuai dengan kemampuan kami berdasarkan pada referensi yang ada pada kami dan berlandaskan nash-nash yang ada yang kami ketahui. Namun kami tidak menolak apabila ada dalil lain yang berbeda dari apa yang kami jelaskan pada tulisan ini. Kami akan sangat berterima kasih bila ada hujjah lain yang berbeda yang dapat diberikan kepada kami. kebenaran harus berada diatas segala dan menjadi tujuan utama para tholibul ilmi. Wallahul Musta’an
Pembahasan tentang Malam Nisfu Sya’ban akan kita bagi menjadi tiga; Pembahasan hadis-hadis yang terkait dengan malam nisfu sya’ban; kedua, kebenaran dan kekeliruan yang di yakini masyarakat awam tentang malam nisfu sya’ban; ketiga, hukum berdoa sebagaimana doa yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
Pertama, Dalil-dali Yang Terkait dengan Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
Firman Allah dalam surat Ad Dukhan:
﴿إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ* فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ﴾ (الدخان: 3، 4)
Ulama berbeda pendapat tentang kata “Malam” yang terdapat pada ayat diatas.
Pendapat pertama:
bahwa yang dimaksud dengan “Malam” pada ayat diatas adalah malam lailatul qadar, yaitu malam yang terdapat pada bulan Ramadhan.
Pendapat kedua:
bahwa yang dimaksud dengan “Malam” pada ayat tersebut adalah malam nisfu sya’ban.
Pendapat ketiga:
Ulama yang berpendapat bahwa, bisa jadi malam lailatul qadar terjadi pada pertengahan bulan sya’ban.
Pendapat ketiga ini ingin memadukan dua pendapat sebelumnya, namun pendapat ini sangat lemah sekali. Sehingga tidak ada alasan yang kuat untuk mempertahankan pendapat ketiga.
Sekarang kita akan fokuskan pembahasan pada dua pendapat pertama secara ringkas. Pendapat pertama yang menyebutkan bahwa ayat tersebut berbicara tentang lailatul qadar lebih rajih (kuat) dikalangan mayoritas ulama tafsir dan ulama pentahqiq.
Berikut adalah dalil dan hujjah yang menyatakan bahwa malam tersebut adalah malam lailatul qadar lebih kuat dari malam nisfu sya’ban.
- قال الألوسي في تفسيره عند قوله تعالى: ﴿فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِين﴾: “هي ليلة القدر على ما روى ابن عباس وقتادة وابن جبير ومجاهد وابن زيد والحسن، وعليه أكثر المفسرين والظواهر معهم، وقال عكرمة وجماعة: هي ليلة النصف من شعبان”.
Artinya:
“Telah berkata Al Alusi dalam Tafsirnya pada saat membahas ayat:
(فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِين) , bahwa yang dimaksud adalah lailatul qadar, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abbas, Qatadah, Ibnu Jubair, Mujahid, Ibn Zaid, dan Al Hasan. Pendapat ini adalah pendapat kebanyakan ahli tafsir, termasuk Az Zawahiri didalamnya. Sedangkan Ikrimah dan Jamaah berpendapat, bahwa malam itu adalah malam nisfu sya’ban”.
وقال الطبري في تفسيره عن هذه الآية الكريمة: واختلف أهل التأويل في تلك الليلة، أي ليلة من ليالي السنة هي؟ فقال بعضهم: هي ليلة القدر، ثم ذكرهم، وقال بعد سردهم: “وقال آخرون: بل هي ليلة النصف من شعبان، ولم يذكرهم”، ثم قال: “والصواب في ذلك قول من قال هي ليلة القدر؛ لأن الله- جل ثناؤه- أخبر أن ذلك كذلك”، وقد أُكد هذا المعنى في ذلك البحث نفسه.
Artinya:
At Thabari mengatakan dalam tafsirnya tentang ayat yang mulia ini. Telah berbeda pendapat para ahlu ta’wil tentang makna “Malam” pada ayat tersebut. Apakah malan tersebut bagian dari malam-malam dalam satu tahun? Sebagian orang mengatakan, “Malam itu adalah malam lailatul Qadar. Kemudian mereka menjelaskan alasannya.
