Oleh : Muhammad Samin SS
Sosok Inspiratif dari Ranah Minang, Wali Nagari (Kepala Desa) Sitiung Syarifuddin
Ciptakan Nagari Bebas Asap Rokok dan Nagari Berlandaskan Islam
Pepatah bilang, lain lubuk lain pula ikan nya, seperti hal nya di Sumatera Barat sebutan Wali Nagari sama dengan Kepala Desa dipedesaan atau Lurah di daerah Kota di daerah lain di Indonesia.Di Provinsi Sumatera Barat Kabupaten Dharmasraya Kecamatan
Sitiung tak ada yang tak kenal dengan Wali Nagari (Kepala Desa) Sitiung , yakni
Syarifuddin, salah seorang Wali Nagari yang memiliki visi dan misi untuk
membangun nagari berlandaskan agama Islam.
Sejak kecil beliau telah di
didik agama yang kuat, sehingga dibawah kepemimpinannya Nagari Sitiuang
dijadikan sebuah nagari yang bebas asap rokok dan nagari yang memiliki
landasan Islam.
Nagari Sitiung merupakan salah satu nagari yang tertua yang ada di
Kabupaten Dharmasraya, dimana nagari ini dulunya sangat fanatik dengan
agama. Bahkan di Nagari ini juga telah banyak melahirkan para alim
ulama dari tiga provinsi, Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Di nagari ini
terdapat salah satu pondok pesantren Tarbiyatul Islamiyah dibawah
pimpinan buya Angku Mudo Jaka, disitu jugalah sosok Wali Nagari Sitiung
Syarifuddin mengemban ilmu agama.
Dari kelas satu hingga kelas tiga SD, Wali Nagari Sitiung ini telah
menamatkan Al Qur’an dan setelah itu langsung masuk sekolah agama di
Tarbiyah Islamiyah yang dipimpin Buya Angku Mudo Jaka.
Pada tahun 1965, wali nagari Sitiung menamatkan sekolahnya hingga tamat
Tsanawiyah di Tarbiyatul Islamiyah tersebut.
Kemudian wali nagari
sitiung saat itu ditawarkan oleh orang tua untuk sekolah agama, kemudian
pada tahun 1965 Wali Nagari Sitiung berangkat dan sekolah di Tarbiyatul
Islamiyah Candung Bukit Tinggi dan menamatkan pada tahun 1970 (5
tahun).
Setelah tamat disana, Wali Nagari Sitiung ini lantas melanjutkan sekolahnya
di IAIN Imam Bonjol Bukit Tinggi pada tahun 1971. Hanya saja, pada
bangku kuliah ini, wali Nagari Sitiung tidak sempat menamatkan
kuliahnya.
“Saya saat itu, disuruh kakak saya yang bernama Suhaimi untuk membantu
mengelola usaha mobil, kita punya tiga mobil yakni dua bus, satu truck.
Namun usaha ini bisa bertahan dua tahun,” jelasnya.
Kenang Wali Nagari Sitiung ini, setelah itu, dirinya bertekad untuk mengakhiri
masa lajang dengan menikahi salah satu anak dari Buya Salam Imam kakak
dari H Aminullah Salah yakni pada tahun 1974.
“Banyak lika-liku yang kita lalui, saat ini saya bertekad dengan ilmu
yang saya miliki akan menjadikan Nagari Sitiung menjadi nagari yang Islami,” tandasnya sembari bercerita tentang keinginannya dalam
membangun Nagari Sitiung.
Pelopor Demo dan Memutuskan Berwiraswasta
Lika-liku yang dijalani Wali Nagari Sitiung sangatlah panjang, begitu
juga dalam menjalankan pekerjaan. Setelah menikah, Wali Nagari Sitiung
menfokuskan diri untuk berwiraswasta, jadi pekerja di perusahaan bahkan
menjadi salah satu pelopor demo dan juga mengabdikan diri untuk mengajar
sesuai dengan bekal ilmu yang didapatnya. Seperti apa perjalanan
pekerjaan sebelum menjadi Nagari Sitiung,
Wali Nagari Sitiung Syarifuddin dalam prinsip menjalankan hidup dengan
bekerja keras, ikhlas dan beramal. Hal ini lah yang juga dijalankan oleh
Syarifuddin dalam menjalankan pekerjannya, sejak memutuskan untuk
menikah. Wali Nagari Sitiung menjalani pekerjaan dengan berbagai macam
pekerjaan, mulai dari berwiraswasta, bekerja di perusahaan dan juga
mengabdikan diri untuk mengajar dan menjadi pengurus di Madrasah
Tarbiyatul Islamiyah.
Wali Nagari Sitiung mengabdikan diri di MTI pimpinan Buya H Abdullah
Salam Imam, mertua sendiri pada tahun 1980 dengan mengajar selama dua
tahun dan menjadi pengurus yakni sekretaris selama lima tahun.
Disamping menjadi pengurus MTI, dalam organisai masyarakat, Wali Nagari
sitiung juga pada tahun 1981 diminta pemuda oleh Jorong Sitiung untuk
menjadi ketua olah raga Porsit sekaligus ketua pemuda Sitiung lebih
kurang ia jalani ini selama lima tahun.
“Saya dipercaya dan diminta para pemuda untuk menjadi ketua pemuda
Sitiung, amanah ini saya jalankan sambil melakukan pekerjaan mengajar
dan juga menjadi pengurus serta menjadi ketua pemuda Sitiung,”ungkap
Wali Nagari Sitiung kepada kepada penulis menceritakan pengalaman dalam
bekerja.
Kata Wali Nagari Sitiung, karena tingkat perekonomian saat itu mulai
meninggi dan dirinya juga menjadi tulang punggung bagi keluarga. Wali
Nagari Sitiung melamar pekerjaan di salah satu perusahaan Sawmell yakni
PT Andalas Word Jaya Baru (AWJB), saat itu dirinya dipercaya mejadi
tukang teli (Penghitung kayu) dimana saat itu gaji yang diberikan RP
1500 perhari pada tahun 1986, pekerjaan ini dirinya tekuni selama selama
9 bulan. “Saya berhenti karena pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai
dengan gaji,” tegasnya.
Lantas Wali Nagari Sitiung tidak kehilangan akal, dirinya kembali
melamar ke salah satu perusahaan sawmell PT Andalas Maratir Timber
(AMT). Saat itu dirinya hanya bertahan enam bulan. “Lokasi tempat kerja
jauh dari TKA, makanya saya saat itu kembali melamar pekerjaan di PT
Ingkasi Raya,” bebernya.
Kata Wali Nagari, di PT Ingkasi Raya ini dirinya diamanahkan sebagai
pengurus lapangan sekaligus mencatat RPM traktor lebih kurang 30 buah.
Saat itu cerita Wali Nagari, dirinya dijanjikan setelah 6 bulan
perusahaan akan mengangkat dirinya sebagai karyawan tetap bukan harian.
“Perusahaan ingkar janji, kita tidak diangkat jadi karyawan. Saya
memutuskan untuk bersama karyawan yang lain mengadakan demo ke
perusahaan untuk menyampaikan tuntutan dua tuntutan diangkat sebagai
karyawan tetap dan gaji dinaikan atau diberhentikan dengan catatan
diberi pasangon,” tegas Wali Nagari.
Hasilnya, Wali Nagari Sitiung diberhentikan diberi pasangon sebanyak Rp
1 juta. Setelah mendapat pasongan tersebut, dirinya langsung pergunakan
uang pesangon tersebut dan beralih profesi untuk menjadi pembeli karet dan terjun ke wiraswasta.
“Alhamdulillah sejak itu ada peningkatan ditambah dengan kebun karet
peninggalan orang tua 8 bidang, bertahan sampai tujuh tahun,” tandasnya.
Ikut Politik, 2 Kali Gagal dalam Pemilihan Wali Nagari (Kepala Desa)
Banyaknya perjalanan dan pengalaman yang dilalui oleh Syafruddin, membuat dirinya ikut berpolitik bahkan mencalonkan
diri menjadi wali nagari. Namun dua kali dirinya mencalonkan diri
menjadi wali nagari selalu gagal.
