dakwatuna.com - Jika kita ingin mengukir cerita
sejarah kita, cobalah berimanijinasi, menghayal. Hayalkan semua cerita
yang akan kita wariskan kepada anak-anak kita, cucu-cucu kita, kepada
orang yang datang sesudah kita. Mungkinkah cerita itu suatu waktu akan
menjadi tema khutbah generasi yang akan datang? Mungkinkah cerita itu
akan menjadi catatan sejarah yang akan dibaca oleh puluhan tahun
generasi yang akan datang? Itulah cerita yang harus kita buat, cerita
yang akan menjadi kenangan, dan sekaligus menjadi amal yang akan
mengantarkan kita masuk surga.
Untuk itu, mari kita kenang tiga cerita sejarah ini
1. Cerita Ain JalutJengis
Khan telah membunuh 3 juta orang dalam kurun waktu sekitar 20 tahun.
Dia bukan hanya membunuh 3 juta orang, tapi juga membumi-hanguskan
tumbuhan dan binatang. Salah satu strategi perangnya adalah mengirimkan
ketakutan kepada musuhnya sebelum ia sampai kepada musuhnya. Karena
itulah dia membasmi semua yang ditemui di depannya. Termasuk di
antaranya adalah membakar seluruh perpustakaan yang ada di Baghdag,
Jengis Khan akhirnya menaklukkan Baghdad. Bayangkan bagaimana pada suatu
hari ketika Jengis Khan ada di baghdad, seorang wanita Tartar
mengumpulkan 100 laki-laki muslim dan berkata, “Hai kalian laki-laki!
Tundukkan kepala kalian!” kemudian perempuan menyembelih satu persatu
laki-laki itu, dan tidak satupun yang melawan. Tahukah kalian berapa
orang yang dibunuh Jengis Khan di Bagdhad? 80 ribu orang! Sampai-sampai
muncul mitos di dunia Islam, khususnya di Syiria, Damaskus yang
mengatakan “Kalau pasukan Tartar itu datang jangan dilawan, biarkan dia
mengambil apa yang dia mau.”
Di sebuah tempat yang dilalui oleh
Jengis Khan, ada sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Khawarizim,
kerajaan ini juga dihancurkan oleh Jengis Khan, seluruh raja-rajanya
dibantai. Tapi ada seorang anak yang merupakan keponakan raja yang
selamat dari pembantaian itu, dibawa lari oleh pembantu bersama putri
raja, saudara sepupu. Kemudian di tengah perjalanan diculik, dibawa ke
India. Dalam perjalanan diculik lagi dan dijual sebagai budak,
terus-menerus dijual sebagai budak dan berpindah-pindah tempat hingga
akhirnya dia sampai ke Damaskus. Begitu sampai ke Damaskus dia diterima
oleh seorang pengusaha dan pengusaha ini mempunyai majelis ilmu.
Pengajar di majelis ilmu itu adalah seorang ulama besar dalam bidang
fiqh. Setelah ia mendapatkan pendidikan yang baik, budak ini kemudian
disisipkan masuk ke Mesir, lalu dia menjadi tentara mesir. lalu kemudian
di tengah jalan, rajanya meninggal dan pengganti rajanya ini adalah
seorang anak kecil yang berumur 7 tahun. Lalu akhirnya yang memimpin
kerajaan itu adalah seorang perempuan yang bernama Syajaratu Dur. Tapi
kerajaan mengalami bencana, sedang Mesir adalah kota terakhir yang akan
diambil-alih oleh Tartar. Dalam kacau seperti itulah akhirnya terjadi
pembunuhan di istana, dan Syajaratu Dur dibunuh. Kemudian muncullah
lelaki budak ini memimpin Mesir, periode inilah yang disebut sebagai
zaman budak-budak. Siapa nama budak ini? Namanya Al-Muzaffar Qutuz,
laki-laki inilah yang kemudian menyiapkan Mesir untuk melawan dan
menghentikan seluruh ekspansi Tartar. Penghentian ekspansi Tartar itu
terjadi dalam sebuah pertempuran besar yang bernama Ain Jalut.
Pertempuran
itulah yang selanjutnya yang mengubah sejarah cucu-cucu Jengis Khan,
karena sejak kekalahan itu cucu-cucu Jengis Khan akhirnya masuk Islam
dan mereka berbalik menyebarkan Islam ke Asia Tengah sampai ke Asia
Selatan. Sisa-sisa cucu Jengis Khan yang paling terakhir yang mendirikan
kerajaan Mughal di India yang kemudian menciptakan Taj Mahal, kerajaan
yang berumur 200 tahun.
Sebuah perlawanan yang menghentikan
penjajahan, kemudian membalikkan penjajah itu menjadi muslim dan kembali
menjadi pembangkit Islam. Itulah peristiwa Ain Jalut. Sejarah itu
catatan tentang pembalikan situasi.
2. Cerita di Hittin
Perang
salib telah berlangsung selama 200 tahun dan terjadi dalam 8 gelombang.
Selama 7 gelombang kaum muslimin menderita kekalahan, sampai datang
Shalahuddin Al-Ayyubi.
3. Cerita Pembebasan Konstantinopel
Seorang
anak muda diangkat menjadi khalifah pada umur 16 tahun dan para senior
di kerajaan itu meremehkan anak muda ini. Apa yang bisa dilakukan anak
muda ini? Para senior dan sesepuh di kerajaan tidak percaya dengan
kemampuan anak muda yang berumur 16 tahun. Ketika terjadi guncangan, dia
gagal. Ia sempat mengembalikan kerajaan kepada ayahnya, tapi kemudian
diberikan kembali. Akhirnya dia mulai berpikir, ada satu cara untuk
membuat para senior di kerajaan ini bisa percaya padanya. Lakukan
hal-hal yang tidak bisa dilakukan mereka. Seorang penyair Arab berkata,
“Walaupun aku adalah generasi yang datang paling ujung, aku akan
melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh para pendahulu.” Apa yang
tidak bisa dilakukan oleh orang terdahulu? Membebaskan Konstantinopel.
Sudah 700 tahun Rasulullah memberikan janji bahwa itu akan dibebaskan,
dan sejak khalifah Utsman kaum muslimin sudah berusaha untuk sampai ke
sana, tapi tidak satu pun yang pernah sampai. Sampai datang anak muda
ini yang ingin membuat cerita sejarah, cerita yang akan dikenang. Anak
muda itu adalah penakluk Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih.
Saudara
sekalian, kita harus menjadi penghayal besar yang ingin menulis cerita
sejarah kehidupan. Jangan pernah membiarkan orang lain menulis cerita
kehidupan kita. Jangan pernah membiarkan orang lain melakukan sesuatu
yang membuat mereka menentukan masa depan kita. Tidak boleh ada orang
yang menentukan masa depan kita! Kitalah yang bertanggung jawab untuk
menulis cerita dan masa depan kita sendiri. Cobalah bayangkan bahwa anak
dan cucu kita membaca sejarah perjuangan politik Islam di Indonesia dan
menemukan nama kita dalam sejarah itu. Bisakah kita membayangkan
sebelum kita wafat, sebelum kita mengucapkan dua kalimat syahadat yang
terakhir, kita hanya ingin menyampaikan doa yang sederhana kepada Allah
“Ya Allah, jika di tahun 2014 itu adalah amal besar yang telah
kulakukan, sepenuhnya ikhlas hanya untuk-Mu, maka jadikanlah amal itu
menjadi pengantar aku masuk ke surga.” Bisakah kita membuat cerita
seperti itu? Bisa!!!!
Sumber : dakwatuna.com
Posted By: PKS Beringin DS
Senin, 11 Maret 2013
Senin, 11 Maret 2013
Tiga Cerita Sejarah, Modal Mengukir Sejarah Kemenangan
4:45 PM
Unknown