Sedangkan yang lainnya mengatakan, “Bahwa malam itu adalah malam nisfu sya’ban. Namun tidak mereka tidak menjelaskan alasannya. Kemudian At Thabari berkata, “Yang benar adalah mereka yang mengatakan bahwa malam itu adalah malam lailatul qadar. Karena Allah telah mengabarkan tentang hal tersebut. Penegasan makna tersebut telah ditegaskan dalam pembahasan tersebut”.
وقال النيسابوري في تفسير الآية الكريمة أيضًا: وأكثر المفسرين على أنها ليلة القدر لقوله تعالى: ﴿إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ﴾ (القدر:1)، وليلة القدر عند الأكثر في رمضان.. ثم نقل كلام الطبري وقال بعده: وزعم بعضهم كعكرمة وغيره أنها ليلة النصف من شعبان، وما رأيت لهم دليلاً يعول عليه، فها أنت ترى من أقوال هؤلاء الأعلام أن الآية الكريمة لا تصلح أن تكون دليلاً في فضل ليلة النصف من شعبان.
Artinya:
An Naisaburi berkata dalam tafsirnya tentang makna ayat tersebut. Kebanyakan mufassirin mengatakan bahwa malam itu adalah malam lailatul qadar, berdasarkan firman Allah surat Al-Qadar : 1 إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. Sedangkan menurut mayoritas ulama, malam lailatul qadar terjadi pada bulan ramadhan…. kemudian Naisaburi menukil perkataan At Thabari, dan memberikan komentar setelahnya: “Sebagian orang seperti Ikrimah dan yang lainnya menyangka bahwa malam itu adalah malam nisfu sya’ban. Saya tidak mendapati dalil yang mereka gunakan. Apakah anda juga menemukan dari perkataan para ulama tersebut yang layak dijadikan dalil bahwa ayat tersebut dapat menjadi dalil/hujjah untuk menyatakan keutamaan malam nisfu sya’ban.
Kedua, Hadis-hadis yang Yang Terkait dengan Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
أ- ما أخرجه بن ماجه والبيهقي في شعب الإيمان عن علي- كرم الله وجهه- قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم: “إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها، وصوموا نهارها، فإن الله ينزل فيها لغروب الشمس إلى سماء الدنيا، فيقول: ألاَ من مستغفر لي، فأغفر له! ألا مسترزق فأرزقه! ألا مبتلىً فأعافيه! ألا كذا ألا كذا حتى يطلع الفجر”.
Artinya:
Rasulullah Saw bersabda, “Jika malam nisfu sya’ban, maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasa pada siangnya. Karena sesungguhnya Allah turun pada saat menjelang terbenam matahari ke langit yang paling terdekat. Lalu Allah menyeru, ‘Siapa orang yang beristighfar kepadaKU maka akan AKU ampuni. Siapa yang meminta rizki, maka AKU akan memberikan rizki. Siapa yang sakit, maka akan AKU sembuhkan! Siapa yang begini, siapa yang begini…dan seterusnya hingga terbit fajar” HR. Ibnu Majah, Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Imam Ali karamahullahu Wajhahu
ب- ومنها: ما أخرجه الترمذي وابن أبي شيبة والبيهقي وابن ماجه عن عائشة قالت: فقال: “إن الله- عز وجل- ينزل في ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا، فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم بني كلب”.
Artinya
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah turun pada malam nisfu sya’ban ke langit terdekat. Memberikan pengampunan lebih banyak dari jumlah bulu domba Bano Kalb”. HR. Tirmidzi, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, dan Ibnu Majah dari Aisyah.
ج- ومنها ما أخرجه أحمد بن حنبل في المسند عن عبدالله بن عمرو بن العاص أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: “يطلع الله- عز وجل- إلى خلقه ليلة النصف من شعبان، فيغفر لعباده إلا اثنين: مشاحن، وقاتل نفس”.
