Assalamu ‘Alaikum, mau Tanya, apakah kalau saya membaca Al Quran ke air
putih, lalu air itu untuk diminumkan ke nenek saya yang sakit,
bolehkah? (085251908xxx)
Jawaban:
Wa ‘Alaikum Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh. Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘ala Rasulillah wa ba’d:
Contoh seperti yang ditanyakan ini, dibolehkan menurut jumhur
(mayoritas) ulama, sejak zaman sahabat seperti Ibnu Abbas, Abu Qilabah,
hingga tabi’in seperti Mujahid. Ada pun Ibrahim An Nakha’i
memakruhkannya. Tetapi meruqyah dengan cara membaca adalah lebih afdhal,
sebab itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dan sahabatnya.
Berikut fatwa-fatwa para imam kaum muslimin:
1. Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma
Beliau adalah sahabat nabi yang dijuluki Hibrul Ummah, tintanya umat
ini, karena kecerdasan dan keluasan ilmunya. Beliau mengatakan:
إذا عسر على المرأة ولدها تكتب هاتين الآيتين والكلمتين في صحيفة ثم
تغسل وتسقى منها، وهي: بسم الله الرحمن الرحيم لا إله إلا الله العظيم
الحليم الكريم، سبحان الله رب السموات ورب الارض ورب العرش العظيم ” كأنهم
يوم يرونها لم يلبثوا إلا عشية أو ضحاها ” [ النازعات: 46 ]. ” كأنهم يوم
يرون ما يوعدون لم يلبثوا إلا ساعة من نهار بلاغ فهل يهلك إلا القوم
الفاسقون ”
“Jika seorang wnaita kesulitan ketika melahirkan, maka Anda tulis dua
ayat berikut secara lengkap di lembaran, kemudian masukkan ke dalam air
dan kucurkan kepada dia, yaitu kalimat: Laa Ilaha Illallah Al Halimul
Karim Subhanallahi Rabbil ‘Arsyil ‘Azhim Al Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
(Tiada Ilah Kecuali Allah yang Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabbnya Arsy
Yang Agung, Segala Puji Bagi Allah Rabb Semesta Alam)
Ka’annahum yauma yaraunaha lam yalbatsu illa ‘asyiyyatan aw dhuhaha.
(pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan
tidak tinggal (di dunia), melainkan sebentar saja di waktu sore atau
pagi. QS. An Nazi’at (79): 46)
Ka’annahum yauma yarauna maa yu’aduna lam yalbatsuu illa saa’atan min
naharin balaagh. (Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada
mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat
pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup. QS. Al Ahqaf (46):
35) (Imam Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkamil Quran, 16/222. Dar Ihya’ At
Turats)
2. Imam Ibnu taimiyah Rahimahullah
Beliau mengatakan sebagai berikut :
فَصْلٌ وَيَجُوزُ أَنْ يَكْتُبَ لِلْمُصَابِ وَغَيْرِهِ مِنْ الْمَرْضَى
شَيْئًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَذِكْرُهُ بِالْمِدَادِ الْمُبَاحِ
وَيُغْسَلُ وَيُسْقَى كَمَا نَصَّ عَلَى ذَلِكَ أَحْمَد وَغَيْرُهُ قَالَ
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَد : قَرَأْت عَلَى أَبِي ثِنَا يَعْلَى بْنُ
عُبَيْدٍ ؛ ثِنَا سُفْيَانُ ؛ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ
الْحَكَمِ ؛ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ؛ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ :
إذَا عَسِرَ عَلَى الْمَرْأَةِ وِلَادَتُهَا فَلْيَكْتُبْ : بِسْمِ اللَّهِ
لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ { كَأَنَّهُمْ
يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا } {
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً
مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ } .
قَالَ أَبِي : ثِنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ بِإِسْنَادِهِ بِمَعْنَاهُ
وَقَالَ : يُكْتَبُ فِي إنَاءٍ نَظِيفٍ فَيُسْقَى قَالَ أَبِي : وَزَادَ
فِيهِ وَكِيعٌ فَتُسْقَى وَيُنْضَحُ مَا دُونَ سُرَّتِهَا قَالَ عَبْدُ
اللَّهِ : رَأَيْت أَبِي يَكْتُبُ لِلْمَرْأَةِ فِي جَامٍ أَوْ شَيْءٍ
نَظِيفٍ . وَقَالَ أَبُو عَمْرٍو مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَد بْنِ حَمْدَانَ
الحيري : أَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النسوي ؛ حَدَّثَنِي عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ أَحْمَد بْنِ شبوية ؛ ثِنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ
شَقِيقٍ ؛ ثِنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ؛ عَنْ سُفْيَانَ ؛ عَنْ
ابْنِ أَبِي لَيْلَى ؛ عَنْ الْحَكَمِ ؛ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ؛
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : إذَا عَسِرَ عَلَى الْمَرْأَةِ وِلَادُهَا
فَلْيَكْتُبْ : بِسْمِ اللَّهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ ؛ سُبْحَانَ
اللَّهِ وَتَعَالَى رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ؛ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا
إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا } { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا
يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ
يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ } . قَالَ عَلِيٌّ : يُكْتَبُ فِي
كاغدة فَيُعَلَّقُ عَلَى عَضُدِ الْمَرْأَةِ قَالَ عَلِيٌّ : وَقَدْ
جَرَّبْنَاهُ فَلَمْ نَرَ شَيْئًا أَعْجَبَ مِنْهُ فَإِذَا وَضَعَتْ
تُحِلُّهُ سَرِيعًا ثُمَّ تَجْعَلُهُ فِي خِرْقَةٍ أَوْ تُحْرِقُهُ
“Dibolehkan bagi orang yang sakit atau tertimpa lainnya, untuk
dituliskan baginya sesuatu yang berasal dari Kitabullah dan Dzikrullah
dengan menggunakan tinta yang dibolehkan (suci) kemudian dibasuhkan
tulisan tersebut, lalu airnya diminumkan kepada si sakit, sebagaimana
hal ini telah ditulis (dinashkan) oleh Imam Ahmad dan lainnya.
Abdullah bin Ahmad berkata; Aku membaca di depan bapakku: telah
bercerita kepada kami Ya’la bin ‘Ubaid telah bercerita kepada kami
Sufyan, dari Muh. bin Abi Laila, dari Hakam, dari Said bin Jubeir dari
Ibnu Abbas ia berkata: “Jika seorang ibu sulit melahirkan maka tulislah …
بِسْمِ اللَّهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ
سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
“Dengan nama Allah, Tidak ada Ilah selain Dia, Yang Maha Mulia, Maha
Suci Allah Rabbnya ‘Arys yang Agung, segala puji bagi Allah Rabba
semesta alam.”
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا
“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa
seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari.” (QS. An Naziat (79):46)
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا
سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ
الْفَاسِقُونَ
“Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.
(inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan
kaum yang fasik.” (QS. Al Ahqaf (46): 35)
Bapakku berkata: Telah meceritakan kepadaku Aswad bin ‘Amir dengan
sandnya dan dengan maknanya dan dia berkata: Ditulis di dalam bejana
yang bersih kemudian diminum. Bapakku berkata: Waki’ menambahkannya:
Diminum dan dipercikkan kecuali pusernya (ibu yang melahirkan), Abdullah
berkata: Aku melihat bapakku menulis di gelas atau sesuatu yang bersih
untyuk seorang ibu (yang sulit melahirkan).
Abu Amr Muham mad bin Ahmad bin Hamdan Al Hiri berkata: Telah
mengabarkan kepada kami Al Hasan bin Sufyan An Nasawi, telah bercerita
kepadaku Abdullah bin Ahmad bin Syibawaih telah bercerita kepadaku Ali
bin Hasan bin Syaqiq, telah bercerita kjepadaku Abdullah bin Mubarak,
dari Sufyan dari ibnu Abi Laila, dari Al hakam, dari Said bin Jubeir,
dari Ibnu Abbas, ia berkata: Jika seorang wanita sulit melahirkan maka
tulislah:
(lalu disebutkan ayat-ayat seperti di atas)
Ali berkata: ditulis di atas kertas kemudian digantungkan pada
anggota badan wanita (yang susah melahirkan). Ali berkata: Dan sungguh
kami telah mencobanya, maka tidaklah kami melihat sesuatu yang lebih
menakjubkan (hasilnya) dari padanya maka jika wanita tadi sudah
melahirkan maka segeralah lepaskan, kemudian setelah itu sobeklah atau
bakarlah.”
