Assalamu'alaikum, Selamat Datang di Blog Resmi DPC PKS Beringin Deli Serdang - Provinsi Sumatera Utara. www.pks-beringin.blogspot.com. Jika ada pertanyaan dan saran harap di kirimkan ke Email DPC PKS Beringin di.. pks.beringin.deliserdang@gmail.com

Kamis, 12 April 2012

Kamis, 12 April 2012

Kultwit @MahfudzSiddiq : "Pengkhianatan Koalisi PKS"

Mahfudz Siddiq
Wakil Sekjen PKS 
@MahfudzSiddiq


  1. Nih "Pengkhianatan Koalisi PKS" versi Setgab: 1. Dukung angket Century, 2. Dukung angket mafia pajak dan 3. Tolak naik harga BBM.
  2. Apakah untuk 3 kasus tsb koalisi satu suara? Tidak. Bbrp partai koalisi beda dgn pemerintah. Tp label "pengkhianat" ditujukan hanya ke PKS.
  3. PKS dukung angket Century jelas krn perampokan Bank yg kemudian ditutup uang negara hrs diusut dan tdk boleh jadi pola berulang!
  4. PKS dukung angket mafia pajak jelas krn rugikan potensi penerimaan keuangan negara puluhan bahkan ratusan trilyun per-tahun. Kasus Gayus??
  5. PKS tolak harga BBM naik jelas krn masih ada solusi lain dan masy tdk siap dan tdk mampu. Faktanya skrg harga minyak dunia terus turun!
  6. Sekarang media ributkan "kejanggalan" APBNP yg diduga ada "barter" soal uang negara tuk gantirugi korban "Lapindo". Ada kaitan dgn isu BBM??
  7. Jika ada yg paham hebatnya mafia BBM di Indonesia, siapa paling diuntungkan jika BBM subsidi jadi naik 1 april lalu? Pastinya bukan PKS!
  8. PKS koalisi dgn Pres SBY krn mau bantu negara dan rakyat. Bukan bantu seorang SBY dan PD.
  9. Koalisi pernah disebut pengamat sbg "kerumunan politik yg sarat kepentingan". Jadi wajar kalo ada intrik, saling incar, belah bambu, etc!
  10. Saya tdk kaget jika seorang Ketum partai besar tiba2 jadi jubir istana tuk katakan bhw "PKS tlah berkhianat". Kami tdk akan komen ttg Anda!
  11. Saya jg tdk kaget ktk bbrp partai Islam minta PKS tdk dukung PT tinggi yg diusul 3 parpol besar dlm UU Pemilu. Kami setuju. Lalu Anda skrg??
  12. Banyak pihak nilai pemerintah asyik dgn pencitraan. Aneh saat PKS tolak harga BBM naik, buru2 mereka tuding PKS cari pencitraan. Haha..?!
  13. 2 periode, PKS tahu persis bgm manajemen koalisi dijalankan. Yakinkah bhw proses pengambilan keputusan baik jika style leadership sprt ini?
  14. Amar ma'ruf - Nahi munkar: prinsip PKS dlm berpolitik, baik di dalam ataupun di luar pemerintahan. Katakan kebenaran meski pahit (resikonya)
  15. PKS tdk punya media besar tuk bangun opini. Media kami adl nurani & akal sehat rakyat ini yg paham soal century, mafia pajak & kisruh BBM!
  16. PKS mmg partai seumur jagung tp pelajaran sejarah menyambung umur perjuangan kami tuk sadar dan paham bertindak. Meski banyak yg blm sadari.
  17. Kepada kader PKS trus arungi gelombang samudera dgn sampan kecil kalian! Kelak kapal2 besar yg akan karam akan butuh "tangan" kalian!
  18. Kader PKS: Trus pelajari sejarah, firasati keadaan dan bertindak tanpa pamrih untuk kebaikan sebanyak2nya orang di sekeliling kalian!
  19. Selamat berhari libur, tp jgn sekali2 liburkan nurani & akal kita! Rakyat negeri ini sdh lama lelah dgn keadaan, tp mrk msh simpan harapan!

Posted By : PKS Beringin DS

Kumpulan Nasehat Umar bin Khathab


  • Umar bin Khathab: “Duduklah dengan orang-orang yang bertaubat, sesungguhnya mereka menjadikan segala sesuatu lebih berfaedah.” (Tahfdzib Hilyatul Auliya I/71)

  • Umar bin Khathab: “Kalau sekiranya kesabaran dan syukur itu dua kendaraan, aku tak tahu mana yang harus aku kendarai.” (Al Bayan wa At Tabyin III/ 126)

  • Umar bin Khathab: “Sesungguhnya kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka janganlah kita mencari kemuliaan dengan selainnya.” (Ihya’ Ulumuddin 4/203)

  • Umar bin Khathab: “Hendaklah kalian menghisab diri kalian pada hari ini, karena hal itu akan meringankanmu di hari perhitungan.” (Shifatush Shafwah, I/286)

  • Umar bin Khathab: "Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar".

  • Umar bin Khathab: "Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku."

  • Umar bin Khathab: "Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar."

  • Umar bin Khathab: "Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki."

  • Umar bin Khathab: "Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya."

  • Umar bin Khathab: "Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga."

  • Umar bin Khathab: "Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat."

  • Umar bin Khathab: "Barangsiapa yang jernih hatinya, akan diperbaiki Allah pula pada yang nyata di wajahnya."

  • Umar bin Khathab: "Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya."

  • Umar bin Khathab: "Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut."

  • Umar bin Khathab: "Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang kerana mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang bukan zaman engkau."

Posted By : PKS Beringin DS

Burhanuddin Muhtadi: SBY Khawatir PKS Membesar


Lambannya keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait nasib PKS dan menteri-menterinya paska penolakan partai itu terhadap kenaikan BBM dinilai karena ada kekhawatiran kalau PKS akan jadi besar. Demikian Peneliti Lembaga Survei Indonesia, Burhanudin Muhtadi, Selasa (10/4) saat menjadi pembicara dalam Bedah Buku Dilema PKS Suara dan Syariah.
Menurut Burhanuddin yang juga penulis buku Dilema PKS Suara dan Syariah itu, SBY mempertimbangkan kalau tiga menteri PKS diberhentikan, partai itu akan mendapatkan simpati publik. Simpati publik bahwa PKS merupakan partai terzalimi akibat menolak kenaikan harga BBM akan menguntungkan PKS dalam kompetisi pemilu 2014 mendatang.
“Persoalannya serius. Dia (presiden) tahu kalau PKS ditendang malah akan membesarkan PKS,” ujar Burhanudin di kampus 2 Universitas Islam Negeri, Jakarta, Selasa (10/4).
Kekhawatiran SBY semakin bertambah karena jika PKS dikeluarkan, SBY akan memiliki ketergantungan pada Golkar yang merupakan satu-satunya partai besar. Padahal selama ini Golkar juga banyak “membangkang.”
“Golkar pun bukan good boy. Banyak pembangkangan yang dilakukan,” tegas Burhanuddin.
Terkait dengan sikap PKS yang selalu kritis dalam koalisi, Burhanudin menjelaskan akan tetap didukung oleh para konstituennya. Sebab, menurut Burhanuddin, konstituen PKS merupakan massa tingkat menengah yang terdidik. Sehingga, mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terkait dengan kritik PKS kepada pemerintah. [IK/Rpb]

Posted By : PKS Beringin DS

Ahmad Heryawan: Tokoh Perubahan Republika 2011


Nama itu tidak banyak dikenal oleh masyarakat Jawa Barat. Masyarakat jauh lebih mengenal Danny Setiawan, Gubernur Jawa Barat 2003-2008, atau Agum Gumelar, mantan menteri Perhubungan dan juga mantan calon wakil presiden. Heryawan barangkali malah lebih dikenal di Jakarta karena dia menjadi anggota DPRD DKI Jakara.
Namun, rupanya takdir berkata lain. Orang yang tak banyak dikenal itu jusru menang dalam perebutan kekuasaan di Jawa Barat. Ketenaran Danny Setiawan dan Agum ditenggelamkan oleh pilihan masyarakat yang kemudian mengangkatnya bersama Dede Yusuf sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.
Sosok yang dikenal sebagai politikus mubalig ini lahir di Sukabumi, 19 Juni 1966. Pendidikan dari SD sampai SMA diselesaikan di kampung halamannya, baru setelah kuliah Heryawan merantau ke Jakarta masuk di Fakultas Syariah LIPIA pada 1992.
Selepas menyandang gelar sarjana, Heryawan mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beberapa di antaranya adalah Ma’had Al Hikmah, Dirosah Islamiyyah Al Hikmah, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, dan Pusat Studi Islam Al Manar. Selain sebagai akademisi, Heryawan juga aktif di berbagai organisasi massa Islam, antara lain, sebagai ketua umum pengurus besar Persatuan Umat Islam (PUI).
Begitu Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) lahir, Heryawan terjun ke dunia politik. Karier politiknya terus menanjak ketika menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Pada periode 1999-2004 dia sebagai anggota biasa, kemudian pada periode berikutnya dia terpiih kembali sebagai wakil rakyat dan menjadi wakil ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Semula Heryawan hanya mendapat amanah dari partainya (PKS) untuk posisi wakil gubernur di Jawa Barat. Tapi, sebagai pendatang baru di dunia perpolitikan Jawa Barat, nama Heryawan tak dilirik para calon gubernur. Apalagi, usia Heryawan saat itu baru menginjak 41 tahun sehingga dianggap belum memiliki banyak pengalaman di dunia birokrasi.
Karena tak ada yang meminang menjadi wakil gubernur, DPW PKS Jawa Barat melakukan langkah berani dengan menjadikan Heryawan sebagai calon gubernur. Mereka kemudian mengajak DPW PAN Jawa Barat untuk berkoalisi menghadapi pilgub. PAN menyodorkan nama Yusuf Macan Effendi alias Dede Yusuf untuk menjadi pendamping Heryawan. Pasangan ini pun kemudian dideklarasikan dengan sebutan Hade, dalam bahasa Sunda berarti `bagus’ atau `baik’.
Apa yang terjadi kemudian? Pasangan muda yang sebelumnya tak diperhitungkan justru mampu memenangi pilgub pertama Jawa Barat yang dipilih langsung oleh rakyat. Hade alias Heryawan-Dede meraih 7.287.647 suara, pasangan Agum-Nu`man meraih 6.217.557 suara, dan Danny-Iwan meraih 4.490.901 suara.
Bagi Heryawan, mendapat amanah menjadi gubernur dari masyarakat Jawa Barat adalah satu kepercayaan. Karena itu, begitu dilantik, pasangan muda ini langsung melakukan berbagai program dengan tujuan memenuhi harapan dan keinginan masyarakat Jawa Barat. Janji-janji saat kampanye pilgub satu per satu mulai direalisasikan.
“Tahun pertama adalah masa yang paling berat bagi saya dalam memimpin Jawa Barat,“ kata suami dari Hj Netty Prasetyani. Selain masih buta dengan kondisi birokrasi Jawa Barat, berbagai tekanan dari parpol yang kalah dalam pilgub terus merongrong kepemimpinannya. Ancaman penurunan paksa dari kursi gubernur terus dialamatkan kepadanya.
Namun, berbagai kecaman, bahkan ancaman, baik dari internal birokrasi maupun eksternal, tak pernah menyurutkannya untuk mewujudkan janji-janjinya kepada masyarakat saat kampanye. Bidang yang menjadi prioritas Heryawan seperti yang disampaikannya saat kampanye lalu, yaitu pendidikan murah, sejuta lapangan kerja, kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, hingga membenahi infrastruktur di seluruh wilayah Jawa Barat mulai diwujudkan.
Pada 13 Juni mendatang, pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf melewati tahun ketiga. Kerja keras selama hampir tiga tahun mulai membuahkan hasil. Apresiasi terhadap kinerjanya diberikan pemerintah pusat melalui berbagai penghargaan. Bahkan, dalam sebulan, Desember 2011, Heryawan menerima empat anugerah dan penghargaan. Penghargaan pertama diterimanya saat Hari Nusantara 13 Desember di Dumai, Riau, kemudian Satya Lencana Kebaktian Sosial di Yogyakarta pada Peringatan HKSN 19 Desember, Parahita Ekapraya Pratama di Jakarta pada Peringatan Hari Ibu 22 Desember, dan Transmigrasi Award pada 27 Desember 2011. Tak banyak kepala daerah yang menerima empat penghargaan berkategori nasional dalam waktu sebulan. Sebelum itu, sederet penghargaan diraih oleh Heryawan dalam rentang 2011, antara lain, Entrepreneurship Development dari Menteri Koperasi dan UKM. Pemerintah pusat juga mengganjar Pemprov Jawa Barat dengan penghargaan bertajuk “Anugerah Pangripa Nusantara“ karena dinilai memiliki perencanaan pembangunan terbaik dan dinilai sukses meningkatkan kualitas pembangunan daerah.
Menteri Pendidikan memberikan penghargaan kepada Heryawan karena dinilai berhasil membina sekaligus mendorong perkembangan pendidikan inklusif. Kiprahnya dalam mengelola pemerintahan di Jawa Barat juga mendapat apresiasi dari Youngsan University Korea Selatan. Salah satu universitas terkemuka di Negeri Ginseng ini mengganjarnya dengan gelar doctor honoris causa bidang manajemen pemerintahan. “Itu adalah keberhasilah seluruh stakeholder Jawa Barat. Tanpa peran serta seluruh lapisan masyarakat mustahil penghargaan itu bisa diraih,“ ujarnya.
Bapak enam anak yang sebelum menjabat Gubernur Jawa Barat rutin berbelanja di pasar tradisional itu mengakui, masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Beberapa persoalan yang menurutnya sangat prioritas untuk dituntaskan adalah masalah kesehatan, khususnya menyangkut fasilitas puskesmas. Ia menargetkan, pada 2012 ini ada 200 puskesmas dengan pelayanan obstetri neonatal emergesi dasar (Poned) di Jawa Barat.
Selain itu, Heryawan juga menargetkan komposisi pendidikan menengah atas akan dibalik, yaitu 65 persen SMK dan 35 persen SMA. “Idealnya, 70 berbanding 30. Tapi, bisa mewujudkan 65 banding 35 sudah sangat bagus,“ kata dia. []
Sumber : http://www.pkspiyungan.org/2012/04/ahmad-heryawan-tokoh-perubahan.html

Posted By : PKS Beringin DS

Komunikasi Cinta untuk Suami dan Isteri (2)


Tidak bisa dipungkiri, komunikasi menjadi persoalan yang banyak dijumpai dalam kehidupan keluarga. Banyak pertengkaran dan perceksokan yang bermula dari ketidakbagusan komunikasi. Bahkan pada banyak keluarga, mereka sudah tidak mampu berkomunikasi lagi. Masing-masing menutup diri dan tidak melakukan usaha untuk tetap berkomunikasi.
Pada postingan terdahulu, telah saya sampaikan lima langkah agar komunikasi antara suami dengan isteri dipenuhi oleh cinta. Komunikasi cinta antara suami dan isteri menyebabkan mudah dimengerti, mudah diterima, dan pesan yang disampaikan bisa cepat ditangkap dengan tepat oleh pasangan. Berikut ini, ada lima langkah berikutnya yang harus ditempuh untuk semakin memperindah suasana komunikasi suami dan isteri.
6. Berikan Respon Positif
Bukan hanya kemampuan untuk mendengarkan, yang diperlukan lebih lanjut adalah kemampuan memberikan respon positif saat berkomunikasi. Respon positif ini diperlukan untuk memastikan bahwa pasangan yakin bahwa kita mendengarkan dan mengerti maksud pembicaraannya. Jika tidak ada respon positif, akan membuat pasangan ragu, apakah kita mendengarkan dan mengerti pembicaraannya. Respon positif juga memiliki tujuan untuk memberikan penegasan kepada pasangan bahwa kita tetap bersamanya ketika dia tengah berbicara.
Banyak cara untuk memberikan respon positif. Di antaranya adalah dengan pandangan mata yang kita arahkan kepada mata pasangan saat ia berbicara, anggukan kepala tanda mengerti, raut wajah yang menandakan kita mengikuti pembicaraannya. Bisa juga dilakukan dengan ungkapan ringan seperti :
“Oh ya, aku mengerti….”
“Lalu bagaimana kelanjutannya ?”
“Ehmmmm…..”
7. Bersikap Egaliter
Dalam berkomunikasi dengan pasangan, tempatkan diri secara sejajar, jangan merasa lebih tinggi atau lebih rendah dari pasangan. Hilangkan sekat pembatas antara anda dengan pasangan yang menghalangi kehangatan komunikasi. Semestinya suami dan isteri saling menempatkan diri sebagai sahabat, yang bisa berbincang dengan leluasa tanpa ada “kasta” dan etika yang feodal. Etika yang harus dijaga dalam komunikasi suami isteri bukanlah etika antara atasan dengan bawahan, bukan pula etika juragan dengan karyawan.
Sebagai sahabat, maka suami dan isteri bisa saling mencurahkan perasaan hati tanpa ada sekat pembatas berupa ketakutan, kekhawatiran, atau ketidaknyamanan lainnya. Etika yang harus mereka jaga adalah etika sebagai suami dan isteri yang saling menjaga, saling mencintai, saling menyayangi, saling memberikan yang terbaik bagi lainnya. Dengan demikian mereka akan berada dalam suasana kesetaraan yang melegakan, tanpa ada sekat yang menghalangi komunikasi.
8. Hindarkan Kalimat dan Gaya yang Menyakiti Hati
Salah satu penyebab komunikasi tidak efektif adalah ketika menggunakan kosa kata atau kalimat yang menyakiti hati pasangan, atau menyinggung perasaannya. Oleh karena itu, hindarkan kalimat dan gaya yang bisa menyakiti hati pasangan. Kata-kata dan kalimat seperti apa yang bisa menyakiti hati pasangan, gaya berbicara seperti apa yang bisa menyakiti pasangan, harus sangat kita mengerti agar bisa menghindarinya.
Komunikasi akan lancar apabila menggunakan kalimat yang menyejukkan, penuh pengertian, dan menghargai pasangan. Jika menggunakan kalimat kasar, kata-kata ketus, gaya bicara yang tinggi dan sombong, akan membuat tidak nyaman dalam berkomunikasi, dan bahkan akan menambah daftar masalah dalam keluarga. Contoh kalimat yang menyakiti hati pasangan adalah seperti ini :
“Kamu itu sepertinya lulus kuliah, tapi ternyata bodoh sekali. Diajak bicara tidak pernah nyambung….”
“Apa kamu tuli ? Dari tadi aku sudah sampaikan, tapi kamu masih tidak paham…”
9. Sampaikan Pesan dengan Lembut dan Bijak
Jangan berlaku kasar dalam komunikasi dengan pasangan anda. Sampaikan pesan anda dengan lembut dan bijak. Ingat, isteri anda bukanlah bawahan, suami anda bukanlah anak buah. Oleh karena itu tidak layak berbicara dengan kalimat dan nada bicara yang membentak, memaksa, penuh instruksi serta tidak memberikan kesempatan kepada pasangan untuk berbicara dan menyampaikan pendapat. Pesan yang disampaikan dengan kelembutan dan penuh kebijakan, akan lebih mudah dipahami dan dimengerti pasangan.
Gunakan nada bicara yang lembut, jangan menampakkan sikap yang galak kepada pasangan. Tunjukkan sikap yang mengerti, dan jangan menunjukkan sikap cuek ketika pasangan tengah berbicara. Dengan kebijakan sikap yang anda tampakkan, akan membuat pasangan merasa nyaman dan dihargai ketika berbicara. Komunikasi menjadi lebih lancar, tidak tersekat, tidak terhambat, karena semua pihak merasa terlindungi dan terhormati oleh pasangannya.
10. Pilih waktu, suasana dan tempat yang tepat
Pilihlah waktu, suasana dan tempat yang nyaman untuk mendukung kelancaran berkomunikasi. Kadang pembicaraan menjadi tidak lancar, karena waktu yang mendesak, atau suasana yang sedang tegang, atau tempat yang terlalu terbuka dan tidak privasi. Maka kendati tampak teknis, namun pilihan waktu, suasana dan tempat ini sangat besar pengaruhnya bagi kelancaran komunikasi suami dan isteri.
Kapan waktu yang nyaman, suasana yang menyenangkan, tempat yang menenangkan, akan membuat komunikasi lebih lancar. Dalam waktu yang sempit, atau sudah terlalu larut malam, atau suasana yang sedang mengantuk, suasana sedang berduka, tempat yang tidak menjaga privasi, bisa mengganggu kelancaran komunikasi.
Demikianlah sepuluh prinsip komunikasi efektif antara suami dan isteri. Semoga kita semua mampu menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Aamiin.
Sumber ; http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/11/komunikasi-cinta-untuk-suami-dan-isteri-2/

Posted By : PKS Beringin DS

Komunikasi Cinta untuk Suami dan Isteri (1)


Dalam berbagai kegiatan Pelatihan Wonderful Family, saya sering bertanya kepada pasangan suami isteri yang hadir sebagai peserta, apakah permasalahan yang sering dijumpai dalam kehidupan berumah tangga pada umumnya ? Ternyata sangat banyak peserta yang menjawab, persoalan yang sering muncul adalah ketidakmampuan berkomunikasi antara suami dan isteri. Banyaknya cekcok dan pertengkaran, seringkali bersumber dari problem komunikasi, bukan dari persoalan yang besar dan berat.
Kenyataannya, ada banyak orang berkomunikasi, namun tidak mendapatkan tanggapan dari pasangan seperti yang ia harapkan. Ternyata pesan tidak sampai kepada pasangan, atau pesan sampai kepada pasangan tetapi dengan terdistorsi. Dampaknya komunikasi tidak pernah nyambung dan masing-masing merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi. Hal ini akan mengakibatkan kemalasan dalam komunikasi dan memilih pasif.
Komunikasi suami dan isteri adalah komunikasi hati, komunikasi rasa, yang dipenuhi oleh cinta. Berbeda dengan komunikasi kepada orang-orang lainnya, antara suami dan isteri terjadi kedekatan dan ikatan emosional yang sangat khusus. Agar komunikasi antara suami dan isteri penuh cinta, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh kedua belah pihak :
1. Menggunakan aneka ragam cara komunikasi
Ada banyak cara komunikasi. Bukan hanya berbicara dan mengobrol secara langsung, namun komunikasi bisa dilakukan dengan tulisan di kertas, SMS, telepon, email, chatting, BBM, dan menyampaikan pesan lewat berbagai media lainnya. Ketika komunikasi dengan obrolan tengah mengalami kebuntuan, segera tempuh cara lain agar tetap terhubung dan tidak terputus kehangatan.
Kadang kita terjebak dalam bentuk komunikasi verbal, dengan model pembicaraan. Ketika pembicaraan tidak bisa dilakukan, baik karena terpisah jarak, atau karena sedang ada masalah, maka komunikasi tidak berjalan. Suami dan isteri memilih diam membisa dan tidak melakukan upaya lain agar tetap saling berkomunikasi. Padahal sangat banyak pilihan cara yang membuat mereka tetap saling bisa berkomunikasi.
2. Bersikap empati
Posisikan diri anda pada situasi perasaan dan pikiran yang sedang dialami pasangan. Empati adalah sebuah sikap dan kemampuan mengerti dan memahami kondisi pasangan, sehingga akan memunculkan suasana nyaman dalam komunikasi. Sikap empati ditunjukkan pula dengan cara tidak mengingkari emosi pasangan. Ketika suami tengah marah, isteri mengerti situasi perasaan yang tengah dialami suami. Saat isteri sedih, suami mengerti kedalaman perasaan sang isteri.
Dengan pemahaman dan pengertian akan kondisi pasangan, suasana komunikasi akan lebih nyaman. Tanpa empati, yang terjadi adalah pemaksaan kehendak, pemaksaan pendapat, dan saling menyalahkan satu dengan lainnya. Suami dan isteri akan berada dalam suasana dan pikiran masing-masing, tanpa peduli apa yang tengah dirasakan dan dipikirkan pasangan.
3. Fleksibel
Dalam melakukan komunikasi dengan pasangan, kadang memerlukan suasana dan gaya serius, namun ada kalanya lebih efektif menggunakan suasana dan gaya yang santai. Hendaknya kita bisa bersikap fleksibel, dalam menggunakan gaya serta model komunikasi. Jika semua disikapi dengan serius, maka akan kehilangan sisi kelembutan. Namun jika semua ditanggapi dengan canda, bisa kehilangan esensi yang besar dalam kehidupan.
Suami dan isteri hendaklah bisa memanfaatkan berbagai kesempatan secara fleksibel untuk melakukan komunikasi. Tidak perlu dibatasi pada waktu dan jam tertentu, namun semua kesempatan hendaknya digunakan untuk melakukan komunikasi. Suami dan isteri juga harus bisa memanfaatkan tempat serta sarana secara fleksibel untuk membangun komunikasi. Hendaknya komunikasi bisa dilakukan dimanapun dengan sarana apapun.
4. Memahami bahasa nonverbal
Tidak semua komunikasi dilakukan dengan verbal. Kadang ekspresi wajah dan bahasa tubuh pasangan anda sudah mengisyaratkan sesuatu pesan. Bahkan diamnya saja sebenarnya sudah memberikan pesan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal. Kedipan mata, belaian mesra, cubitan, pelukan, ciuman, sikap tubuh, isyarat tangan, dan lain sebagainya, adalah bahasa-bahasa komunikasi yang memiliki makna tertentu.
Kadang suami menjumpai isteri dalam wajah yang muram, maka ini adalah bentuk komunikasi tertentu yang dilakukan oleh isteri. Kadang isteri menjumpai suami dalam kondisi berdiam diri, tidak mau berbicara, ini adalah bentuk pesan yang disampaikan dengan cara diam. Hendaknya masing-masing pihak berusaha memahami pesan yang disampaikan pasangan dengan bahasa nonverbal tersebut.
5. Jadilah pendengar yang baik.
Agar komunikasi berjalan efektif, jadilah pendengar yang baik. Jangan menguasai komunikasi dengan terlalu banyak bicara dan tidak mau mendengar. Sering kali suami dan isteri ingin banyak berbicara dan tidak mempedulikan pembicaraan pasangan. Masing-masing menuntut untuk didengarkan, namun tidak mau mendengarkan ketika pasangan tengah berbicara. Cara seperti ini membuat tidak efektif proses komunikasi.
Hendaknya suami dan isteri memiliki kemampuan mendengarkan yang baik. Mendengarkan pembicaraan pasangan adalah bentuk kasih sayang dan penghargaan yang tulus, yang menyebabkan pasangan merasa nyaman berbicara dan menyampaikan perasaan hatinya. Jika pasangan tengah berbicara tidak kita dengarkan, membuatnya tidak nyaman berbicara. Sama seperti ketika kita berbicara dan tidak didengarkan pasangan, membuat kita tidak tidak mau lagi meneruskan pembicaraan.
Selamat pagi, selamat beraktivitas. Salam Kompasiana.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/10/komunikasi-cinta-untuk-suami-dan-isteri-1/

Posted By : PKS Beringin DS

Senin, 02 April 2012

Senin, 02 April 2012

Alhabsyi: PKS Tetap Berjuang untuk Rakyat


Ketua DPP PKS Bidang Hukum dan Advokasi, Aboebakar Alhabsyi, menyatakan PKS akan tetap bekerja dalam kondisi apa pun.
“Ada atau tidak ada kader kita di pemerintahan, PKS tetap bekerja untuk kejayaan bangsa,” ujarnya, Ahad (1/4)
Perlu diingat, katanya lagi, PKS pernah mengalami situasi dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan, dan tidak masalah. “Kami itu bukan politisi an sich. Jadi, tidak mengukur segala sesuatu dari kekuasaan. Setiap kader selalu dididik untuk memimpin dan dipimpin,” tegasnya.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempersilakan kepada Presiden SBY dalam kapasitasnya sebagai Ketua Setgab koalisi untuk bersikap, perlu tidaknya para menterinya dievaluasi.
“Pos kementerian itu hak prerogatif Presiden, silakan dievaluasi saja. Apakah menteri-menteri kami perform atau tidak. Pemimpin yang adil tidak akan emosional ketika mengambil keputusan,” timpal Jubir PKS, Mardani Ali Sera.
Ada tiga jatah menteri dari PKS yang ada di dalam kabinet pemerintahan SBY-Boediono. Ketiganya adalah Menkominfo Tifatul Sembiring, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri dan Menteri Pertanian Suswono.
Mardani menegaskan, para menteri PKS yang ada dalam kabinet saat ini sudah menunjukkan kinerja yang baik. “Kalau kami melihat performanya lumayan baik. Sikap PKS yang berbeda dengan kebijakan (partai) koalisi adalah untuk menghindari penderitaan rakyat. Sama seperti pernyataan Presiden sendiri yang menyebut kita ingin bersama rakyat,” katanya mengingatkan.
Sikap partainya tegas menolak adanya penambahan pasal 7 ayat 6 a dalam UU APBN 2012 yang memperbolehkan pemerintah menyesuaikan harga BBM dalam rapat paripurna, Jumat (31/3). Sikap PKS berseberangan dengan sikap partai koalisi lainnya yang mendukung adanya penambahan pasal. PKS berada dalam barisan partai-partai penentang seperti PDI-P, Gerindra, dan Hanura.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/04/02/m1tqup-alhabsyi-pks-tetap-berjuang-untuk-rakyat

Posted By : PKS Beringin DS

Menyongsong Bangkitnya Khilafah Islamiyah


Oleh : Ardhianto Murcahya, S.Psi, Solo
Tahun 2011 sepertinya adalah penuh semarak bagi pergerakan islam. Bersejarah. Di timur tengah, fenomena kemenangan tengah dirasai oleh para pejuang pergerakan islam karena keberhasilan menumbangkan sang tiran. Mesir mengawalinya, dengan menumbangkan rezim tiran, Hosni Mubarak. Kemudian menyusul Tunisia. Satu persatu para rezim tiran itu jatuh bertumbangan menyusul guru mereka, sang tiran yang terbadikan dalam al-quran, Fira’un. Fenomena kebangkitan islam di timur tengah yang oleh barat menyebutnya dengan fenomena ‘musim semi arab’, Arab Spring. Mengingatkan saya pada sebuah nubuwah akhir zaman dari Rasulullah,
“…Kemudian akan berlangsung kerajaan sewenang-wenang menurut kelangsungan yang dikehendaki Allah. Lalu Allah akan mengangkatnya ketika Ia menghendaki. Kemudian akan berlangsung khilafah diatas jalan kenabian’ Lalu beliau diam” ( HR. Ahmad)
Jika kita cermati lebih dalam, nubuwah baginda Nabi SAW. saat inilah yang dimaksud. Ya, Boleh dikatakan, fenomena ‘musim semi Arab’ telah melapangkan jalan menuju kekhalifahan yang telah lama hilang. Sebuah tatanan dunia penuh rahmat yang kita rindukan. Sebuah era dimana seekor serigala pun hingga menjadi vegetarian dan enggan menyantap domba yang ada dihadapannya. Sebuah zaman yang mengambarkan kemakmuran sebuah negeri yang disebutkan dalam surah Saba’ ayat kelima belas, “(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun” Sebuah jalan kini telah terbentang. Momentum yang menjadi takdir sejarah kita, kini telah siap kita songsong. Seperti yang dituliskan Anis Matta dalam Delapan Mata Air Kecemerlangan, “Takdir sejarah kita adalah pertemuan-pertemuan yang mengharukan antara karya-karya besar yang lahir dari kompentensi inti kita, dengan kebutuhan yang sangat mendesak dari lingkungan komunitas dimana kita hidup, pada suatu ruang dan waktu tertentu. Itulah momentum sejarah kita; saat dimana potensi-potensi kita meledak menjadi karya-karya besar, dan bertemu dengan kebutuhan komunitas kita pada saat yang sama”
Teringat di penghujung kekhalifahan turki utsmani yang runtuh pada tahun 1924. Selang beberapa tahun kemudian 1928, Imam Asy Syahid Hasan Al Banna mendirikan Al ikhwan Al Muslimun mulai meretas kembali jalan penegakan khilafah dengan tahapan-tahapan yang sangat cergas dalam maaratib al ‘amalnya. Dan momentum pun bak gayung bersambut, di hampir seratus tahun kemudian. Yah, saat ini. Al Hafidz Imam As suyuthi dalm Tarikh khulafa’ pada bagian akhir kitabnya menuliskan sebuah catatan, beliau menukil pendapat Ibnu Hatim dalam tafsirnya tentang sebuah Atsar dari Abdullah Ibn Amr Ibn Al Ash, “Tidak ada dalam seluruh perhitungan waktu sejak dunia ini ada, kecuali akan selalu terjadi suatu yang yang sangat mengemparkan di ujung seratus tahun.”
Kini sebuah momentum pergiliran sejarah ada bersama kita. Berpihak pada kita. Tinggal bagaimana kita menjemput momentum sejarah itu dengan takdir sejarah kita. Seperti yang terfirman dalam surah Ali Imron ayat ke seratus empatpuluh. “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” Masa kekhalifahan itu sudah sangat dekat, sangat dekat.
Dakwah Menyiapkan Figur Pemangku Amanah
Tugas besar itu kini bukanlah menantikan kapan datangnya masa kekhalifahan yang berjalan diatas jalan kenabian. Tetapi adalah mempersiapkan diri menjemput takdir sejarah gemilang itu. Momentum sudah ada di depan mata. Tapi bila kita tidak sigap dan siap menerima momentum itu, maka itu hanya akan menjadi sebuah episode zaman tanpa arti. Bahkan mungkin buruk lagi. Karena terkadang kita terlena oleh romansa kemenangan dan keberlimpahan, seperti yang dituturkan Ibnu Khaldun, “keberlimpahan terkadang menumpulkan semangat juang ummat secara perlahan dan membuat mereka kurang peka pada hal-hal kecil yang sedemikian rentan memicu perpecahan”, hingga kita lupa untuk mempersiapkan takdir sejarah kita. Akhirnya momentum pun berlalu begitu saja.
Ustadz Rahmat Abdullah pernah menuturkan, “Li kulli marhalatin rijaaluha, Wa li kulli marhalatin masa’iluha, setiap tahapan memiliki kader-kadernya masing-masing dan setiap tahapan memiliki masalahnya sendiri-sendiri” Tentu menyiapkan para pemangku amanah yang siap mengemban tanggung jawab besar adalah sebuah kewajiban. Seperti sudah kita fahami dalam kaidah fiqh, “Maa laa yatimnu al wajiib illaa bihi fa huwa wajiib, sesuatu yang tanpanya memnjadikan sesuatu ayng wajib menjadi kurang sempurna, maka sesuatu tersebut terhukumi wajib juga.” Menegakkan sebuah khilafah adalah sebuah kewajiban, karena memang misi manusia adalah menjadi seorang ‘Abdullah dan Khalifah Allah di muka bumi. Dan momentumnya sudah ada. Tetapi apalah artinya sebuah kekhalifahan bila tidak dipangku oleh seorang yang berkompeten? Akankah mengulang kecelakaan sejarah dengan menempatkan orang-orang yahudi dan majusi dalam pemerintahan, hingga menjadi gunting dalam lipatan dan memporakporandakan tatanan khilafah yang telah terbina, dengan memunculkan wangsa Fatimiyin? Maka menyiapkan sosok rijaal yang siap memangku amanah adalah sebuah kewajiban yang niscaya dan tak terelakkan.
Iman, Dakwah, Khilafah
Maka dari sinilah kita kan memulainya dengan menyiapkan kader-kader nan tangguh mumpuni yang siap memikul beban tanggung jawab besar. Jika kita kita merujuk kepada blueprint gerakan yang telah disusun dengan cerdas oleh Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, yang bertajuk Maaratib Al ‘Amal. Diawali dengan langkah perbaikan kualitas diri (Ishlah An Nafs). Pelanjut beliau, Hasan Al Hudhaibi menyatakan “ Aqim daulatal islami fii qalbika, taqum fii ardhika, tegakkan daulah islam di dalam hati, maka ia akan tegak diatas bumimu.” Sebelum melangkah lebih jauh, mari cermati sebuah firman Allah berikut:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim : 24-25)
“Pohon itu seperti seorang mukmin” kata Sang Nabi sambil tersenyum, “tak gugur daunnya, kokoh pokok dan batangnya dan menjulang ke langit cabangnya. Pohon itu adalah pohon kurma.” Ibnu Al Qoyyim Al Jauziyah pun juga menganalogikan demikian, bahwa iman laksana sebatang pohon yang akarnya jauh menghujam jiwa, batangnya kokoh, dahan-dahannya menjuntai melangit tinggi, dan buahnya nan manis, harum serta lembut yang senantiasa hadir di sepanjang musim di sepanjang tahun. Begitulah gambaran iman, ia diawali dari sebuah keyakian kuat menghujam jiwa dan senantiasa mnjaga keterhubungannya dengan Allah. Kemudian dari iman itu akan muncul buah yang manis, harum dan lembut berupa tutur kata, akhlaq nan santun dan selalu bisa memberikan manfaat kepada siapapun dan kapanpun tidak bergantung musim cuaca dan waktu. Mukmin harus menisbahkan dirinya dengan pemberi manfaat kepada siapa saja dan kapan saja. Itulah batang iman sementara penghujungnya adalah kesediaan untuk mengutamakan orang lain daripada diri sendiri atau yang sering disebut dengan itsar.
Lalu apa keterkaitan iman, dakwah dan khilafah? Jika iman diibaratkan oleh sebuah pohon yang selalu berbuah disepanjang musim di sepanjang tahun dengan buahnya yang harum, manis lembut. Maka dakwah adalah upaya penyemaian bibit-bibit yang akan menumbuhkan pohon iman hingga di suatu masa tidak ada lagi tetumbuhan selain pepohon iman yang kuat akarnya menghujam, batangnya kokoh, dahannya melangit, dan buahnya yang harum manis lembut senantiasa bisa dinikmati sepanjang tahun. Dan kelak dari rerimbun dedaunnya membuat sesiapa yang melintas dibawahnya terteduhi dari sengat panas mentari, dan dari buah yang dihasilkannya setiap pelintas tidak akan kelaparan. Perkebunan pohon iman inilah yang kelak kita sebut sebagai sebuah khilafah!
Ustadziyyatul ‘Alam: Khilafah Bukan Sekedar Kekuasaan
Khilafah hadir sebagai sebuah sistem untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dengan prinsip keadilan dan sebagai rahmat bagi semesta. Ia akan membumikan syariat Allah yang sempurna untuk mengatur perilaku hidup umat manusia agar selaras dengan sesamanya dan semesta. Ia adalah wakil Allah, dalam pengelolaan alam semesta. Karenanya maqoshid syari’at atau tujuan diberlakukan syariat adalah untuk menjaga apa yang dinamakan dengan arkan Khamsah Dhururiyah fi Hayat (lima hajat primer) : (1) Ad-Din (Agama), (2) An-Nafs (jiwa), (3) Al- Aql (akal), (4) An-Nasl (Keturunan), (5) Al-Mal (Harta). Sesuatu hak yang paling asasi dari setiap manusia, agar tidak terjadi perampasan hak dan kezhaliman terhadap hak-hak tersebut diantara manusia. Inilah tugas Khalifah, tugas wakil Allah. Sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan hidup antar manusia dan semesta. Karena terjaganya keadilan. Bahkan non muslim sekalipun juga dapat merasakan betapa agung dan besarnya keadilan islam. Seperi kisah sengketa tanah antara Gubenur Mesir Amr Ibn Al-‘ash dengan seorang yahudi miskin. Keadilan sang khalifah Amirrul Mukminin Umar Ibn Khaththab yang ternyata membela kepemilikan tanah yahudi, membuat yahudi itu berislam saking takjubnya dengan keadilan sang khalifah memimpin.
Ya, itu adalah visi besar dan cita-cita kita. Khilafah bukan sekedar membahasakan kekuasaan super state. Tetapi lebih daripada itu, Ia haruslah mampu meninggikan kalimah Allah dan membumikan syariatNya. Khilafah dalam bahasa Imam Asy Syahid Hasan Al Banna adalah sebuah Ustadziyyatul ‘alam. Sebuah guru peradaban semesta. Kita tidak perlu lagi mengambil contoh dari peradaban barat romawi atau peradapan timur Persia. Tapi Islam lah yang menjadi sebuah peradaban besar yang akan menjadi kiblat utama dan rujukan bagi seluruh peradaban dunia.
Dan sekarang tugas kita adalah bagaimana sebuah peradaban besar itu mampu terbit dan mengguncang zaman? Jawabnya cukup mudah dengan dakwah dan tarbiyah. Pelanjut ketiga Al Ikhwan Al Muslimun, Umar at Tilmisani menyatakan bahwa tarbiyah adalah jalan panjang sekaligus tercepat butuh waktu yang lama namun terjamin hasilnya. Dengan mengawali dari sebuah perbaikan diri sendiri (Ishlah An Nafs) kemudian membentuk keluarga islami dan masyarakat islami, selanjutnya adalah pembebasan negeri muslim yang terjajah hingga perbaikan hukum dan berakhir pada tahap Ustadziyyatul ‘alam. Dan dakwah adalah upaya mengajak orang-orang untuk memperbaiki dirinya dengan menanamkan pengetahuan keislaman kepadanya. Inilah yang sebut oleh Syaikh Hasan Al Hudhaibi sebagai Aqim daulatal islami fii qalbika, taqum fii ardhika. Menegakkan daulah islam di dalam diri maka ia akan terpancang tegak di muka bumi. Dalam konsep yang lebih sederhana, KH. Abdullah Gymnastiar menyebut konsep untuk merubah bangsa 3M : mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil dan mulai dari saat ini.
Kelak dari tarbiyah ini akan lahir kader-kader terbaik yang akan siap memangku amanah dalam kekhalifahan. Karena tugas khalifah adalah melayani umat manusia dan menjaga keberlangsungan keseimbangan dan keadilannya. Dan kebutuhan umat sangat beragam dan banyak. Jangan sampai urusan vital masalah keumatan harus diserahka kepada orang-orang non muslim yang akan menjadi batu sandungan dan bumerang, yang akan merobohkan kekhalifahan. Kelak jangan lagi terulang kecelakaan sejarah, seperti yang terjadi pada wangsa umayah yang menempatkan beberapa orang yahudi dan majusi dalam stuktur pemerintahannya. Karena ketiadaan kader nan mumpuni dari umat islam. And The Khilafa, will be back !!
Maka gemuruhlah Makkah dan Madinah, oleh lantunan takbir dan talbiyah
Ketika sunyi membungkam Roma dan Konstantinopel, dalam kekakuan dogma
Maka hangatlah diskusi-diskusi di Bashrah dan Kufah, saat Genoa dan Venesia dihantui inkuisisi
Maka bersinarlah perpustakaan Kairo, ketika para dukun komat-kamit di kegelapan Lisabon
Maka gemerlaplah Baghdad oleh lantunan ayat di semarak malam, ketika Paris gulita sejak senja dalam takhayul dan mitos
Maka gemericiklah air mancur Damaskus dalam kesucian thaharah, ketika ketika para ‘bangsawan’ di London menganggap mandi adalah aktivitas berbahaya.
Maka berdengunglah ayat-ayat Allah menjelang buka puasa dengan sajian kurma, yoghurt serta buah segar di balkon-balkon pualam Cordoba dan Granada, saat Kathedral di Wina dan Bern menutup makan malam dengan pudding darah babi…
-Salim A Fillah,-

Posted By : PKS Beringin DS

Hal-hal Kecil Bisa Merusak Keluarga Anda


Kemarin pagi (kamis, 29/03), Ani, siswi kelas 2 SMUN Ogan Komiring Ilir (OKI), Sumsel, bersiap untuk berangkat sekolah. Seperti biasanya, setelah mandi ia segera mengenakan busana muslimah sebagai seragam sekolahnya.
Ketika tengah mengenakan kerudung, ia memasang jarum pentul di beberapa bagian, agar kerudung nya rapi dan tidak mudah lepas. Salah satu jarum pentul ia gigit, sembari mengenakan kerudung dan mematut di depan cermin.
Namun karena ia melakukan sambil bercanda dan tertawa, jarum pentul yang ia gigit tertelan masuk ke dalam kerongkongan. Tentu Ani sangat takut dan bingung, tapi terlambat. Jarum pentul terlanjur masuk terlalu dalam. Tidak bisa lagi ia keluarkan.
Ayah Ani segera membawanya ke RSUD OKI. Setelah diperiksa di UGD, dokter merujuk ke RS tingkat Provinsi di Palembang. Ayah Ani tambah panik, karena tidak ada biaya untuk membawa anaknya ke Palembang.
Beruntung ia memiliki sahabat yang mudah menolong. Segera ia kontak sahabat tersebut, dan dengan cekatan diantar ke PKU Muhammadiyah Palembang. Di PKU Muhammadiyah, dokter menemukan bahwa jarum pentul sudah berada di lambung. Maka Ani direkomendir untuk bedrest sampai dokter berhasil mengeluarkan jarum.
Canda yang Merusak Kebahagiaan Keluarga
Kisah di atas memberikan pelajaran yang sangat berharga, bahwa hal-hal kecil dan sepele bisa menjadi penyebab masalah besar dalam kehidupan seseorang. Sangat ngeri membayangkan bagaimana sebatang jarum masuk ke tubuh seseorang dan bisa saja melukai organ-organ tubuh. 
Bahkan bisa menancap di lambung atau usus, apabila bagian tajam jarum yang berada di bawah.
Demikian pula dalam kehidupan keluarga. Sebuah candaan yang semula tidak memiliki maksud untuk melukai, bisa saja berdampak berbeda. Sebuah gurauan ringan yang semula tidak bermaksud menghina, bisa berdampak memunculkan perkara dalam rumah tangga. Oleh karena itu, suami dan isteri harus saling memahami dan saling mengerti satu dengan lainnya, karena dengan pemahaman dan pengertian itulah yang menjamin semua komunikasi bisa dipahami secara tepat.
Seorang suami menceritakan, betapa ia lelah menghadapi kemarahan isterinya yang menjadi sangat pencemburu akhir-akhir ini. Awalnya hanya bermula dari gurauan yang sangat ringan. Ia sering bercanda tentang poligami, dan ia sering menyebut nama seorang perempuan teman kerja di hadapan isterinya. Pembicaraan itu adalah bagian dari canda, menurutnya, karena ia tidak pernah punya keinginan untuk melakukan poligami. Namun ternyata dampak dari canda tersebut membakar kecemburuan sang isteri.
Sang isteri menganggap ia serius akan melakukan poligami dengan teman kerja, karena sering menyebut namanya. Dibakar rasa cemburu, sang isteri mulai curiga dengan segala tingkah laku dan gerak-geriknya. Jika suatu ketika terlambat pulang, langsung diinterogasi sang isteri. Jika suatu saat ada kerja ekstra sehingga harus lembur, langsung disambut dengan kemarahan.
‘Kamu tidur di rumah isteri mudamu ya….’
‘Kamu selingkuh ya tadi malam….’
Demikianlah ia selalu dicurigai oleh sang isteri. Akhirnya ia merasa sangat kesal, karena gurauan yang disampaikan dianggap serius, bahkan ditangkap secara berlebihan. Sang isteri terlanjur terbakar cemburu, dan akhirnya menyulitkan dirinya, karena setiap hari harus terlibat cekcok berkepanjangan. Jika ia tengah menerima telepon, sang isteri langsung curiga.
‘Itu selingkuhanmu ya, kenapa ia telepon terus, apa belum cukup ketemunya..’
‘Bisakah engkau tidak menelpon selingkuhanmu di depanku…’
Jika ia membalas sms, sang isteri langsung komentar, ‘Itu sms sayang dari selingkuhan ya…’ Begitulah seterusnya setiap ia telepon atau sms, selalu dikaitkan dengan kecurigaan yang sangat berlebihan. Itulah yang dihadapi setiap hari, sampai akhirnya ia merasa tidak tahan dan merasa sangat lelah dengan ketidakbaikan komunikasi dengan isteri.
Saling Mengerti dan Memahami
Oleh karena itu, usahakan selalu untuk saling mengerti dan saling memahami. Jangan berhenti mengenali dan memahami pasangan anda, karena ia selalu berubah setiap harinya, sebagaimana anda juga selalu berubah setiap saat. Jika berhenti mengenali, anda menjadi tidak mengenali lagi kondisi pasangan anda. Ada yang berubah setiap saat, perasaannya, pikirannya, keinginannya, kecenderungan hatinya, dan banyak lagi yang setiap saat bisa berubah.
Berhati-hatilah dalam bercanda, karena jika canda anda lakukan secara tidak proporsional, akan bisa berdampak merusak kebahagiaan keluarga anda. Jangan pernah mengabaikan hal-hal kecil dalam kehidupan keluarga, karena bisa merusak dan bahkan menghanguskan kebahagiaan keluarga anda.
Namun anda tidak boleh takut bercanda, karena canda adalah bagian penting dari keharmonisan keluarga. Yang anda perlukan hanyalah memupuk saling pengertian dan saling pemahaman, untuk menjadi modal dalam membangun saling percaya dan saling menjaga. Jika anda mengerti dan memahami perasaan dan pikiran pasangan, anda akan mengerti pula canda yang menyenangkan hatinya. Bukan canda yang merusak kebahagiaan dan ketenteraman hidupnya. Canda yang berubah menjadi teror mengerikan dalam kehidupan rumah tangga.
Selamat menikmati kebahagiaan bersama keluarga.

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/31/hal-hal-kecil-bisa-merusak-keluarga-anda/

Posted By : PKS Beringin DS

Belajar dari Umar : Mengerti Tanpa Henti

          
Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatmah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol pada kaki dan tangannya, berjenggot lebat, berwajah tampan, dengan warna kulit yang coklat kemerah-merahan. Umar dibesarkan di lingkungan Bani Adi, salah satu kabilah Quraisy. Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin Adiy bin Ka’ab binLu’ay bin Ghalib.
Umar adalah sosok yang tegas, pemberani, visioner, namun sekaligus sederhana,. bijaksana dan lembut. Ketika Umar menjadi khalifah kedua setelah wafatnya Abubakar Ash Shidiq, wilayah kekhalifahan berkembang sangat luas. Itu karena kerja keras yang dilakukan untuk menyebarkan nilai Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Ia berhasil membawa Islam ke Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Khalifah yang Sederhana
Suatu hari, seorang utusan Romawi tengah mencari Khalifah Umar bin Khattab. Setelah beberapa saat tak menemukan istana Khalifah, ia bertanya kepada orang yang dijumpainya. “Dimanakah istana Khalifah Umar?” Orang itu menjawab, “Ia tidak punya istana.” Utusan Romawi bertanya lagi, “Lalu, dimana benteng Khalifah Umar?” Orang itu menjawab, “Tidak ada.”
Orang itu menunjukkan rumah Sang Khalifah yang terlihat seperti rumah orang biasa. Segera didatanginya rumah tersebut dan utusan Romawi menanyakan keberadaan Amirul Mukminin. Alangkah terkejutnya saat mendengar jawaban dari keluarga Umar: “Itu Umar di sana, sedang tertidur di bawah pohon.”
Karakter yang sangat pantas diteladani dari Umar adalah kesederhanaan hidup, dan kebersahajaan dalam penampilan. Betapa mahal kesederhanaan pada zaman kita sekarang. Umar adalah sosok yang sangat sederhana dan memperhatikan kepentingan rakyatnya. Ia istirahat siang sejenak di depan rumahnya, di bawah sebuah pohon, tanpa pengawal. Agar selalu bisa dilihat oleh rakyatnya bahwa ia ada di rumah, sehingga bisa ditemui untuk berbagai urusan mereka.
Suatu saat Umar bin Khathab pernah berkata, “Sesungguhnya seorang pemimpin itu diangkat dari antara kalian bukan dari bangsa lain. Pemimpin itu harus berbuat untuk kepentingan kalian, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya, dan bukan untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di antara pemimpin dari kamu sekalian menindas yang lemah, maka kepada orang yang ditindas itu diberikan haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika seorang pemimpin di antara kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum, maka kepada orang itu harus diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpal”.
Umar selalu berusaha untuk mengerti dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Qatadah pernah berkata, ”Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah. Sambil memikul jagung ia berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.”
Abdullah bin Umar, putera sang Khalifah menceritakan bahwa Umar bin Khattab pernah berkata : “Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.”
Umar adalah sosok pemimpin yang mendahulukan kepentingan rakyat, maka ia buktikan bahwa ia adalah orang yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang, Umar pernah berjanji tidak akan makan minyak samin dan daging hingga seluruh rakyat kenyang memakannya.
gambar : Google
Habish yang Membuat Murka
Suatu ketika Utbah bin Farqad, Gubernur Azerbaijan, disuguhi makanan oleh rakyatnya. Dengan senang hati gubernur menerimanya.
“Apa nama makanan ini?”. tanya Gubernur.
“Namanya Habish, terbuat dari minyak samin dan kurma”, jawab salah seorang dari mereka.
Utbah segera mencicipi makanan itu. “Subhanallah, betapa manis dan enak makanan ini. Jika makanan ini kita kirim kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab di Madinah dia akan senang”,, ujar Utbah.
Segera ia memerintahkan rakyatnya untuk berangkat ke Madinah dengan membawa Habish bagi Khalifah Umar. Khalifah segera membuka dan mencicipinya.
“Makanan apa ini?” tanya Umar.
“Makanan ini namanya Habish. Makanan paling lezat di Azerbaijan,” jawab salah seorang utusan.
“Apakah seluruh rakyat Azerbaijan bia menikmati makanan ini?”, tanya Umar lagi.
“Oh, tidak semua rakyat bisa menikmatinya”, jawab utusan itu.
Wajah Khalifah langsung memerah karena marah. Ia segera memerintahkan kedua utusan itu untuk membawa kembali habish ke negrinya. Kepada Gubernur ia menulis surat: “Makanan semanis dan selezat ini tidak dibuat dari uang ayah dan ibumu. Kenyangkan dulu perut rakyatmu dengan makanan ini sebelum engkau mengenyangkan perutmu”.
Itulah Khalifah Umar bin Khathab, yang selalu mengerti kondisi rakyatnya. Ia tidak mau menyakiti hati rakyat yang dipimpinnya. Ia sangat menjaga dan merawat perasaan rakyat. Betapa rindu kita dengan sosok yang sangat kuat visi kenegaraannya, namun sekaligus memberikan keteladanan dalam kesederhanaan bagi masyarakat.

Sumber : http://www.pkspiyungan.org/2012/04/maha-suci-allah-dzat-yang-membagi-bagi.html

Posted By : PKS Beringin DS

Dibanding PKS, SBY Seharusnya Pertimbangkan Keberadaan Golkar di Setgab Dibanding PKS, SBY Seharusnya Pertimbangkan Keberadaan Golkar di Setgab


PKS benar-benar menunjukkan sikap membelot dari setgab koalisi pada sidang paripurna pembahasan RAPBN 2012. Meski begitu, di tengah situasi ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta untuk lebih mempertimbangkan keberadaan Golkar dari PKS. Mengapa?
“SBY perlu mempertimbangkan PKS dan Golkar. Tapi Golkar lebih perlu diwaspadai, karena partai ini cerdik dan lihai memasang perangkap,” tutur pengamat politik dari UI Iberamsjah kepada detikcom, (1/4/2012).
Kelihaian yang dimaksud Iberamsjah tak lain adalah kemenangan partai beringin ini yang bisa menggolkan opsinya sehinga diputuskan paripurna. Hasil voting sidang paripurna menerima tambahan pasal 7 Ayat 6A. Klausul tambahan dalam APBNP 2012 memberian peluang pemerintah menaikkan dan menurunkan harga BBM bila harga minyak mentah Indonesia mengalami kenaikan atau turun rata-rata 15 persen dalam waktu 6 bulan terakhir.
“Golkar mengambil kentungan di sini,” ujar Iberaramsjah.
Selain itu, untuk PKS sendiri, Iberamsjah menilai partai itu lebih polos ketimbang Golkar. “PKS tidak terlalu lihai berpolitik. Mereka bilang tidak ya tidak,” ujar pengajar bergelar profesor ini.
Dari 6 fraksi yang tergabung di setgab koalisi, hanya PKS yang terang-terangan menolak adanya pasal tambahan di UU APBNP 2012, yang artinya menolak kenaikan harga BBM dengan cara apapun. Sementara partai sisanya, setuju proposal kenaikan BBM, namun dengan syarat yang bervariasi.

Sumber : http://news.detik.com/read/2012/04/02/073348/1882384/10/dibanding-pks-sby-seharusnya-pertimbangkan-keberadaan-golkar-di-setgab

Posted By : PKS Beringin DS

Inilah Kesaksian Mabruri Tentang Profesionalitas Tifatul Sembiring


Sejak ditugaskan di pos Menteri Komunikasi dan Informatika, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring bekerja secara profesional dan tidak mencampuradukkan urusan kementerian dengan urusan partai.
Begitu kesaksian Mabruri Ak, salah seorang staf khusus Menkominfo. Kesaksian ini disampaikan Mabruri untuk menjawab tudingan yang mengatakan Tifatul dalam keadaan dilematis di tengah perdebatan rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Tudingan seperti itu disampaikan oleh, antara lain, salah seorang petinggi Partai Demokrat, Andi Nurpati.
“Sosialisasi kenaikan harga BBM sudah dilakukan oleh Menkominfo di bawah koordinasi Wapres. Kementerian Kominfo yang mengatur tampilnya menteri-menteri terkait di TVRI, RRI dan stasiun televisi swasta. Kementerian juga memasang iklan di beberapa media. Pak Tif bahkan memberikan kultwit di sosial media dengan followers beliau yang hampir 350 ribu orang,” ujar Mabruri.
Menurut Mabruri Kemenkominfo saat ini tidak bisa disamakan dengan Departemen Penerangan di masa lalu. Kemenkominfo sekarang hanyabertugas memfasilitasi komunikasi publik. Sementara sosialisasi substansi menjadi tanggung jawab kementerian lain yang terkait.
“Kalau soal pendapat, Pak Tifatul itu ikut arahan Presiden kok. Beliau tidak pernah menentang kebijakan pemerintah. Tapi soal hubungan dengan partai itu kan lain. Ada mekanismenya sendiri. Jangan dicampuradukan dong,” demikian Mabruri.

Sumber : http://www.rmol.co/read/2012/04/02/59450/Inilah-Kesaksian-Mabruri-Tentang-Profesionalitas-Tifatul-Sembiring-
Posted By : PKS Beringin DS

Syarah Bulughul Maram (Bag. 3)


Oleh: Farid Nu’man Hasan

Kitabuth Thaharah – Babul Miyah
Hadits ke 5:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –   لَا يَغْتَسِلُ أَحَدُكُمْ فِي اَلْمَاءِ اَلدَّائِمِ وَهُوَ جُنُبٌ – أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
                Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Janganlah salah seorang kalian mandi di air yang tergenang (diam) dan dia dalam keadaan junub.” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim)
Takhrij Hadits:

-          Imam Muslim  dalam Shahihnya No. 283
-          Imam An Nasa’i dalam Sunannya No. 220, 331, 396
-          Imam Ibnu Majah dalam Sunannya No. 605
-          Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 1063
-          Imam Ath Thahawi dalam Syarh Ma’ani Al Aatsar No. 15
-          Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya No. 1252
-          Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya No. 93
-          Imam Alauddin Al Muttaqi Al Hindi dalam Kanzul ‘Ummal No. 26586
-          Imam Abu ‘Uwanah dalam Musnadnya No. 779
Status Hadits:

-          Hadits ini shahih, dan dimasukkan oleh Imam Muslim, Imam Ibnu Khuzaimah, dan Imam Ibnu Hibban dalam kitab Shahih mereka masing-masing.
Kandungan Hadits:

                Ada beberapa pelajaran dari hadits ini:
1.       Tentang Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, siapakah dia?
Imam Abu Nu’aim meriwayatkan dari Imam Muhammad bin Ishaq Rahimahullah, katanya:
اسْمُ أَبِي هُرَيْرَةَ: عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ صَخْرٍ، مُخْتَلَفٌ فِي اسْمِهِ
                “Nama Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakr, terjadi perbedaan pendapat tentang namanya.” (Imam Abu Nu’aim, Ma’rifatush Shahabah, 4/1846)
                Imam An Nawawi Rahimahullah menyebutkan:
اختلف فى اسمه اختلافًا كثيرًا جدًا. قال الإمام الحافظ أبو عمر بن عبد البر: لم يختلف فى اسم أحد فى الجاهلية ولا فى الإسلام كالاختلاف فيه. وذكر ابن عبد البر أيضًا أنه اختلف فيه على عشرين قولاً، وذكر غيره نحو ثلاثين قولاً، واختلف العلماء فى الأصح منها، والأصح عند المحققين الأكثرين ما صححه البخارى وغيره من المتقنين أنه عبد الرحمن بن صخر.
                “Terjadi perselisihan pendapat yang sangat banyak tentang namanya. Al Imam Al Hafizh Abu Umar Ibnu Abdil Bar mengatakan: “Belum pernah terjadi pada masa jahiliyah dan masa Islam perbedaan masalah nama sebagaimana namanya.” Ibnu Abdil Bar juga menyebutkan bahwa perbedaan ini ada dua puluh pedapat, yang lain mengatakan tiga puluh pendapat, dan para ulama berselisih pendapat mana yang paling benar. Dan, yang paling benar menurut  mayoritas muhaqqiqin (peneliti) adalah apa yang dishahihkan oleh Al Bukhari dan lainnya dari kalangan ulama yang mutqin (teliti), bahwa namanya adalah Abdurrahman bin Shakhr.” (Tahdzibul Asma wal Lughat, No. 877. Mawqi’ Ruh Al Islam)
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah:
أكثر النّاس لايعرفون اسم أبي هريرة رضي الله عنه،ولهذا وقع الخلاف في اسم راوي الحديث،وأصحّ الأقوال وأقربها للصواب ما ذكره المؤلف رحمه الله أن اسمه:
عبد الرحمن بن صخر. وكنّي بأبي هريرة لأنه كان معه هرّة قد ألفها وألفته، فلمصاحبتها إيّاه كُنّي بها.

                “Kebanyakan manusia tidak mengetahui nama Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, oleh karena itu terjadilah perbedaan pendapat tentang nama periwayat hadits ini, dan pendapat yang paling benar dan lebih dekat dengan kebenaran adalah yang disebutkan oleh penyusun kitab ini (Imam An Nawawi) Rahimahullah bahwa namanya adalah: Abdurrahman bin Sakhr. Lalu, dia diberikan kun-yah (gelar)  dengan Abu Hurairah karena dia memiliki seokor kucing (Hirrah) yang senantiasa bersamanya, maka karena pertemanan itulah dia dijuluki dengan itu.” (Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin, Syarh Al Arbain An Nawawiyah, Hal.  129. Mawqi’ Ruh Al Islam)
                Imam Adz Dzahabi Rahimahullah menceritakan tentang Abu Hurairah:
                “Dia adalah seorang Imam, Al Faqih (paham agama), Al Mujtahid, Al Hafizh, Seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Abu Hurairah Ad Dausi Al Yamani (orang Yaman), pemimpinnya para Huffazh yang terpercaya. Terjadi banyak perbedaan pendapat pada namanya, namun yang benar adalah Abdurrahman bin Sakhr. Ada yang mengatakan namanya adalah: Ibnu Ghanam, ada juga: Abdusysyams, Abdullah. Ada yang mengatakan: Sikkiin. ada juga:  ‘Aamir. Ada yang menyebut:  Bariir. Ada yang menyebut: Abdu bin Ghanam. Ada juga: ‘Amru. Ada yang menyebut: Sa’id.
                Disebutkan bahwa pada masa jahiliyah namanya adalah Abdusysyam, Abul Aswad.  Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggantinya dengan Abdullah, dan memberinya kun-yah:  Abu Hurairah (Bapak si kucing kecil).    Telah masyhur bahwa dia diberikan kun-yah dengan sebutan anak kucing.
                Dia telah meriwayatkan banyak hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga dari banyak sahabat besar, seperti Abu Bakar, Umar, ‘Aisyah, Ubay,  Usamah bin Zaid, Al Fadhl, Bashrah bin Abi Bashrah, dan lainnya. Sedangkan yang mengambil hadits darinya adalah para sahabat dan tabi’in, dikatakan; sampai 800 orang. Imam Bukhari mengatakan bahwa yang meriwayatkan hadits darinya ada 800 orang atau lebih.
                Disebutkan bahwa kedatangan dan keislamannya adalah pada tahun ke tujuh, pada tahun perang khaibar. Qais berkata: bahwa Abu Hurairah mengatakan keada kami: “Saya  besahabat dengan nabi selama tiga tahun.” Sedangkan Hamid bin Abdurrahman Al Humairi mengatakan: “Dia menemani nabi selama empat tahun.”  Kata Adz Dzahabi: “Inillah yang benar.” Abu Shalih mengatakan: “Abu Hurairah adalah sahabat nabi yang paling hafizh.”
                Terjadi perbedaan para sejarawan kapan wafatnya. Al Waqidi menyebutkan Abu Hurairah wafat tahun 59 Hijriyah, usia 78 tahun.
 Al Waqidi mengatakan Abu Hurairah menyalatkan wafatnya  ‘Aisyah, yakni pada Ramadhan 58 Hijriyah, dan menyalatkan Ummu Salamah pada Syawal 59 Hijriyah.”
Abu Ma’syar, Dhamrah, Abdurrahman bin Maghra, Al Haitsam dan lainnya mengatkan, wafat tahun 58 Hijriyah.
Hisyam bin ‘Urwah mengatakan bahwa Abu Hurairah wafat tahun 57 Hijriyah, dua tahun sebelum wafatnya Mu’awiyah. Beliau wafat di Madinah dan dimakamkan di Baqi’. Wallahu A’lam (Lengkapnya lihat Siyar A’lamin Nubala, 2/578- 633)
2.       Tenang makna  اَلْمَاء اَلدَّائِم, para ulama menjelaskan:
وهو  الراكد الساكن
                Artinya Ar Raakid (tenang, diam) As Saakin (tenang tidak bergerak). (Imam Ash Shan’ani, Subulus Salam, 1/19. Maktabah Mushthafa Al Baabi Al Halabi)
                Makna kalimat ini sebenarnya dijelaskan oleh hadits lain, yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari sebagaimana yang akan nanti disebutkan.
3.       Tentang makna  وهو جنب  – wa huwa Junub, para ulama menjelaskan:
الجملة في موضع نصب على الحال
                 Kalimat yang menunjukkan pada keadaan. (Syaikh Abdullah Al Bassam, Taisirul ‘Alam Syarh Al ‘Umdah Al Ahkam, 1/5)
4.       Hadits ini secara zahirnya menunjukkan terlarangnya seseorang mandi dalam keadaan junub ke dalam air yang tergenang alias tidak mengalir; atau dengan kata lain terlarang mandi janabah di air yang tergenang. Maka, mafhum mukhalafah (makna implisit)nya adalah:
-          Bolehnya mandi yang bukan mandi janabah alias mandi biasa saja di air yang tergenang, selama air itu masih suci
-          Bolehnya mandi janabah pada air yang tidak tergenang  (mengalir)
Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr Hafizhahullah menjelaskan:
فيه الكلام عن الجنابة، ولكنه إذا كان مجرد تنظف وليس رفع حدث وليس فيه ذلك القذر الذي يكون بالماء ويكون في الماء، فالذي يبدو أنه لا مانع منه؛ لأن المنع إنما كان للجنابة فقط الذي هو رفع حدث، وأما ذاك فليس فيه رفع حدث.
Pada hadits ini disebutkan pembicaraan tentang janabah, tetapi jika mandinya adalah sekedar mandi, bukan untuk menghilangkan hadats, dan tidak ada padanya kotoran tersebut, baik yang  muncul  karena air itu, dan tidak pula air itu menjadi kotor, maka yang nampak adalah bahwa hal itu tidak terlarang. Sebab larangan hanyalah bagi yang mandi janabah untuk menghilangkan hadats, ada pun yang ini tidak ada hadats yang dihilangkan. (Syarh Sunan Abi Daud, 1/286)
Namun Asy Syaikh Utsaimin Rahimahullah mengatakan, bahwa larangan ini berlaku bagi mandi janabah dan mandi lainnya secara umum. (Asy Syarh Al Mukhtashar ‘ala Bulughil Maram, 2/6)
Sebagian ulama mengkategorikan larangan ini bukan haram tetapi makruh. Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
فقال العلماء من أصحابنا وغيرهم يكره الاغتسال في الماء الراكد قليلا كان أو كثيرا
Berkata para ulama dari sahabat-sahabat kami (yakni Syafi’iyah, pen) dan selain mereka, dimakruhkan mandi di air yang diam, baik sedikit atau banyak. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 3/189. Dar Ihya At Turats)
Lalu, beliau mengutip perkataan Imam Asy Syafi’i Radhiallahu ‘Anhu:
قال الشافعي وسواء قليل الراكد وكثيره أكره الاغتسال فيه هذا نصه وكذا صرح أصحابنا وغيرهم بمعناه وهذا كله على كراهة التنزيه لا التحريم
Berkata Asy Syafi’i: “Sama saja, baik air tergenang yang sedikit atau banyak, aku membencinya untuk mandi di dalamnya.” Inilah perkataannya. Demikian juga yang dijelaskan para sahabat kami dan selain mereka dengan artian bahwa semua ini adalah makruh tanzih, bukan tahrim (mendekati haram). (Ibid)
Makruh ada macam, yaitu makruh tanzih yakni makruh yang mendekati boleh, dan makruh tahrim yakni makruh yang mendekati haram.
5.       Hadits ini juga menunjukkan kedudukan yang berbeda antara air tergenang dan air mengalir. Air tergenang begitu besar peluang untuk terkena najis dan bertahannya najis tersebut. Berbeda dengan air mengalir yang jika terkena najis, maka mengalirnya air tersebut membuat hilangnya najis sehingga dia tetap suci.
Hadits ke 6:
Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah menulis:
وَلِلْبُخَارِيِّ: – لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي اَلْمَاءِ اَلدَّائِمِ اَلَّذِي لَا يَجْرِي, ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ
                Dalam riwayat Imam Bukhari: “Janganlah salah seorang kalian kencing pada air yang diam yang tidak mengalir, kemudian dia mandi di dalamnya (fiihi).”
Takhrij hadits:
-          Imam Al Bukhari dalam Shahihnya No. 239
-          Imam AthThahawi dalam Syarh Ma’anil Aatsar No. 15
-          Imam Alauddin Al Muttaqi Al Hindi dalam Kanzul ‘Ummal No. 26419
Kandungan Hadits:
1.       Pada hadits ini mengandung dua larangan:
Pertama, terlarangnya kencing di air yang tergenang.
Kedua, terlarangnya mandi di air tergenang yang telah dikencingi tersebut.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa hadits ini sebagai perinci dari hadits sebelumnya. Hadits ini menyebutkan sebab kenapa terlarang mandi di air tergenang, yaitu karena air tersebut telah dia kencingi. Artinya larangan terjadi jika dua aktifitas tersebut menjadi satu paket yang berurut; dia kencing   kemudian mandi di air tersebut. Jika dia tidak kencing di air tersebut, maka tidak terlarang untuk mandi di dalamnya, tetapi larangan kencing di air tergenang tetaplah mutlak terlarang.
Inilah yang dikatakan Imam Ash Shan’ani Rahimahullah, sebagai berikut:
وإن أفاد أن النهي إنما هو عن الجمع بين البول والاغتسال، دون إفراد أحدهما، مع أنه ينهى عن البول فيه مطلقاً
Faidah hadits ini adalah bahwa larangan hanyalah terjadi bagi penggabungan antara kencing dan mandi, bukan ketika dipisahkan satunya, hanya saja larangan kencing di dalamnya adalah larangan yang mutlak. (Subulus Salam, 1/20)
Sementara ulama lain menjelaskan, bahwa larangan tersebut adalah satu persatu. Mandi junub di air tergenang adalah terlarang, juga kencing di air tergenang adalah terlarang, karena keduanya memiliki dalilnya masing-masing.  Ada pun menggabungkan kedua perbuatan itu lebih terlarang lagi.
Imam Abu Thayyib Syamsul ‘Azhim Abadi Rahimahullah menjelaskan:
( لا يبولن أحدكم في الماء الدائم ولا يغتسل فيه من الجنابة ) وهذا الحديث صريح المنع من كل واحد من البول والاغتسال فيه على انفراده
                (Janganlah salah seorang kalian kencing di air tergenang dan janganlah mandi janabah di dalamnya) hadits ini begitu jelas melarang masing-masingnya, baik kencing dan mandi di dalamnya, secara tersendiri. (‘Aunul Ma’bud, 1/93)
Syaikh Abul Hasan Al Mubarkafuri Rahimahullah menjelaskan bahwa larangan kencing secara tersendiri, mandi secara tersendiri, dan menggabungkan keduanya, semuanya ada dalilnya masing-masing:
فيؤخذ من هذا الحديث النهى عن الجمع، ومن رواية مسلم التالية النهى عن إفراد الاغتسال، ومن حديث جابر الآتي عن إفراد البول، والنهى عن كل واحد منهما على انفراده ليستلزم النهى عن فعلهما جميعاً بالأولى، وقد ورد النهى عن كل واحد منهما في حديث واحد
                Dari hadits ini, larangan ditetapkan pada gabungannya (kencing dan mandi), pada riwayat muslim berikutnya larangan pada mandi secara tersendiri, dari hadits Jabir larangan pada kencing secara tersendiri, dan larangan pada setiap masing-masing hal itu menunjukkan kemestian lebih terlarangnya melakukan keduanya secara bersama-sama, dan setiap hal ini telah terdapat hadits yang melarangnya secara tersendiri . (Mir’ah Mafatih Syarh Misykah Al Mashabih, 2/169)
                Syaikh Abdul Muhsin Hamd Al ‘Abbad Al Badr Rahimahullah juga berkata:
فدل هذا على المنع من البول والاغتسال اجتماعاً وافتراقاً، اجتماعاً بأن يبول ويغتسل، أو افتراقاً بأن يبول ولا يغتسل، أو يغتسل ولا يبول.
                Hadits ini menunjukkan bahwa larangan kencing dan mandi adalah baik bersama-sama dan masing-masing. Larangan kencing dan mandi berbarengan,  atau sendiri-sendiri kencing saja tanpa mandi, atau mandi saja tanpa kencing. (Syarh Sunan Abi Daud, 1/286)
                Jadi, bisa disimpulkan dari uraian para ulama di atas:
-          Larangan mandi janabah di air yang diam, ada haditsnya tersendiri. (Lihat hadits ke-5)
-          Larangan kencing di air yang diam, ada haditsnya tersendiri. (Lihat hadits ke-6)
-          Larangan mandi di air yang telah kita kencingi sebelumnya, ada haditsnya tersendiri (Lihat hadits ke-6)
2.       Kalimat  اَلَّذِي لَا يَجْرِيair yang tidak mengalir, merupakan penjelas dari kalimat  اَلْمَاء اَلدَّائِمair yang diam, yang disebutkan pada hadits sebelumnya.
3.       Kata tsumma yaghtasilu fiihi (kemudian dia mandi padanya), yaitu dia mandi dengan menceburkan dirinya ke dalam air tersebut. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah:
أن الذي يغتسل فيه يعني ينغمس فيه
                Bahwasanya makna dari yaghtasilu fiihi adalah dia menceburkan diri di dalamnya. (Asy Syarh Al Mukhtashar ‘alal Bulughil Maram, 2/6)
                Sehingga, jika seseorang mandi dengan cara berendam di air tergenang, maka air tersebut menjadi air musta’mal (air yang sudah dipakai).  Itulah sebabnya kita dilarang mandi di sana, sebab itu bisa merusaknya sehingga tidak bisa lagi untuk bersuci, tentunya  pendapat ini bagi yang berpendapat air musta’mal adalah tidak bisa mensucikan, yakni sebagian kalangan Hanafiyah.
                Al Hafizh Ibnu Hajar menceritakan:
واستدل به بعض الحنفية على تنجيس الماء المستعمل لأن البول ينجس الماء فكذلك الاغتسال وقد نهى عنهما معا وهو للتحريم
                Sebagian Hanafiyah berdalil dengan hadits ini, bahwa najisnya air musta’mal, karena kencing bisa menajiskan air, demikian juga mandi, dan keduanya telah dilarang bersamaan, dan larangan itu menunjukkan haram. (Fathul Bari, 1/374)
                Imam Abu Thayyib Syamsul ‘Azhim Abadi Rahimahullah menjelaskan:
وذهب جماعة من العلماء كعطاء وسفيان الثوري والحسن البصري والزهري والنخعي وأبي ثور وجميع أهل الظاهر ومالك والشافعي وأبي حنيفة في إحدى الروايات عن الثلاثة المتأخرين إلى طهارة الماء المستعمل للوضوء   
                Jamaah para ulama seperti ‘Atha, Sufyan Ats Tsauri, Al Hasan Al Bashri, Az Zuhri, An Nakha’i, Abu Tsaur, semua ahli zhahir (tekstualis), Malik, Asy Syafi’i, Abu Hanifah pada salah satu riwayat dari tigara riwayat kalangan generasi muta’akhirin (belakangan), mereka berpendapat bahwa sucinya air musta’mal untuk berwudhu.  (‘Aunul Ma’bud, 1/93)
          Alasannya adalah hadits Shahih Bukhari, dari Abu Juhaifah yang menceritakan para sahabat menggunakan air bekas wudhu nabi untuk mengusap diri mereka, juga dari Abu Musa dan Bilal, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan Abu Musa dan Bilal untuk meminum sisa wudhu Beliau, juga mengusap wajah mereka berdua dengannya. (1/93)
Hadits 7:
                Al Hafizh Ibnu Hajar menulis;
وَلِمُسْلِمٍ: “مِنْهُ”
                Pada riwayat Imam Muslim disebutkan: minhu (darinya).
                Lengkapnya adalah:
لَا تَبُلْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا يَجْرِي ثُمَّ تَغْتَسِلُ مِنْهُ
Janganlah kamu kencing di air  diam yang tidak mengalir, kemudian kamu mandi darinya (minhu).
Takhrij hadits:
-          Imam Muslim dalam Shahihnya No. 282
-          Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 8186
Status Hadits:
                Hadits ini shahih, disebutkan Imam Muslim dalam kumpulan hadits shahihnya, Jami’ush Shahih. Asy Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: “Shahih sesuai syarat syaikhan (Bukhari dan muslim).” (Ta’liq Musnad Ahmad No. 8186)
Kandungan Hadits:
1.       Hadits ini sama dengan hadits sebelumnya mengandung larangan kencing di air tergenang secara tersendiri, atau dia lalu mandi di dalamnya setelah dia kencing di air tersebut.
2.       Hadits ini menggunakan kata yang berbeda dengan sebelumnya yakni tsumma taghtasilu minhu (kemudian kalian mandi darinya), bukan tsumma yaghtasilu fiihi.
Perbedaan pemakaian fiihi dan minhu, dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah sebagai berikut:
والفرق بين فيه ومنه أن الذي يغتسل فيه يعني ينغمس فيه ومنه يعني يغترف منه ويغتسل به وكلاهما منهي عنه
                Perbedaan antara fiihi (padanya) dan minhu (darinya) adalah bahwa makna yaghtasilu fiihi (dia mandi padanya) yakni dia menceburkan diri ke dalamnya (berendam), ada pun minhu (darinya) adalah dia menciduknya dan dia mandi dengannya, dan kedua hal ini adalah terlarang. (Asy Syarh Al Mukhtashar ‘alal Bulughil Maram, 2/6)
Hadits 8:
                Al Hafizh Ibnu Hajar juga menambahkan:
وَلِأَبِي دَاوُدَ: – وَلَا يَغْتَسِلُ فِيهِ مِنْ اَلْجَنَابَةِ
                Dan pada riwayat Abu Daud: “Janganlah mandi janabah padanya (fiihi).”
                Lengkapnya adalah:
لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ وَلَا يَغْتَسِلُ فِيهِ مِنْ الْجَنَابَةِ
                Janganlah salah seorang kalian kencing pada air tergenang dan janganlah  mandi janabah padanya.
Takhrij Hadits:
-          Imam Abu Daud dalam Sunannya No. 70
-          Imam An Nasa’i dalam Sunannya No. 398
-          Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 9596
-          Imam Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah No. 285
-          Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 1064
-          Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya No.  1257
-          Imam Alauddin Al Muttaqi Al Hindi dalam Kanzul ‘Ummal No. 26422
Status Hadits:
-          Hadits ini dishahihkan oleh Imam Ibnu Hibban, dengan dimasukkannya hadits ini dalam kitab Shahihnya.
-          Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad menceritakan bahwa semua perawi hadits ini, adalah jujur dan terpercaya. (Lihat rinciannya dalam Syarh Sunan Abi Daud,  1/286)
-          Syaikh Al Albani menilai: hasan shahih. (Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 70)
Kandungan hadits:
1.       Hadits ini sama dengan sebelumnya, yakni larangan kencing di air diam, dan larangan mandi dalam keadaan junub di air diam, atau larangan mandi janabah di air yang telah dikencingi.
2.       Hikmah dilarangnya mandi di air tergenang adalah karena air tersebut memiliki potensi besar tidak aman dari najis dan kotoran yang berasal dari manusia dan hewan. Biasanya ini terjadi pada air tergenang yang berada di alam terbuka seperti kubangan, empang, kolam ikan, bahkan kolam renang, yang semuanya tidak dialirkan sehingga tidak terganti dengan air yang baru. Maka, maka itulah sebabnya  menjadi terlarang.
Namun, sebagaian fuqaha berpandangan lain, bahwa larangan orang junub untuk mandi di air tergenang, disebabkan karena keadaan junub mereka membuat air tersebut menjadi rusak, dan tidak layak dijadikan air untuk mandi dan bersuci; seakan air itu juga menjadi junub karenanya
Al ‘Allamah Ibnu At Turkumani Rahimahullah menjelaskan hal tersebut berserta alasannya:
فاستدل به بعض الفقهاء على ان اغتسال الجنب في الماء يفسده لكونه مقرونا بالنهي عن البول فيه
Sebagian ahli fiqih berdalil dengan hadits ini, bahwa mandinya orang junub pada air maka itu bisa merusakkannya, alasannya adalah karena hal ini dibarengi dengan pernyataan larangan kencing di dalamnya. (Al Jauhar An Naqiy, 8/323)
Jadi, sebagaimana kencing di air yang tergenang bisa merusak air tersebut, maka orang junub yang  nyebur di dalamnya juga bisa merusakannya, oleh karenanya keduanya dilarang dalam hadits ini.
Tetapi, pemahaman ini dipandang lemah dan bertentangan dengan riwayat berikut:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ اغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَفْنَةٍ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَتَوَضَّأَ مِنْهَا أَوْ يَغْتَسِلَ فَقَالَتْ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ جُنُبًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَاءَ لَا يُجْنِبُ
Dari Ibnu Abbas, katanya: “Sebagian istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mandi di jafnah (bak besar), lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang untuk berwudhu dari air tersebut atau dia mandi. Berkatalah isterinya kepadanya: ‘Wahai Rasulullah, saya sedang keadaan junub.’ Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab; “Sesungguhnya air tidaklah junub.” (HR. Abu Daud No. 68, At Tirmidzi No. 65, katanya: hasan shahih. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 859, Ibnu Hibban No. 1248, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf No. 355)
3.       Adapun air tergenang yang memang berasal dari air tanah yang suci dan bersih, telaga, mata air, sungai,  atau air tadah hujan, lalu semuanya ditampung di bak mandi, tempayan, tangki air, atau ember, yang semuanya pada asalnya adalah suci dan bersih secara meyakinkan. Maka, semua ini –walau termasuk air diam karena memang diwadahkan- adalah boleh dimanfaatkan karena bersih dan sucinya, baik keperluan makan minum, atau bersuci dan mandi. Ini dibenarkan oleh syara’ selama air tersebut tidak terkena najis yang membuatnya berubah warna, bau, dan rasa (sebagaimana pembahasan pada hadits 1-4), dibenarkan pula oleh ‘urf (kebiasaan) yang berlaku pada masyarakat kaum muslimin dari zaman ke zaman tanpa ada yang mengingkarinya. Sebab, air pada wadah-wadah ini jauh dari kemungkinan terkena najis dan kotoran, kecuali memang sengaja dibuat demikian.
Wallahu A’lam
(bersambung …)

Posted By : PKS Beringin DS
Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia Adalah Ibadah

 

"Terima Kasih Atas Kunjungannya dan Sebelumnya Meminta Maaf, Apabila ada Kesalahan dan Kekhilafan dalam Menyajikan Informasi Serta terdapat Link-Link yang belum Aktif". Jazzaakallah Khairan Katsiran, Assalamu'alaikum Wr, Wb. ^_^

Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates