Hamasah di Jalan Da'wah
Perjalanan dakwah masih panjang. Salah satu faktor yang membuat kita dapat bertahan dan terus eksis di jalan dakwah adalah adanya hamasah (semangat) dan iradah (kehendak) kuat yang tertanam dalam jiwa kita.
Jama'ah Penuh Berkah
Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.
Bekerja Untuk Indonesia
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)
Inilah Jalan Kami
Katakanlah: "Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (12:108)
Biduk Kebersamaan
Biduk kebersamaan kita terus berjalan. Dia telah menembus belukar, menaiki tebing, membelah laut. Adakah di antara kita yang tersayat atau terluka ? Sayatan luka, rasa sakit, air mata adalah bagian dari tabiat jalan yang sedang kita lalui. Dan kita tak pernah berhenti menyusurinya, mengikuti arus waktu yang juga tak pernah berhenti.
Kamis, 06 Oktober 2011
Kamis, 06 Oktober 2011
PKS: Kita tak Ingin Melihat TNI Kembali Berpolitik
PKS Belum Pernah Sekalipun Diajak Ngobrol SBY Soal Reshuffle
Partai Keadilan Sejahtera tidak terlalu khawatir dengan rencana reshuffle yang digulirkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. PKS merasa posisinya dalam kabinet Indonesia bersatu jilid kedua masih cukup aman mengingat kontrak khusus yang telah disepakati sebelumnya dengan Presiden.
PKS: Pernyataan Fahri Pecut KPK Agar Kerja Lebih Baik Lagi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan pernyataan kontroversial Fahri Hamzah hanya pendapat pribadi. Pendapat pribadi itu semata-mata agar KPK bekerja lebih baik lagi.
PKS Tegaskan Masih Pro Pemberantasan Korupsi
Meski tengah berada dalam pernyataan kontroversial salah satu kadernya, Fahri Hamzah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan partainya tetap mendukung pemberantasan korupsi di negeri ini. PKS menegaskan tak pernah berubah sikap tentang pemberantasan korupsi.
Naluri Kepahlawanan
Pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan besar dalam sejarah hanya dapat dijawab oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Itulah sebabnya kita menyebut para pahlawan itu orang-orang besar.
Oh, Pahlawan Negeriku........
Kami nyatakan keseluruh dunia
Telah bangkit ditanah air
Sebuah aksi kepahlawanan
Terhadap kepalsuan dan kebohongan
Yang bersarang dalam kekuasaan
Orang-orang pemimpin gadungan
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Pesan Untuk Orang-Orang Biasa
Kumpulan tulisan ini adalah anak-anak zamannya. Lahir saat badai menerpa seluruh sisi kehidupan bangsa kita. Kumpulan tulisan ini adalah kerja kecil untuk tetap mempertahankan harapan dan optimisme kita ditengah badai itu.
Anis Matta : Pernyataan Fahri Lebih Kepada Kritik Kinerja 9 Tahun KPK
Pernyataan Fahri Hamzah untuk membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), adalah bentuk kritik terhadap kinerja dan capaian 9 tahun terakhir. Terlalu berlebihan bila ditanggapi secara sentimentil seperti yang dilakukan Ketua KPK Busyro Muqoddas.
Pilkada Banten : Jazuli Lebih Visioner Dari Kandidat Lainnya
Seiring dengan waktu pemilihan Gubernur Banten semakin mendekat hanya hitungan hari. Nampaknya atmosfer politik di Banten-pun semakin memanas. Para kader partai sudah merapatkan barisan untuk memenangkan calon yang diusungnya. Beragam usaha untuk menaikkan citra calon sudah dilakukan kendati masih terkesan malu-malu dan terselubung.
Belajar kepada Hachiko
Jika kita melawat ke Shibuya di Negeri Sakura, masyarakat di sana akan menganjurkan kita menengok patung Hachiko. Shibuya adalah sebuah kota yang berada di wilayah Tokyo. Kota ini tampak sangat sibuk, dan selalu padat dikunjungi banyak warga masyarakat, baik warga asli Jepang maupun para pendatang dan tentu saja, turis. Banyak orang menyebut Shibuya adalah kotanya anak muda, karena di sini banyak disinggahi anak-anak muda untuk berbelanja dan membuat janji pertemuan.
Wacana Pembubaran KPK Tak Jadi Sikap PKS
Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq menegaskan, tiap pihak harus menyadari KPK tidak mungkin menyelesaikan seluruh kasus korupsi yang ada sendirian. Karena itu KPK harus menetapkan skala prioritas berdasarkan kepentingan nasional secara obyektif, bukan berdasarkan kepentingan pihak-pihak yang memiliki akses kuat ke KPK.
Fahri, KPK dan Bangsa yang Tak Hobi Mengunyah
Betapa dahsyatnya pengaruh media terhadap pembentukan opini publik kian tak terbantahkan, Senin, 3 Oktober lalu. Kala itu, dalam pertemuan antara Komisi III DPR, KPK, Kejagung dan Polri, sebuah pernyataan untuk membubarkan KPK dilontarkan Wakil Ketua Komisi III Fahri Hamzah. Usai itu, berbagai media cetak dan online ramai memberitakan. Fahri menjadi newsmaker. Bahkan, di www.detik.com, berita Fahri bersaing dengan Ayu Ting-Ting, pelantun lagu Alamat Palsu.
PKS pun terkena imbasnya. Keberadaan Fahri sebagai wakil sekjen PKS membuat media mengopinikan jika wacana pembubaran KPK didukung PKS. Simak beberapa judul berikut ini. Busyro: Silakan Kalau PKS Mau Membubarkan KPK (www.detik.com), Tifatul Sembiring: Tidak Benar PKS Anti KPK (www.vivanews.com), “Jika PKS Tak Membantah, Usul Fahri Mewakili Partai” (www.okezone.com), Busyro Persilakan F-PKS Bubarkan KPK (www.kompas.com).
Seketika, publik pun menghakimi PKS. Kata-kata makian, hinaan yang tak pantas memadati ruang publik. Pembunuhan karakter terhadap Fahri dan PKS berlangsung massif. Publik percaya bahwa PKS kini telah berubah. PKS sudah menjadi pembela koruptor, tak ada bedanya dengan partai lain. “Yang harus dibubarkan PKS, bukan KPK,” tulis seseorang di dunia maya.
Publik begitu mudah tergiring opininya. Hanya dengan satu dan dua berita, masyarakat segera percaya dengan apa yang diwartakan media. Fenomena ini sungguh mengkhawatirkan karena tak cuma Fahri dan PKS yang mengalaminya. Mengapa bisa terjadi?
Salah satu sebabnya karena kita yang tak hobi mengunyah. Setiap informasi yang kita dengar dan baca, langsung ditelan mentah-mentah. Bahkan, oleh orang yang terpelajar (well educated) sekalipun. Dalam konteks kasus Fahri, jika publik mau mengunyah berita sedikit saja, pasti tak serta merta berpikiran negatif terhadap PKS. Sedikitnya ada dua hal yang dapat membuat kita beropini positif seandainya kita hobi mengunyah.
Pertama, ibarat abjad A-Z, statement Fahri tentang pembubaran KPK adalah Z. Sebelum sampai Z, Fahri menjelaskan alasannya mengapa KPK perlu dibubarkan, dan itulah A sampai Y. Media hanya memuat pernyataan Fahri sepotong-sepotong; tak utuh. Dalam acara Jakarta Lawyers Club, bulan lalu, Fahri secara baik menjelaskan tentang persoalan KPK. Paparannya sangat runut, sistematis dan detail. Bahkan Karni Ilyas yang biasanya memotong pembicaraan, terlihat diam menyimak penjelasan Fahri.
Kedua, jika publik langsung memvonis bahwa PKS mendukung korupsi dan takut pada KPK, tentu saja sebuah kekeliruan besar. Kesimpulan itu berangkat dari data dan fakta yang keliru. Pangkalnya karena kita yang tak suka mengunyah.
Benarkah PKS takut KPK? Benarkah PKS mendukung koruptor? Itu semua terbantahkan dengan mudahnya. Pertanyaannya, adakah kader PKS yang menduduki jabatan publik menjadi koruptor dan menginap di hotel prodeo? Kalaupun ada, berapa persentasenya jika dibandingkan dengan kader partai lain?
Sejauh ini, kalaupun ada kader PKS yang menjadi terdakwa korupsi, sangat semerbak aroma politiknya. Kasus Misbakhun, misalnya. Kegigihannya mengusung kasus Century membuat ia harus berhadapan dengan penguasa. Muaranya, ia pun menjadi pesakitan.
Adakah kader PKS yang tertangkap tangan sedang menerima suap? Adakah yang tertangkap basah KPK? Adakah yang secara terang-benderang maupun tersembunyi melakukan korupsi seperti yang dilakukan kader partai lain? Sejauh ini nihil. Dan saya mengamati, insya Allah kader PKS akan istiqomah.
Data dan fakta ini sesungguhnya dengan sangat mudah mematahkan kesimpulan jika PKS anti KPK. Logikanya, partai yang kadernya paling banyak ditangkap KPK-lah yang seharusnya berteriak pembubaran KPK. Lalu mengapa Fahri mewacanakan hal tersebut?
Saya melihat ini cerminan partai yang punya karakter kuat; jati diri yang kokoh dan berani mengambil resiko karena tak populer. Fahri dan PKS berani menentang arus. Betapa saat ini jutaan orang berada di belakang KPK. Tak kecuali kader partai dan orang-orang yang bermasalah. Dengan cara itu, mereka berharap dicitrakan sebagai pembela kebenaran, orang bersih dan jujur. KPK seolah menjadi sarana bagi mereka untuk melakukan personal dan institution laundring. Tapi PKS justru berbeda. Dan bukan asal beda karena memang ada banyak hal yang harus dikritisi dari KPK.
KPK memiliki tugas antara lain:
1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Sudah delapan tahun KPK berdiri, tapi tugas-tugas tersebut masih belum maksimal dilaksanakan. Bangsa ini masih menjadi juara korupsi baik tingkat ASEAN maupun Asia Pasifik. Mengapa? Karena KPK sibuk dengan tindakan “tangkap basah”. Negeri ini menjadi gaduh. KPK seakan seperti polisi yang bersembunyi dibalik pohon agar bisa menilang pengendara motor atau mobil yang tak mentaati rambu lalu lintas.
Sejatinya, inilah yang hendak disampaikan oleh Fahri dan PKS. Partai ini siap menerima kecaman demi pembelajaran politik bagi masyarakat. Partai ini siap menerima hujatan demi pencerdasan bangsa. Dan partai ini siap menerima resiko terburuk agar publik mau mengunyah setiap berita yang diterimanya; bukan langsung ditelan mentah-mentah.
Wallahu a’lam.