(Demikian fatwa Imam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa, 4/187. Maktabah Syamilah)
3. Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah
Beliau menyebutkan beberapa riwayat dari kaum salaf (terdahulu)
kebolehan membaca atas menuliskan ayat Al Quran pada wadah lalu airnya
dipercikkan kepada orang sakit. Berikut ini ucapannya:
قَالَ الْخَلّالُ حَدّثَنِي عَبْدُ اللّهِ بْنُ أَحْمَدَ : قَالَ
رَأَيْتُ أَبِي يَكْتُبُ لِلْمَرْأَةِ إذَا عَسُرَ عَلَيْهَا وِلَادَتُهَا
فِي جَامٍ أَبْيَضَ أَوْ شَيْءٍ نَظِيفٍ يَكْتُبُ حَدِيثَ ابْنِ عَبّاسٍ
رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ لَا إلَهَ إلّا اللّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ
سُبْحَانَ اللّهِ رَبّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبّ
الْعَالَمِينَ { كَأَنّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ
يَلْبَثُوا إِلّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ } [ الْأَحْقَافُ 35 ] {
كَأَنّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلّا عَشِيّةً أَوْ
ضُحَاهَا } [ النّازِعَاتُ 46 ] . قَالَ الْخَلّالُ أَنْبَأَنَا أَبُو
بَكْرٍ الْمَرْوَزِيّ أَنّ أَبَا عَبْدِ اللّهِ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا
أَبَا عَبْدِ اللّهِ تَكْتُبُ لِامْرَأَةٍ قَدْ عَسُرَ عَلَيْهَا
وَلَدُهَا مُنْذُ يَوْمَيْنِ ؟ فَقَالَ قُلْ لَهُ يَجِيءُ بِجَامٍ وَاسِعٍ
وَزَعْفَرَانٍ وَرَأَيْتُهُ يَكْتُبُ لِغَيْرِ وَاحِدٍ
“Berkata Al Khalal: berkata kepadaku Abdullah bin Ahmad, katanya: Aku
melihat ayahku menulis untuk wanita yang sulit melahirkan di sebuah
wadah putih atau sesuatu yang bersih, dia menulis hadits Ibnu Abbas
Radhiallahu ‘Anhu:
Laa Ilaha Illallah Al Halimul Karim Subhanallahi Rabbil ‘Arsyil
‘Azhim Al Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin. (Tiada Ilah Kecuali Allah yang
Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabbnya Arsy Yang Agung, Segala Puji Bagi
Allah Rabb Semesta Alam)
Ka’annahum yauma yarauna maa yu’aduna lam yalbatsuu illa saa’atan min
naharin balaagh. (Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada
mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat
pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup. QS. Al Ahqaf (46):
35)
Ka’annahum yauma yaraunaha lam yalbatsu illa ‘asyiyyatan aw dhuhaha.
(pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan
tidak tinggal (di dunia), melainkan sebentar saja di waktu sore atau
pagi. QS. An Nazi’at (79): 46)
Al Khalal mengatakan: mengabarkan kepadaku Abu Bakar Al Marwazi,
bahwa ada seseorang datang kepada Abu Abdullah (Imam Ahmad), dan
berkata: “Wahai Abu Abdullah, kau menulis untuk wanita yang kesulitan
melahirkan sejak dua hari yang lalu?” Dia menjawab: : “Katakan baginya,
datanglah dengan wadah yang lebar dan minyak za’faran. “ Aku melihat dia
menulis untuk lebih dari satu orang. (Zaadul Ma’ad, 4/357. Muasasah Ar
Risalah)
Beliau juga mengatakan:
وَرَخّصَ جَمَاعَةٌ مِنْ السّلَفِ فِي كِتَابَةِ بَعْضِ الْقُرْآنِ
وَشُرْبِهِ وَجَعَلَ ذَلِكَ مِنْ الشّفَاءِ الّذِي جَعَلَ اللّه فِيهِ .
كِتَابٌ آخَرُ لِذَلِكَ يُكْتَبُ فِي إنَاءٍ نَظِيفٍ { إِذَا السّمَاءُ
انْشَقّتْ وَأَذِنَتْ لِرَبّهَا وَحُقّتْ وَإِذَا الْأَرْضُ مُدّتْ
وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلّتْ } [ الِانْشِقَاقُ 41 ] وَتَشْرَبُ
مِنْهُ الْحَامِلُ وَيُرَشّ عَلَى بَطْنِهَا .