Artinya
Allah menemui hamba-Nya pada malam nisfu sya’ban dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya kecuali dua orang; yang suka bertengkar dan melakukan bunuh diri” HR. Ahmad bin Hanbal dalam Musnad dari Abdullah bin Amr bin Ash
jika hadis hadis tersebut diatas kedudukannya kuat dan selamat dari penyakit hadis, maka akan menjadi dalil dan hujjah bagi keutamaan malam nisfu sya’ban. Namun sangat disayangkan, ternyata hadis-hadis tersebut mendapatkan komentar dari para ulama hadis dan mereka melemahkannya. Sebagian dari muhadisin mengatakan bahwa hadis pertama sanadnya adalah dhaif (lemah), diantara mereka adalah Al Iraqi. Sedangkan Al Hafiz Al Mundziri berkomentar bahwa hadis yang ketiga sanadnya “Layyin” (lembek). Bahkan Al Hafiz Abu Bakar Al Araby mengakatakan, “Tidak ada yang shahih tentang Nisfu Sya’ban”.
Adapun saya berkeyakinan bahwa hadis-hadis ini memang dhaif, namun kita tidak bisa mengingkari bahwa malam nisfu sya’ban memiliki keutamaan daripada malam-malam lainnya di bulan ini. Bila ingin melakukan shalat malam, maka lakukanlah shalat yang disyariatkan dan bila ingin melakukan shaum di siang harinya, maka lakukanlah shaum yang disyariatkan. Demikian pula melakukan hal-hal yang mustahabbat pada hari-hari tersebut, sesuai dengan kaidah mengamalkan hadis dhaif dalam fadhail amal. Namun dengan syarat, tidak menganggap sebagai ibadah. sebab tidak ada dalil dalam hal tersebut
Kedua, Keyakina Masyarakat Awam dan Ibadah di Malam Harinya
1. Ada yang berkayakinan bahwa malam ini adalah malam diangkatnya amalan. Sebelumnya sudah kita bahas, bahwa malam tersebut bukan malam nisfu sya’ban, tapi malam lailatul qadar sebagaimana pendapat yang rajih
2. Keyakinan bahwa barangsiapa yang hadir pada saat berdoa di masjid selepas shalat magrib dan melaksanakan shalat sebagaimana yang disebutkan, maka ia tidak akan mati pada tahun tersebut. Padahal sudah jelas, bahwa Allah lah yang menentukan ajal. Mereka akan merasa menyesal apabila tidak bisa berkumpul malam ini. Hal-hal yang seperti ini adalah keyakinan yang batil dan tidak ada landasannya
3. Membaca surat yasin pada malam nisfu sya’ban. mereka berkumpul dan membaca doa dengan cara tertentu. Mengenai hal ini saya belum pernah menemukan dalilnya. Karena sesungguhnya membaca Al Quran sangat disukai pada setiap waktu. Namun bila mengkhususkan hanya pada malam tersebut untuk membaca surat yang khusus, maka hal itu tidak pernah disebutkan dalam dalil apapun. Saya belum mendapatkan dalilnya tentang bolehnya hal tersebut, bila anda memilikinya, silahkan sampaikan ke saya.
4. Mereka mengatakan bahwa ada shalat khusus pada malam tersebut, yaitu 100 rakaat. Setiap rakaat setelah fatihah membaca QUL HUWALLAHU AHAD sebanyak 11 kali. Jika tidak sanggup, maka shalat 10 rakaat, setiap rakaat membaca 100 x QUL HUWALLAHU AHAD setelah Al Fatihah. Hal tersebut disebutkan oleh imam Al Gazali dalam kita Ihya Ulumuddin. Al Gazali berkata, “Dahulu para salaf melaksanakan shalat ini dan mereka menyebutnya dengan sebutan shalat kheir. Mereka melaksanakannya secara berjamaah.
Diriwayatkan dari Al Hasan bahwasanya ia berkata, “Telah mengabari kepadaku 30 sahabat nabi, bahwasanya barangsiapa yang melaksanakan shalat ini di malam ini, maka allah akan memandangkan dengan 70 kali pandangan. dan setiap pandangan akan dikabulkan 70 permintaan. yang paling sedikit adalah mendapatkan ampunan. Demikian Imam Al Gazali di kitab Ihya Ulumuddin.