Pengalaman demi pengalaman yang didapat oleh Wali Nagari Sitiung dalam
mengarungi kehidupan ini, akhirnya Wali Nagari Sitiung mencoba untuk
terjun ke dunia politik. Saat itu dirinya pada tahun 1997, mencoba
mencalonkan diri jadi Kepada Desa (Wali Nagari-red) dengan empat calon
saat itu yakni Hayamudin, Abu Bakar, Kapidis Rasyid dan dirinya. Namun
saat itu Syarifuddin gagal dan dimenangkan oleh Abu Bakar.
Baru kemudian pada tahun 1998, Wali Nagari Syafruddin kembali mencoba
mencalonkan diri menjadi kepala desa dengan tiga calon saat itu yakni
Drs Muslim Samat, Ali Amran (Ali Tabek) dan dirinya. Lagi-lagi Wali
Nagari Syafruddin gagal dalam pemilihan kalah tipis dengan Muslim samat
dengan selisih suara 37 orang.
“Kegagalan yang saya alami jadi pelajaran bagi saya, untuk lebih baik kedepannya” kata Wali Nagari Sitiung Syafruddin.
Pada tahun 2002, cerita Wali Nagari Sitiung, dirinya dipercaya oleh
masyarakat menjadi ketua panitia masjid Jami Sitiung. Dengan bekal
keikhlasan dalam menjalankan amanah dan tentunya akan bekerja keras
mewujudkan itikad baik dalam membangun masjid, wali Nagari Sitiung
Syafruddin memasang niat ikhlas karena Allah SWT untuk menjadi Ketua
pembangunan masjid.
Saat itu, Kata Wali Nagari, dirinya mengumpulkan seluruh tokoh
masyarakat untuk merenovasi total masjid Jami Sitiung, dana awal Rp 22
juta tentu dana tersebut tidak mencukupi. Dalam RAB harus disiapkan
sebanyak 1,4 Miliar.
“Kita buat proposal sebanyak-banyaknya, waktu itu perusahaan banyak
sampai ke Jakarta dan Malaysia untuk mencari dana, Alhamdulillah
berhasil mengumpul uang sebanyak 25 juta karena dana masih sangat jauh,
maka buat kesepakatan lagi dengan mengkapling tanah satu setengah hektar
tepatnya simpang Blok A arah ke Sungai Duo dan terkumpul dana Rp 200
juta dengan dana tersebut telah terlaksana cor lantai dua pada tahun
yang sama, dibantu oleh bapak Marlon sebanyak 250 juta. Alhamdulillah
masjid selesai dalam keadaan 85 persen,” ungkap Wali Nagari.
Lanjut Wali Nagari menceritakan kisahnya, pada saat itu ninik mamak
meminta kepada dirinya untuk mencalonkan diri sebagai wali nagari. Pada
saat itu dirinya belum menyetujui dan berpikir-pikir lebih dahulu setelah
10 hari datang lagi ninik mamak, supaya mencalonkan diri kembali.
“Saya setujui dengan catatan untuk jorong Sitiung satu orang saja
akhirnya di Setujui dan diurus dengan persyaaratan lainnya,” jelasnya,
Dengan perjalan yang sangat panjang, penuh liku-liku dan melelahkan
akhirnya tuhan bersama kita niat ikhlas dan didukung ninik mamak kita
dapat suara terbanyak dengan jumlah suara 1287 suara. “Pada tanggal 10
oktober tepatnya hari jumat dilantik oleh Adi Gunawan telah diberi
amanah oleh masyarakat tentu kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh
bagaimana nagari sitiung bisa maju kedepan lebih baik daripada hari ini.
bebrbagai terobosan yang telah dilalui, dua bulan menyempurnakan
struktur lembaga nagari seperti KAN, LPM, Pemuda dan
Organisasi-organisasi lainnya,” jelas Wali Nagari.
Bawa Nagari (Desa) Sitiung Menjadi Nagari Bebas Asap Rokok
Dipercaya menjadi Wali Nagari Sitiung, Syafruddin bertekad akan menjadi
Nagari Sitiung yang tidak hanya berlandaskan azas Islam, tetapi juga
akan membawa Nagari Sitiung menjadi Nagari berprestasi bahkan saat ini
Wali Nagari Sitiung berhasil membawa Nagari Sitiung menjadi Nagari Bebas
Asap Rokok yang telah diakui oleh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya
Provinsi Sumatera Barat.
Terpilihnya Syarifuddin menjadi Wali Nagari Sitiung tanpa berlama-lama dirinya
langsung melakukan pembenahan struktur nagari yang dianggap sangat
penting dalam membangun nagari Sitiung kedepan, dalam waktu dua bulan,
Wali Nagari Sitiung berhasil menyempurnakan struktur lembaga nagari
seperti perangkat nagari, Banmus, KAN, LPM Pemuda dan organisasi serta
membuat organisai lainnya.
Setelah itu, Wali Nagari juga memiliki visi dan misi yang jelas dalam
menjalankan roda kepemerintahan nagari.
Dibawah kepemimpinannya dirinya
bertekad menjadikan Nagari Sitiung menjadi nagari yang Islami bahkan nagari
yang bebas asap rokok, tidak hanya itu Wali Nagari Sitiung juga
bertekad akan menjadikan Nagari Sitiung menjadi salah satu nagari yang
berprestasi.
Rencana yang telah dilakukan oleh Wali Nagari Sitiung ini bukan hanya
sebatas rencana, dalam dua bulan ini wali nagari Sitiung berhasil
membawa Nagari Sitiung menjadi nagari hatinya PKK dan asih asuh untuk
tingkat Sumatera Barat dengan memperoleh juara II.
Setelah itu, Nagari Sitiung dari 52 nagari berhasil meraih nagari
berprestasi untuk tingkat Kabupaten Dharmasraya dengan meraih tingkat
III. “Saya bertekad akan menjadikan Nagari Sitiung menjadi nagari
terbaik satu untuk tingkat Provinsi Sumatera Barat, saat ini kita telah
mengevaluasi dan menyiapkan untuk menjadi Nagari terbaik tingkat
Provinsi Sumbar,” ungkap Wali Nagari Sitiung Syafruddin kepada penulis.
Saat ini, kata Wali Nagari bersama banmus, Nagari Sitiung telah membuat
peraturan nagari (Perna)yakni Perna larangan merokok dikawasan kantor
nagari, sarana pendidikan, masjid, pasar dan juga tempat umum.
Bahkan saat ini, Wali Nagari juga sudah menciptakan sanksi bagi
masyarakat yang merokok ditengah umum. Tidak hanya sanksi, Wali Nagari
Sitiung juga memberikan reword dan hadiah kepada masyarakat yang
berhenti merokok.
“Sampai saat ini sudah ratusan masyarakat kita yang berhenti merokok dan
sudah saya berikan hadiah. cita-cita saya tidak ada satupun masyarakat
kita yang merokok, saat ini pelan-pelan kita arahkan kepada masyarakat
untuk tidak merokok sebab merokok banyak mudaratnya jika dibandingkan
manfaatnya. Alhamdulillah masyarakat kita sadar hal itu, meski masih ada
warga kita yang merokok. Tapi mereka merokok secara sembunyi-sembunyi
atau merokok diluar daerah dari Nagari Sitiung,” tegasnya.
Diceritakan Syarifuddin, bahkan ide darinya ini untuk menciptakan nagari
bebas asap rokok sudah keluar di harian kompas pada edisi Rabu 12
September 2012 yang dituliskan oleh Muhammad Samin, SS. Tidak hanya itu,
Seminggu setelah itu tepatnya pada hari Kamis tanggal 18 September
2012, dirinya juga didatangi salah satu wartawan Metro TV yang
ditugaskan langsung dari Jakarta untuk mewawancarai dirinya mengenai ide
menjadikan Nagari Sitiung bebas asap rokok dengan durasi profil nagari
selama ½ jam. “Alhamdulillah saya juga dapat kabar kalau nanti pada hari
kesehatan nasional, saya akan diundang ke Jakarta untuk mendapatkan
penghargaan kesehatan karena telah berhasil membawa Nagari Sitiung bebas
asap rokok. Semoga apa yang saya lakukan ini bisa menjadi contoh bagi
desa lain yang ada di Indonesia,” tutup Syafruddin mengakhiri ceritanya
kepada penulis. (***)
Sumber: Kompsiana.com
Posted By ; PKS Beringin DS
Selasa, 09 Oktober 2012
Selasa, 09 Oktober 2012
Pelopor Pertama Indonesia, Ciptakan Desa Bebas Asap Rokok
4:00 PM
Unknown