“Segolongan kaum salaf memberikan keringanan dalam hal menuliskan
sebagian dari ayat Al Quran dan meminumnya, dan menjadikannya sebagai
obat yang Allah jadikan padanya. Untuk itu, dituliskan di bejana yang
bersih:
“Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah
semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan
apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.” (QS. Al Insyiqaq (84):
1-4)
Lalu diminumkan kepada orang hamil dan diusapkan ke perutnya. (Ibid, 4/358)
4. Fatwa Lajnah Daimah Lil Buhuts Al ‘Ilmiah wal Ifta
Fatwa ini ditanda tangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin
Baz, Syaikh Abdullah bin Sulaiman bin Mani’, Syaikh Abdurrazzaq ‘Afifi,
dan Syaikh Abdullah bin Abdirrahman Ghudyan.
السؤال الثاني من الفتوى رقم (143):
س : إذا طلب رجل به ألم رقى، وكتب له بعض آيات قرآنية، وقال الراقي: ضعها في ماء واشربها فهل يجوز أم لا؟
ج : سبق أن صدر من دار الإفتاء جواب عن سؤال مماثل لهذا السؤال هذا نصه:
كتابة شيء من القرآن في جام أو ورقة وغسله وشربه يجوز؛ لعموم قوله تعالى: {
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
} فالقرآن شفاء للقلوب والأبدان، ولما رواه الحاكم في [المستدرك] وابن
ماجه في [السنن] عن ابن مسعود رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم
قال: « عليكم بالشفاءين العسل والقرآن » وما رواه ابن ماجه ، عن علي رضي
الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: « خير الدواء القرآن »
وروى ابن السني عن ابن عباس رضي الله عنهما: (إذا عسر على المرأة ولادتها
خذ إناءً نظيفًا فاكتب عليه) { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ
} الآية ، و { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا }
الآية ، و { لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ }
الآية ، ثم يغسله وتسقى المرأة منه وتنضح على بطنها وفي وجهها).
Pertanyaan kedua, fatwa No. 143:
“Jika seorang laki-laki yang meminta diruqyah sakitnya, dia
dituliskan untuknya sebagian ayat-ayat Al Quran, dan si peruqyah
berkata: “letakkan ini di air dan minumlah airnya,” bolehkah atau
tidak?”
Jawab:
Dahulu pernah dijawab oleh Darul Ifta pertanyaan semisal , sebagai
berikut: Tulisan sebagian ayat Al Quran pada wadah, atau lembaran, lalu
dibasuhkannya air tersebut atau meminumnya, adalah boleh. Sesuai
keumuman ayat: “dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Isra (17): 82).
Al Quran adalah obat bagi hati dan badan, sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Al Hakim dalam Al Mustadrak dan Ibnu Majah dalam Sunannya, dari
Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: “Hendaklah kalian berobat dengan madu dan Al Quran.” Dan juga
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ali Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sebaik-baiknya obat adalah Al Quran.”
Juga diriwayatkan oleh Ibnu As Sunni dari Ibnu Abbas Radhiallahu
‘Anhuma: “Jika seorang wanita kesulitan melahirkan, ambil-lah wadah
bersih dan tulis di atasnya: Ka’annahum yauma yaraunaha maa yu’adun.
(Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka. QS. Al
Ahqaf (46): 35), juga ayat: Ka’annahum yauma yaraunaha lam yalbatsu
(pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan
tidak tinggal (di dunia). QS. An Nazi’at (79): 46), juga ayat: Laqad
kaana fi qashashihim ‘ibratul li ulil albab (Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. QS. Yusuf (12): 111). Lalu dimandikan dan dikucurkan
kewanita itu, dan dipercikkan ke perutnya dan wajahnya. (Fatawa Lajnah
Daimah Lil Buhuts Al ‘Ilmiah wal Ifta, 1/245. Tahqiq: Ahmad bin
Abdurraziq Ad Duwaisy)
Ulama lain yang menyatakan kebolehannya adalah
- Imam Abdul Hamid Asy Syarwani dan Imam Ibnul Qasim Al ‘Ibadi, Al Hawasyi, 7/34. Mawqi’ Ya’sub
- Imam Ibnu Hajar Al Haitami A Makki, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj 27/456. Mawqi’ Islam.
- Imam Muhammad Al Khathib Asy Syarbini, Mughni Muhtaj Ila MA’rifatil Alfazh Al Minhaj, 11/132. Mawqi’ Al Islam.
- Imam Sulaiman bin ‘Umar bin Muhammad Al Bujairami, Hasyiyah ‘Alal Minhaj, 11/180.
Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Alihi wa Shahbihi ajmain.
Demikian.
Wallahu A’lam
Sumber : http://www.ustadzfarid.com
Posted By : PKS Beringin DS