Al Hafiz Al Iraqi telah membantah itu semua dengan mengatakan bahwa hadis tentang shalat pada malam nisfu sya’ban adalah hadis yang batil. Pendapat tersebut adalah pendapat mayoritas ulama. Dalilnya adalah, hadis-hadis yang disebutkan tidak tercantum dalam kitab para huffaz yang terpercaya. Kalaupun ada, tidak ada periwayat dari kalangan sahabat yang dikenal, sanadnya tidak ada yang sampai kepada rasulullah saw. Sebagaimana diketahui bersama, bahwa pengkhususan suatu ibadah butuh kepada dalil syar’i yang kuat. Sedangkan pada persoalan terkait tidak ada dalil yang menjelaskan tentang shalat tersebut.
5. Berkayakinan dengan doa yang susunan sudah kita ketahui bersama. untuk hal ini pembahasan khusus, karena banyak perbedaan dikalangan masyarakat.
Kesimpulan
Jika disimpulkan, maka:
1. Malam nisfu Sya’ban adalah malam yang memiliki fadhilah (keutamaan). Menghidupkannya dengan bentuk ketaatan kepada allah atau shaum pada hari tersebut adalah suatu yg sukai
2. Mengkhususkan dengan ibadah tertentu seperti membaca yasin, shalat kheir, dan doa-doa khusus adalah sesuatu yang tidak ada dalilnya dan tidak memiliki tuntutan dari syariat.
Hasan Al Banna

Posted Byb : PKS Beringin DS

Ketika Aktifis Mengeluh




Menjadi aktivis dakwah itu enak. Bisa selalu sibuk, semua kegiatannya merupakan hal-hal yang diridhai Allah, banyak teman bahkan banyak saudara yang siap saling membantu dalam kebaikan dan takwa.
Ahmad, sebut saja namanya begitu, tidak setuju dengan pendapat saya. Menurutnya, menjadi aktivis itu melelahkan. Mengurus kuliah saja sudah menguras waktu dan tenaga, bagaimana pula jika ditambah mengurusi dakwah yang kegiatannya 24 jam sehari, tujuh hari sepekan?
Saya jawab, cinta membuat semua kesibukan itu terasa mengasyikkan. Tanpa cinta, upaya yang menghabiskan waktu dan tenaga memang terasa melelahkan. Dengan cinta, segala keletihan berubah menjadi keasyikan. Semakin keras berupaya, semakin asyik rasanya. Seperti naik roller coaster atau arung jeram, semakin menantang semakin diminati.
Badrun, juga bukan nama sebenarnya, tidak setuju dengan pendapat saya. Menurutnya, cinta itu mudah datang dan pergi. Kadang kita aktif dengan penuh semangat dan cinta, kemudian esoknya menjadi sangat malas dan bosan.
Saya jawab, itu namanya bukan cinta tetapi mood. Orang yang mud-mudan (moody) memang cepat berubah-ubah. Seperti bandul pendulum. Kadang mengayun ke kanan menjadi sangat rajin berdakwah. Sebentar kemudian minatnya menurun, sampai ke sudut kiri, terjerumus dalam dosa-dosa. Kemudian menyesal, kembali aktif, kemudian bosan, kembali malas dan seterusnya. Saya katakan, obat bagi orang yang moody adalah disiplin dalam arti `memaksakan diri’. Jangan ikuti kemalasan. Lawan kemalasan itu, kalau perlu bunuh dan gali kuburan buatnya dalam-dalam. Lalu paksakan diri untuk kembali aktif.
Kata Tarman juga bukan nama sebenarnya, “Ia tidak bisa menikmati dakwah kalau caranya harus dengan memaksa diri begitu.”
Saya jawab, orang-orang yang sedang ber-mood negatif memang harus mengabaikan aspek kenikmatan atau keasyikan pada awal aktifitasnya. Cukup menyadari bahwa dakwah ini adalahwajib, lalu paksakan diri. Sebentar kemudian, insya Allah, rasa malas itu akan hilang; bisa jadi karena menyaksikan sahabat yang berjuang keras, atau memandang wajah ceria anak-anak yatim yang menerima santunan, atau ketika pengurus masjid mengucapkan terima kasih sambil mendoakan kebaikan dengan tulus. Paksakan diri untuk langkah pertama, insya Allah langkah-langkah berikutnya menjadi nikmat dengan ridhaNya. Percaya dan coba sajalah. In ahsantum, ahsantum lianfusikum, jika kamu berbuat baik, maka sebenarnya kamu sedang berbuat baik untuk dirimu sendiri… (QS Al Isra’: 7).
Tsaurah juga bukan nama sebenarnya, setuju dengan pendapat saya, tetapi ia nyeletuk,”Ada masanya kita kecewa dengan dakwah. Meski sebenarnya kita sangat mencintai dakwah, beberapa hal terasa sangat mengecewakan. Misalnya ketika dakwah tampak dikemudikan menuju arah yang keliru.”
Saya katakan, munculnya kekecewaan setelah cinta yang menggelora merupakan saat-saat ujian komitmen, ujian kesetiaan. Banyak orang diberi karunia sehingga bisa jatuh cinta kepada dakwah, tetapi tidak sanggup mempertahankan cintanya ketika kekecewaan atau kecemburuan datang. Aktif berdakwah ketika sedang jatuh cinta adalah wajar, tetap aktif meski sedang dilanda kekecewaan dan kemarahan barulah pertanda kesetiaan yang tinggi. Inilah komitmen, dan inilah yang insya Allah bisa menjaga ke-istiqamah-an. Allah sangat memuji kesetiaan sehingga berfirman:
“Sesungguhnya orang yang berjanji setia kepadamu adalah orang-orang yang berjanji setia kepada Allah, Tangan Allah berada di atas tangan mereka.” (QS Al Fath :10)
Saya tambahkan lagi, kekecewaan yang menimpa para pecinta dakwah bisa juga disebabkan oleh tuntutan perfeksionis dari sang aktivis. Maunya serba sempurna, ya sempurna ajarannya, ya sempurna jalannya, sempurna juga semua penyeru/aktivisnya. Ketika ia mendapati beberapa aktivis ternyata tidak sempurna, menjadi kecewalah hatinya lalu ia mengundurkan diri dari harum semerbaknya jalan dakwah. Perfeksionisme sendiri bisa diibaratkan pedang bermata dua. Satu sisinya merupakan pelecut motivasi membakar semangat untuk berdakwah habis-habisan, sisi lainnya merupakan kritikus sadis yang dengan pedas mengatakan bahwa tanpa kesempurnaan, seluruh rangkaian dakwah hanyalah kekonyolan yang sia-sia saja.
Juhdi juga bukan nama sebenarnya, bertanya, “Bagaimana cara agar kita tidak menjadi aktivis romantis yang hanya aktif ketika sedang mood? Bagaimana supaya kita tetap berkomitmen sepanjang hayat dan tidak mudah berhenti ketika kecewa?”
Saya katakan, dakwah adalah kesatuan kata dan perbuatan. Kita tidak bisa memilih salah satu dari kedua hal tersebut. Jika seseorang hanya aktif dalam dakwah perkataan, sebentar kemudian ia akan merasa bahwa dirinya tidak lebih dari penjual obat di pinggir jalan. Sebaliknya jika seseorang hanya beramal tanpa mau mengajak dengan lisannya, lama-lama ia merasa jenuh seolah dirinya telah berbuat melebihi para ustadz yang `hanya’ berteriak-teriak saja. Ia merasa telah cukup melakukan amal-amalnya, tidak merasa dituntut untuk meningkatkannya lebih baik lagi. Tidak jarang kemudian mereka bermalas-malasan dengan alasan: kan saya bukan ustadz. Para ustadz tuh yang harus selalu tampil baik agar tidak mengecewakan umat…. sedangkan saya kan orang biasa. Hanya dengan menyatukan aktifitas dalam kata dan perbuatan insya Allah komitmen selalu terjaga.
Hamid juga bukan nama sebenarnya, menyangkal. Menurutnya, sekarang banyak aktivis yang meski giat berkata dan berbuat ternyata tidak tahan ketika dunia menghampirinya. Biasanya setelah menduduki sebuah kursi jabatan atau berhasil menjadi pengusaha sukses, sang aktivis menjelma menjadi penghamba dunia yang hobinya pamer mobil bagus, gadget mahal, rumah gedongan, dan berburu atribut-atribut duniawi lainnya.
Saya balik bertanya, mengapa Hamid menjadikan pencapaian duniawi sebagai tolok ukur menurunnya komitmen dakwah seseorang? Seharusnya kita melihat kinerja, bukan sekedar penampilan duniawi. Tidak ada salahnya seorang da’i yang dulu pengguna angkutan umum sekarang kemana-mana naik unta merah metalik, apalagi jika hal itu membuatnya lebih produktif. Tidak mengapa seorang ustadz membawa-bawa gadget keren, jika gadget tersebut membuat jadwal dan presentasi dakwahnya semakin sistematis dan berkah. Merupakan kebaikan jika aktivis memiliki rumah besar sehingga acara recruitment tidak perlu menyewa vila di luar kota yang jauh, melelahkan dan sulit dijangkau.
Kholid juga bukan nama sebenarnya, ikut urun rembug. Ia berkata bahwa dakwah pada masa sekarang terasa kurang menyentuh hati. Rasanya kering dan gersang. Kalau dulu liqa’ di hamparan karpet hijau sederhana dengan air putih dan roti kering atau penganan sekedarnya terasa bagai siraman air surga, sekarang pertemuan di rumah mewah dengan sajian enak-enak dan presentasi canggih hanya terasa formal dan hambar mirip meeting kantor atau arisan sebuah perkumpulan.
Saya jawab, seharusnya kita memiliki komitmen yang dinamis. Dakwah memiliki masa-masa yang berbeda, ada masanya penuh ujian yang berat, ada pula masanya dakwah ini dibanjiri ghanimah melimpah dari segala arah. Yang penting tetap dalam komitmen kepada Allah, tetaplah menjadikan dunia itu sebagai sarana di tangan, jangan sampai ia merasuk ke dalam hati. Bukankah para Rasul juga berbeda-beda? Ada Nuh `alaihis salaam yang sedikit pengikut, ada Sulaiman `alaihis salaam yang menjadi raja segala makhluk, ada Isa Al Masih `alaihis salaam yang seumur hidup dikejar-kejar dan ada pula Muhammad shalallahu `alaihi wa sallam yang sukses gemilang tetapi tetap mengencangkan sabuknya karena lapar. Komitmen yang statis hanya cocok untuk satu corak ujian saja, komitmen yang dinamis bisa mengatasi ujian dalam semua coraknya.
Daridin juga bukan nama sebenarnya, yang semula diam menyimak rupanya tertarik untuk nimbrung. “Dimana kita bisa bertemu dengan aktivis sesuai gambaran tadi? Penuh cinta, tidak mud-mudan, selalu berkomitmen dan bisa dinamis mengikuti naik-turunnya dakwah di panggung kehidupan?”
Saya tertegun sebentar, kemudian menjawab pelan. Di luar sana ada beberapa tokoh yang bisa kita sebut, tetapi kita tidak perlu menyebut mereka satu persatu. Seharusnya kita menghadapkan telunjuk kepada diri kita sendiri. Meski kita adalah orang baru dalam dakwah ini, meski kita baru belajar membaca dan menulis sambil belajar menyampaikan dakwah semampunya, tetapi insya Allah inilah calon-calon aktivis dengan berbagai kriteria tersebut, Bismillaah....


Posted By : PKS Beringin DS 

 

"Terima Kasih Atas Kunjungannya dan Sebelumnya Meminta Maaf, Apabila ada Kesalahan dan Kekhilafan dalam Menyajikan Informasi Serta terdapat Link-Link yang belum Aktif". Jazzaakallah Khairan Katsiran, Assalamu'alaikum Wr, Wb. ^_^

Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates